2.about lee

535 59 21
                                    

"Apa setelah itu yang kau lakukan?"

"Memaafkan nya, bagaimanapun juga dia adalah ayahku tentu saja tidak mungkin aku membawa dendam seseorang yang sudah tiada"

"Benar, tidak salah ucapanmu Haechan-ah" Haechan menyungging senyum nya ketika mendengar jawaban Mark "Maka dari itu, sebenci apapun dirimu terhadapnya jangan menunjukkan nya di hadapannya langsung.. jika pun ayahmu membencimu pasti beliau juga sakit jika putra nya sendiri membencinya"

Mark tertegun kagum.

Bagaimana bisa pemikiran Haechan lebih dewasa dari padanya?

Haechan diam-diam merapikan rambut Mark yang sedikit berantakan, menatanya lembut seperti sedang meladeni seorang bayi.

"Mulai sekarang rubah sifat mu itu, ibumu pasti juga akan sedih jika kalian tidak akrab" Ujar Haechan sekali lagi mampu membuat Mark bungkam.

Mark melihat Haechan intens, mata mereka saling bertukar pandang.

"Berapa lama kau memaafkan pria seperti itu Haechan-ah?" Heran Mark kepada laki-laki satu ini.

"Sejujurnya aku tidak membencinya, hanya saja kecewa. Kecewa bukan berarti benci, jika kecewa mu kau lebih-lebih kan maka baru bisa muncul rasa benci"

"Sudahlah Hyung kau harus tidur! Ini sudah malam, kalau begitu aku akan pergi terlebih dahulu" Saat hendak pergi pergelangan tangan Haechan di cegah oleh Mark.

Grep

"Tidak bisakah kau menemaniku?"

Haechan memiringkan kepalanya mencerna ucapan Mark setelah itu dirinya melayangkan tawa kekeh "Tidak bisa, besok pagi adikmu kemari bukan? Biar dia saja, aku akan kesini sedikit lebih siang"

Mark mulai melepas genggamannya pada lengan Haechan, membiarkankan laki-laki manis itu pergi.

"Apakah dia sangat suka wangi vanilla dan juga baju ataupun kemeja berwarna putih?"

"Apakah dia sangat suka wangi vanilla dan juga baju ataupun kemeja berwarna putih?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mark terbangun dari tidurnya karena mendengar keributan kecil dari dalam kamarnya.

"Maafkan aku Dokter hitam, tapi aku juga tidak bersalah disini" Pekik Jeno tak terima dengan tuduhan dokter yang merawat Mark.

"Hey anak kecil! Mengapa kau sangat tidak sopan?"

"Ya karena aku memang seperti ini"

"Ah sial, kau benar-benar men — "

Krek

Mark merubah posisi ranjangnya menjadi sandaran, kedua manusia yang sedang berdebat tadi pun mengalihkan perhatiannya menuju kearah Mark.

Tacenda || Mark HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang