Ketika sudah sampai halte ke dua, Nara turun dari bus. Dari tempatnya berpijak, ia dapat melihat kemegahan sekolah barunya.
Star High School
Tulisan itu terpampang jelas disana. Sekolah elite yang hanya mampu dimasuki oleh kalangan orang kaya. Dan Nara tidak percaya jika ia termasuk salah satu siswi disekolah elite ini.
Nara bisa sampai ke sekolah ini karena mengikuti instruksi Leo, dan informasi yang diberikan cowok itu benar. Alhasil Nara bisa sampai dengan mudah berkat bantuan Leo.
Berjalan perlahan memasuki area sekolah yang sangat luas ini. Tak henti-hentinya ia berdecak kagum dengan keindahan dan kemewahan sekolah ini.
Penghuni sekolah ini sangat elegan dengan berbagai macam barang-barang branded yang mereka miliki.
Dan Nara baru sadar jika semua siswa dan siswi disini sangat rupawan. Tidak ada yang dibawah standar, semuanya cantik dan tampan.
Seketika Nara minder dengan keadaannya yang seperti ini. Miskin, katrok, dan biasa-biasa saja.
"Memangnya aku pantas sekolah disini?" Gumam Nara.
Tiba-tiba Nara teringat pesan ayahnya, "Nara kamu harus bisa beradaptasi dengan sekolah baru kamu, seiring berjalannya waktu kamu akan terbiasa disana. Dan ingat, jika sudah sampai sana, kamu langsung ke ruang guru dan temui Bu Siska, nanti dia yang akan memberitahu kelas kamu"
Melihat sekeliling dengan bingung, "ruang gurunya dimana ya?" gumamnya dengan terus berjalan tak tentu arah. Bahkan banyak pasang mata yang saat ini sedang melihatnya dengan berbagai macam tatapan.
"Kak, ruang guru dimana ya?" Tanya Nara pada salah satu siswi yang lewat.
"Lurus, belok kiri" jawab cewek tadi, lalu pergi.
Nara langsung mengikuti instruksi siswi tadi, dan akhirnya Nara menemukan ruang yang bertuliskan "Teacher's Room'.
Langsung saja Nara masuk setelah mengetuk pintu berwarna coklat itu.
"Permisi Bu, maaf mau bertanya. Bu Siska nya ada?" Tanya Nara sopan pada guru yang duduk tak jauh dari sana.
Guru berkacamata itu menoleh, "iya dengan saya sendiri"
"Oh, kamu Nara ya? Anak dari bapak Andi Ferando, benar?" Tanya Bu Siska.
Nara mengangguk ragu.
"Duduk disini Nara, kamu harus mengisi beberapa formulir" perintah Bu Siska. Nara langsung mengikuti apa yang diperintahkan Bu Siska.
Saat sedang mengisi formulir, masuk seorang laki-laki yang menghampiri meja Bu Siska, dia beridiri tepat dibelakang Nara yang masih duduk sambil mengisi formulir.
"Ini bu, jurnal OSIS yang ibu minta" ujar cowok itu sembari ngasih jurnal kepada Bu Siska.
"Oke, makasih ya, nak" kata Bu Siska.
"Sama-sama Bu" katanya, lalu berjalan untuk keluar.
"Ini bu, sudah selesai saya isi" ucap Nara sembari menjulurkan beberapa kertas yang sudah diisi.
"EH WAKETOS SINI-SINI, JANGAN KELUAR DULU" ucap Bu Siska tiba-tiba, menghentikan cowok tadi yang sudah diambang pintu.
Cowok itu kembali masuk ketika dipanggil, "kenapa Bu?"
"Tolong antarkan siswi baru ini ke kelas 11 IPA-2. Saya harus mengajar dikelas sepuluh, jadi saya minta kamu untuk mengantarkannya, bisa?" ujar Bu Siska
Tak lama, cowok itu menjawab, "bisa kok Bu, tenang aja. Saya tunggu diluar"
"Oke, sekarang kamu bisa ikut anak tadi ya? Maaf ibu tidak bisa mengantar" kata bus Siska menyesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT
Teen FictionDia manusia biasa sama sepertiku, tapi pada kenyataannya kita berbeda. Ada banyak perbedaan yang membentengi kita, sehingga luka dan kecewa selalu hadir disetiap tawa yang hanya sementara. Ini kisahku dengan dia. Orang yang aku cintai dengan perbeda...