Weird Dream

2.2K 132 10
                                    

Malam hari adalah waktu yang paling ku nantikan. Satu-satunya saat dimana aku bisa mendapatkan ketenangan. Tapi terkadang malam hari juga bisa menjadi musuh mengerikan bagiku. Seperti halnya dengan malam ini.

Aku pergi ke hutan yang aku sendiri tak tahu di mana ini, tapi rasanya ini di pegunungan, karena aku merasa semakin lama semakin berat aku berjalan. Seperti mendaki. Aku menyusuri jalan setapak yang dipenuhi tumbuhan liar. Pohon-pohon berdiri kokoh, berbanjar menyambutku ke kedalaman hutan. Sinar rembulan memberikan penerangan untukku berjalan. Sampai akhirnya aku melihat seseorang.

Dia berjalan menuju suatu tempat. Aku pun mengikuti nya, dan sepertinya ia tak menyadari kehadiran ku. Dia berjalan lurus dan tatapan pun lurus ke depan.

Karena merasa ada yang aneh pada dirinya, aku pun memutuskan untuk memanggil nya, "Fang?"

"Apa yang kau lakukan disini, Fang?"

Dia tidak menjawab dan terus berjalan lurus, hingga akhirnya aku menyadari bahwa dia berjalan lurus ke dataran rendah yang curam, atau bisa disebut, tebing.

"Fang! Berhenti!" Aku berusaha mengejarnya, tapi aku tertahan oleh sesuatu. Seperti ada dinding tembus pandang dihadapan ku yang menghalangi, aku memukul udara yg menahan ku ini.

"Fang! Berhenti! Fang, apa yang kau lakukan?!" Aku terus meneriakinya, tapi ia tak menghiraukan panggilan ku.
  
Kemudian saat dia sudah tepat berada di pinggir tebing, kakinya masih terus melangkah, dan akhirnya ia pun menghilang dari pandangan ku.

"FANG!!"

---

Kaizo terbangun dari tidur nya. "Hanya mimpi... Itu hanya mimpi..." gumam Kaizo dengan nafas terengah-engah dan tubuh yang basah dengan keringat.

Namun itu sangatlah aneh untuk ukuran mimpi, atau ini sebuah petanda? Tidak tidak, itu tidak mungkin, dan tidak boleh sampai terjadi. Sudah cukup kesalahan yang ia perbuat tahun lalu, ia tidak akan memperlakukan adiknya dengan sedemikian lagi, tidak akan. Tapi, mimpi itu seperti bukan memperingati kesalahannya, ada hal lain.

"Kakak!" seseorang menggedor-gedor pintu kamarnya.

"Ayo bangun, kak. Sarapannya sudah siap" ucapnya dari luar sana.

"Iya, aku akan segera ke sana" jawab Kaizo, yang kemudian segera bersiap dan keluar untuk sarapan.

Kaizo memang ikut menemani Fang tinggal di bumi. Bukan tanpa alasan. Selain karena Kaizo memang diberikan cuti oleh para Laksamana, dia juga ingin mengawasi atau lebih tepatnya menjaga adiknya untuk beberapa minggu. Sebab akhir-akhir ini dia selalu mendapatkan mimpi buruk tentang adiknya.

Sesampainya di meja makan,
"Apa kakak baik-baik saja?" tanya Fang dengan mulut yang masih mengunyah nasi goreng.

"Hmm.." Kaizo hanya menjawabnya dengan deheman.

"Kenapa belakang ini kakak bangun terlambat?" tanya Fang.

"Aku sibuk tadi malam" singkat nya.

"Lalu.. kenapa tadi kakak memanggil ku?"

Kaizo terdiam sejenak. Apa mungkin Fang mendengar nya berteriak sebelum terbangun dari mimpinya tadi?

"Kak?" Fang menyadarkan Kaizo dari lamunannya.

"Uuumm.. aku.. aku tidak memanggil mu. Mungkin kau salah dengar" tutur Kaizo.

Fang hanya diam dan melanjutkan sarapan nya. Selama sarapan, keheningan berada di antara mereka. Mereka berdua sudah terbiasa. Jadi ini bukan masalah bagi keduanya.







Di  Sekolah Akademi Pulau Rintis, empat sekawan sedang mengobrol di kelas, menunggu waktu masuk tiba. Hingga terdengar suara langkah kaki seseorang yang menuju ke kelas mereka.

Before You Go [KaiFang Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang