Kini mereka semua tengah berada di dalam markas TAPOPS-U, termasuk Kaizo dan Fang. Setelah sebelumnya komandan Koko Ci menghubungi mereka semua.
"Hari ini kalian akan menjalankan misi di planet Clevas" kata Komandan sebagai hologram. Ia menekan satu tombol dan muncullah hologram sebuah power sphera.
"Eh, power sphera apa itu?" tanya Ying.
"Ini adalah IntelBot. Power sphera ini bisa meningkatkan Intelligence/kecerdasan seseorang, sehingga pemakainya bisa mengatur strategi dengan sangat tepat dan efisien. Dan karena kekuatan yang dimiliki IntelBot sangat rentan untuk disalahgunakan, penduduk di planet Clevas menyembunyikannya di suatu tempat. Tapi sayangnya maklumat ini bocor hingga terdengar oleh para pemburu power sphera. Tugas kalian adalah melindungi penduduk planet Clevas dan menghentikan para pemburu itu merebut IntelBot" jelas Komandan.
"Baik, Komandan" mereka memberikan hormat ala TAPOPS.
"Satu hal lagi, sebaiknya kalian lebih berhati-hati, karena musuh kalian kali ini tidak seperti biasanya" lanjut Komandan.
"Hah? Maksudnya?" tanya Gopal.
"Hmm.. yang pasti kalian harus tetap fokus dan jangan lengah sedetik pun, karena itu bisa memberi peluang bagi nya untuk mengadu domba kalian. Semoga berhasil" hologram dimatikan oleh Komandan.
"Haruskah aku ikut?" tanya Ochobot.
"Tidak perlu, Ochobot. Jika kau ikut, mereka pasti juga akan menangkap mu" cegah Boboiboy.
"Hmmm... Baiklah"
------------------------
Setelah lama menempuh perjalanan yang sunyi bak kuburan, mereka akhirnya tiba di planet tujuan. Fang yang mengemudi memarkirkan pesawat angkasanya di tempat yang aman. Kemudian mereka pun mulai menyusuri wilayah yang terlihat seperti kota kecil ini.
Selama perjalanan, tak ada yang mengobrol ataupun berbicara. Semuanya terasa sunyi. Padahal sebenarnya yang tak bersuara hanya Kaizo dan Fang yang terlihat bertengkar (merajuk). Tapi Boboiboy dan teman-temannya ikut membisu sebab mereka takut salah bicara.
"Huwaaaarrhh!!" terdengar penduduk berteriak ketakutan.
Dan saat mereka menoleh, ternyata para pemburu power sphera itu sedang menembaki para penduduk agar menjauh dari kota. Setelah dirasa semuanya sudah pergi mengosongkan pemukiman, para pemburu itu berkumpul dan hendak masuk ke sebuah bangunan yang paling besar, terdiri dari dua lantai dan memiliki bentuk seperti kastil🏰
"Berhenti!" mereka segera berlari dan mencoba mencegah para pemburu itu yang lebih terlihat seperti prajurit.
"Siapa kalian! Berani-beraninya kalian ingin menghentikan kami! Serang!!!" teriak salah seorang dari mereka dan tidak memberikan kesempatan pada Boboiboy dkk untuk bicara.
"Pedang tenaga!" mereka mulai maju, melawan dengan senjata dan kekuatan masing-masing.
Ada sekitar 20 prajurit berbaju besi beserta pedang dan perisai. Boboiboy berpecah tiga (Ice, Duri, Gempa) untuk mempermudahnya.
"Akar menjalar!"
Seorang prajurit yang dituju oleh Duri menyadarinya dan menghindar, sehingga justru mengenai Ice dibelakangnya.
"Hei!" Ice terkejut karena tiba-tiba ia didorong.
"Ups, maaf. Hah!" Duri menoleh ke belakang ketika mendengar suara pedang. Ternyata salah satu prajurit sedang menggerakkan pedangnya ke arah Duri.
"Huwaaaarrhh!" Duri menghindar dengan berjalan ke samping. Tapi karena terburu-buru, ia tersandung kakinya sendiri hingga tersungkur.
Duri menoleh dan melihat prajurit itu mengangkat pedangnya dan bersiap melibasnya.
"Aaahh!!" jeritnya sambil memejamkan matanya karena takut.
"Duri!" teriak Gempa.
Duri membuka matanya dan melihat seseorang menahan pedang prajurit tersebut menggunakan dua buah kunai yang diposisikan menyilang.
Tidak sakit.
Apa meleset?
