Sejenak mereka terkejut. Fiolet memanggil Axel dengan sebutan kakak? Jadi mereka bersaudara?
"Jangan sakiti mereka lagi. Tujuan kita sudah tercapai, IntelBot sudah ditangan kita. Sekarang ayo kita pergi" ujar Fiolet.
"Kenapa? Apa kau merasa kasihan pada mereka?" tanya Axel.
"Ya, karena mereka temanku" jawab Fiolet.
"Gggrrr..!! Aku memintamu menjadi mata-mata, bukannya malah berteman dengan mereka!!"
"Aku tidak peduli. Mereka semua baik dan ramah, aku hanya perlukan teman yang menemani hari-hari ku, aku tidak memerlukan siapapun yang hanya akan menghancurkan hidupku" balas Fiolet.
"Apa kau lupa, siapa yang menjagamu selama ini?! Dengan siapa kau bertahan selama ini?"
Sejenak Kaizo merasa seperti menonton kilas baliknya sendiri, saat ketika ia masih menganggap Fang sebagai bawahannya dan tidak pernah menggunakan perasaan dalam pertempuran, saat ketika ia selalu berkata kasar dan lantang, tidak ada kasih sayang sedikitpun.
"Apa aku terlihat sebagai orang jahat di mata mu?!!" sambung Axel.
"Lebih dari itu. Aku bahkan menganggap mu lebih mengerikan daripada monster. Kau sanggup melenyapkan banyak orang hanya untuk robot berteknologi tinggi yang kau panggil power sphera itu. Kau tega membiarkan banyak anak terlantar hanya demi kekuasaan" jawab Fiolet.
"Lalu bagaimana dengan kita? Bukankah kita sudah cukup merasakannya. Sekarang giliran mereka yang merasakan betapa menyakitkannya dunia ini. Tidak ada yang pantas untuk bahagia, karena mereka semua sama saja!" bentak Axel.
"Tidak! Mereka tidak sama! Masih banyak makhluk di luar sana yang berhati mulia, salah satunya adalah mereka, teman-teman ku"
"Berhentilah memuji mereka!!" Axel sudah tidak tahan lagi. Ini sudah yang kedua kalinya Fiolet melindungi mereka. (Tunggu, apa? Kedua kalinya?)
"Tidak ada yang mengerti tentang perasaan, tidak ada yang peduli dengan kebaikan! Semua makhluk sama saja!" aura yang berbeda keluar dari tubuh Axel.
Dengan segera, Kaizo menscan Axel lagi menggunakan topengnya yang sudah menutupi wajahnya dengan sempurna. Setelah membaca informasi yang tertera, ia terkejut. Ternyata kekuatan manipulasi minda milik Axel telah mencapai tahap kedua, itu artinya...
"Grrhh!!" Axel menjulurkan tangannya ke arah seseorang.
"Aaarrgg.."
"Fang?" mereka melihat Fang sedang menunduk memegang kepalanya dengan erat sambil memejamkan matanya dan terus merintih kesakitan.
"Saatnya memulai pertunjukan yang sebenarnya" gumam Axel sambil menekuk jari-jari nya seolah-olah sedang mencengkram.
"AAARRRGG!!!"
"Fang!" Boboiboy hendak mendekati nya.
"Tunggu, Boboiboy. Aku tau apa yang dia lakukan pada adikku" cegah Kaizo.
Perlahan Fang mulai mengangkat kepalanya disertai dengan erangan yang sulit diartikan. Kini terlihat dengan jelas wajah dinginnya yang dengan tajam menatap sinis kearah mereka.
"Habisi mereka semua!" perintah Axel.
Fang langsung menumpukan kekuatan nya dan menyerang mereka dengan jari-jari bayangan dan berbagai monster bayangan.
"Ada apa dengan nya?" tanya Yaya.
Puluhan jari bayangan menggeliat di belakang Fang, seakan menandakan bahwa Fang siap menyerang dengan kekuatan besar.
"Dia sudah dikendalikan! Sebaiknya kita mundur dulu!" Kaizo mengarahkan mereka semua untuk keluar dari kastil itu. Tak lupa pula mereka membantu Gopal yang masih lemah sebab terkena setruman tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Before You Go [KaiFang Fanfiction]
Short StoryTrauma akan tragedi tahun lalu, Kaizo selalu dihantui perasaan bersalah, walaupun kini ia sudah mulai dekat dengan adiknya. Hal di luar dugaan pun terjadi, dan inilah yang ia takutkan. • "Fang, kau dari mana saja? Kenapa kemarin kau bolos sekolah? D...