"Aduhh ashww.." Pekik gadis berusia 14 tahun, menggunakan seragam SMP. Gadis itu terjatuh saat berlari mengejar angkot yang sudah berangkat saat dirinya belum naik.
"Bang tungguin dong!! Yaampun"
Gadis itu masih dalam keadaan terduduk usai terjatuh, kakinya yang luka mengakibatkan dirinya tidak bisa berdiri, dan hanya bisa pasrah melenguh sakit
Diva memegang lututnya yang nyeri akibat tergores batu, membuat nya lecet dan berdarah sedikit.
"Sini gue bantu" ucap seseorang dari belakang diva.
"Eh" diva terkejut dengan tangan yang melingkar dan bermaksud memapah nya berdiri.
"Awwhh aduh, pelan pelan dong" lirih nya.
"Lain kali kalo ketinggalan angkot, ga usah dikejar, tunggu aja angkot yang lain nanti juga lewat" ucap cowo itu dengan pelan. Lo tuh lucu
Diva hanya menatap cowok disampingnya dengan tatapan bingung, gimana bisa cowok itu tahu kalo dia terjatuh karena abis ngejar angkot. Dia kayang?
"Dih malah bengong" ucap cowok itu lagi
"Eh iya, engga hemm.. ko Lo tau si gue jatuh karena abis ngejar angkot?" Sambung diva.
"Ya tau lah, Lo nya aja abis ditinggalin angkot terus lari sambil teriak teriak"
"Sampe jatoh lagi" sambungnya lagi.
"Ehh iya ya hehe" jawab diva sambil menggaruk kepalanya resek juga ni cowok.
Diva masih berjalan memapah tubuhnya dengan di bantu cowok di sampingnya itu. Dan diva baru sadar ternyata cowok disampingnya itu memakai seragam yang sama dengan dirinya.
Saat hendak ingin bertanya tiba tiba lututnya linu akibat jalannya yang sembrono.
"Awwwh ashh!" Lenguhnya"Ck makanya jalannya hati hati, jangan seenaknya gitu dong, udah tau masih sakit"
"Iya iya maap gue terlalu terburu buru, ga enak soalnya Lo kelamaan bantuin gue."
"Santai aja gapapa juga, lagian ini udah jam pulang sekolah, dan gue lagi ngga buru buru" ucap cowok itu tulus.
"Yaudah sini kita minggir dulu, ada bangku di situ." Sambungnya lagi.
Sesampainya mereka duduk di bangku itu, dengan diva yang masih meringis merasakan linu di lututnya.
"Bentar gue obatin""Eh ngga usah, gapapa gue bisa sendiri".
"CK udah diem kalo dibilangin" cowok itu dengan telaten mengobati luka diva dengan obat merah, dan kapas serta plester untuk menutupi lukanya. Baik banget ni orang batin diva
Setelah selesai mengobati, cowok itu kemudian mendudukkan dirinya di samping diva.
"Lo kelas berapa?" Ucapnya"Kelas 9" jawab diva
"Baru naik kelas 9 kan?"
"Iya."
Cowok itu hanya mangut mangut mendengar jawaban diva.
"Kalo lo kelas berapa?, Btw makasih ya udah bantuin gue dan obatin luka gue" ucap diva
"Gue kelas 9 juga, cuma kelas B" jawab cowok itu
"Owhh, iya nama Lo siapa? Biar gue bisa bales kebaikan Lo nanti, pas gue udah mampu, dan kenalin nama gue diva". Sambung diva
"Gue angkasa laksmana" jawab nya
"Oke makasih angkasa.." ucap diva sambil tersenyum tulus.
Manis, satu kata yang terucap dalam hati seorang angkasa.
Setelah beberapa menit mereka duduk di bangku taman depan sekolah itu, akhirnya angkasa mengajak diva pulang untuk ikut pulang bersamanya.
"Udah jam 2, Lo pulang bareng gue aja div" ucap angkasa
"Gausah, gue gamau ngerepotin Lo lagi, gue mau nunggu angkot lagi aja"
"CK ga bisa, Lo harus pulang bareng gue, gue ga merasa terepotkan, dan lagian gimana bisa Lo nunggu angkot sementara kaki Lo aja masih sakit, jalan aja masih mapah gitu" tegas angkasa
"Ya... Iyasih, tapi serius ini gapapa? Rumah aku lumayan jauh loh angkasa.." ucap pelan diva sambil tersenyum kaku.
"Udah ngga papa ayo, motor gue ada di depan"
Setelahnya angkasa membawa motornya menuju jalan dekat bangku mereka duduk.
"Sini gue bantu, pelan pelan aja."
"Iya makasih."
"Udah?"
"Udah"
Angkasa menarik gas motornya dan membelah jalanan ibukota, sambil sesekali melirik spion untuk sekedar melihat wajah gadis di belakangnya itu. Lucu banget si, gemes
"Kalo Lo takut, pegangan perut gue aja diva" ucap angkasa yang kurang jelas akibat angin dijalanan.
Namun diva masih bisa mendengar ucapan angkasa, ya iyalah ngga tuli juga skkshscavc
"Maksud Lo tangan gue ngelingkar di perut Lo gitu?".
"Iya, biar Lo ga jatuh"
"Ngga deh, gue pegang pundak aja" jawab diva sambil tersenyum kaku.
Tanpa di aba aba tangan angkasa menarik tangan diva untuk melingkar dan memegang perutnya.
"Udah gini diem, awas kalo ga mau diem." Ucap angkasa singkat.Sementara diva yang terkejut, hanya bisa pasrah, toh ini juga demi keamanan dirinya, aseek ah wkwk author typo:v
Selama di perjalanan diva memberitahukan alamat rumah nya kepada angkasa, sementara angkasa fokus menyetir dan sesekali menuruti arah yang diva berikan.
"Nah iya disini" ucap diva
"Oke" angkasa pun memberhentikan motornya tepat di depan rumah ber cat biru dan putih.
"Makasih ya angkasa, owh iya Lo mau mampir minum ngga? Sini masuk dulu" tawar diva
"Ngga usah gapapa, gue mau langsung balik aja" jawab angkasa tersenyum.
Sementara diva terperangah melihat senyum angkasa, kok manis sih? Batinnya.
"Owhh iyaudah, kalo gitu hati hati ya angkasa laksmana" ucap diva sambil membalas senyum tulus.
"Oke kalo gitu due duluan ya div" jawab angkasa sambil menyalakan mesin motornya dan melaju meninggalkan rumah diva.
"Iya hati hati angkasa!" Teriak diva yang masih di dengar oleh angkasa.
"CK masih aja suka teriak teriak" batin angkasa dengan senyum manis.
•~
•
~
Btw maap ya part nya pendek wkwk, awal2 nulis juga, maklumin ga?
Jangan lupa vote kalo suka <3
Segitu dulu ya xixi😚author cape mo tidur hehe😁
Makasih sama sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diva Angkasa
Teen Fiction"Ambil dengan berani dan miliki dia, Atau lepaskan dan relakan dia bersama orang lain" ucap Reno sahabat angkasa "Ngga segampang itu buat gue ren, diva segalanya buat gue, gue gamau kehilangan dia kalo gue bilang semua yang gue rasain.." ucap angkas...