Duri membuka matanya dan perlahan melihat seseorang berdiri di depannya. Ia adalah seorang gadis berbaju merah dengan cadarnya yang juga berwarna merah, serta rambut cokelat nya yang disanggul dan disematkan susuk (bentuknya kyk sumpit gitu lho, ala² orang Chinese/Japanese)
"Cepat serang dia!" ujarnya.
"B- baik. Akar pengikat!"
Gadis itu menyatukan kedua ujung gagang kunai nya, kemudian kedua kunai itu menyatu dan memanjang sehingga menjadi tongkat dengan dua ujung beruncing.
"Hiyaah!!" Ia melibaskan tongkat nya dan menembus baju besi prajurit tersebut hingga berhasil dikalahkan.
"Cepat! Kita harus tiba di sana sebelum mereka!" seru gadis itu.
"Kemana?"
"Ke tempat penyimpanan IntelBot. Ajak teman-temanmu yang lainnya juga!"
"Tapi, bagaimana kita bisa pergi jika para prajurit itu masih menghalangi?" tanya Duri.
"Oh, benar juga" gadis itu membantu mereka yang sedang bertarung melawan prajurit yang tersisa. Singkatnya, para prajurit pun berhasil dikalahkan.
"Siapa kau?"
Tapi si 'gadis bercadar merah' itu hanya melirik ke bawah agak menunduk, seolah enggan menjawab pertanyaan Kaizo.
"Kita tidak punya banyak waktu! Kita harus segera ke lantai 3 bawah tanah untuk bisa mendapatkan power sphera" gadis itu pun langsung berlari masuk. Dan terpaksa mereka mengikutinya.
Mereka kini sedang berjalan atau lebih tepatnya berlari di tangga memutar/melingkar, dan anak tangga nya berakhir di sebuah tempat ruang bawah tanah. Jika dihitung secara kedalamannya, memang setara dengan 3 lantai.
Mereka tidak tau gadis ini akan membawa mereka ke mana. Yang pasti ini adalah sebuah ruangan yang terlihat terpencil, seperti tidak pernah dikunjungi. Ada banyak sarang laba-laba dan debu dimana-mana.
"Di sana!" gadis itu menunjuk ke sebuah sel (seperti sel tahanan, hanya saja dengan defense system yang lebih canggih) yang terletak 10 meter dari posisi mereka berdiri.
Di dalam sel itu terlihat sebuah power sphera yang di simpan di dalam kotak kaca yang transparan seperti diistimewakan.
"Itu IntelBot!" kata Yaya.
"Benar, ayo kita ke sana sebelum.." ucapan gadis itu terhenti karena tiba-tiba ada sesuatu jatuh di hadapan mereka dengan sangat keras hingga menimbulkan debu dan angin yang lumayan kencang, bahkan cadar yang ia kenakan pun terlepas.
"Hah?!" mereka terkejut melihat wajah si 'gadis bercadar merah' itu.
"Fiolet?!!"
"Apa itu benar dia? Tapi.. kenapa iris matanya berwarna merah?" bisik Gopal pada Ying. Memang, setahu mereka Fiolet memiliki iris coklat.
"Kau? Bagaimana kau bisa ada di sini?" tanya Yaya.
"Aku di sini hanya ingin membantu kalian mendapatkan IntelBot. Dan.." ucapannya terpotong oleh suara orang lain yang tadi datang dan yang menimbulkan debu beterbangan.
"Kalian sudah selesai bicara?"
Boboiboy dan yang lainnya menoleh ke arah suara.
"Siapa dia?" tanya Boboiboy pada teman-temannya.
"Dia adalah Axel, pemimpin dari pasukan yang tadi kita lawan" jawab Fiolet.
"Bagaimana kau bisa tau?" tanya Gopal.
"Eumm..." Fiolet terdiam dan tidak bisa menjawab.
"Sebaiknya kalian segera pergi dari sini, dan biarkan aku mendapatkan power sphera yang kuinginkan" angkuh nya —yg diketahui bernama Axel.
"Cih! Kau pikir kami takut padamu!" balas Fang
Tanpa ada yang menyadari, Fiolet menarik susuk yang tersemat di rambutnya dan kemudian melemparkannya ke arah seseorang hingga tertancap di bahu belakangnya.
"Aaahh.."
BERSAMBUNG...
KAMU SEDANG MEMBACA
Before You Go [KaiFang Fanfiction]
Short StoryTrauma akan tragedi tahun lalu, Kaizo selalu dihantui perasaan bersalah, walaupun kini ia sudah mulai dekat dengan adiknya. Hal di luar dugaan pun terjadi, dan inilah yang ia takutkan. • "Fang, kau dari mana saja? Kenapa kemarin kau bolos sekolah? D...