"huuhh... senpai kemana sih lama sekali" kata michi dengan sangat bosan menunggu izana yang tak kunjung datang.
"mencari ku?"
>///<
"HUAAAAA..." teriak takemichi ketika wajah izana berada tepat di sebelah wajahnya.
"ahahahaha... sebegitu terkejutnya kah kamu " izana tertawa ketika melihat wajah takemichi yang terkejut itu.
"se-senpai... kau selalu saja muncul tiba tiba .... seperti hantu saja" kata takemichi dengan nada agak jengkel.
"maaf maaf... he... kau sendiri? dimana senju?" tanya izana sembari melihat lihat sekitar.
"senju-chan izin karna kakaknya terjebak masalah" jelas takemichi dengan singkat.
"ah... ok ... baiklah ayo kita mulai peregangan ya" kata izana dan merekapun mulai melakukan latihan.
karna masih pemula dan juga tidak mengetahui apapun tentang olahraga, izana selalu senantiasa membantu takemichi dalam segala hal. seperti peregangan yang ia lakukan sekarang.
izana membantu takemichi dalam peregangan kaki, takemichi melebarkan kedua kakinya dan izana menahan tubuh takemichi membungkuk.
walaupun terdengar rintihan sakit dari takemichi izana tetap melakukan peregangan kepada tubuh takemichi dengan hitungan yang tepat.
"adududududuh... senpaaaii sudah cukup aku tak sanggup lagi" izana hanya tertawa dan kemudian terdiam dan menyudahi kegiatannya.
"takemichi... apa kau sedang heat?" tanya izana dengan menutup hidungnya.
"eh....tanggal berapa sekarang?" tanya takemichi dengan panik dan menutup tengkuknya.
"27 maret..." jawab izana yang kemudian membuat wajah takemichi seketika memucat dan menunduk.
"ta-takemichi?" panggil izana dengan khawatir.
"senpwaaaaiii.... aku lupwaaa...hiks.. sekarang tanggalku heat... HUUAAAAAA" takemichi pun benar benar menangis sejadi jadinya ketika mengingat dia heat hari ini.
"e-eh... sudah jangan menangis... ayo aku akan mengantar kau pulang agar aman.. da-dan ini juga pakai jaketku agar aromamu tersamarkan" jelas izana dengan panik dan segera membantu takemichi berdiri.
>///<
jam sudah menunjukan pukul 20.00, dan mereka pun belum sampai kerumah takemichi karena tiba tiba hujan lebat, mereka berteduh di sebuah gedung kecil yang terlihat sudah tak terurus lagi.
dalam keadaan hampir basah kuyup, mereka pun duduk dalam kesunyian didalam gedung tua itu.
"se-senpai... ayo kita pergi dari sini, ..." kata takemichi sembari memeluk lengan izana.
"kenapa takemichi? diluar sedang hujan" tanya izana
"di-disini...sa...sangat menakutkan... dan juga... a-aku...sudah tidak bisa menahannya...la..gi" jelas takemichi dengan satu tangannya yang menggengam ujung bajunya menahan masa heat nya.
izana yang mendengar penjelasan takemichi pun langsung merona seketika.
"se-sebentar lagi hujannya reda ... ja-jadi tolong tahan sebentar lagi ya" bujuk izana yang kemudian dibalas takemichi dengan anggukkan mengerti.
>///<
sudah satu jam berlalu tetapi hujan tidak kunjung reda malah semakin deras.
"tch... kenapa tidak berhenti... ini sudah mulai larut" gerutu izana melihat hujan yang semakin deras dari balik jendela gedung.
"uugghhh... senpai ... aku tidak tahan lagi..." kata takemichi sembari menarik narik kecil ujung baju izana.
izana pun sedikit merona ketika melihat takemichi yang mengeluarkan lenguhan kecil dan wajah yang sudah berantakan.
"to-tolong lakukan sesuatu... senpai" pinta takemichi,
"kau yang minta ya... jangan menyasal nanti" kata izana dan kemudian menarik takemichi mendekat kepadanya.
>///<
"ughh... aahhm.. aaahnn.. puuaahh... sen..paii...hhngg" desah takemichi desela ciuman mereka.
Ciuman izana semakin liar sehingga membuat takemichi sesak dan meremas baju izana.
Izana yang sadar akan hal itu pun melepaskan ciuman panasnya. Terlihat benang Saliva Terhubung dari kedua bibir mereka.
"Sen... Pai..... Michi... Michi mau itu..." Kata takemichi sembari menunjuk junior izana.
Wajah izana pun merona karena sadar takemichi telah kehilangan akalnya.
"Ja-jangan Michi... Ayo kita pulang saja ya... Aku tidak mau melangkahi suamimu nanti" jelas izana. Takemichi pun menatapnya dengan wajah yang sangat erotis.
'SIAL LUCU SEKALI MAKHLUK SATU INIIIII' racau izana didalam hatinya.
"Jadi tidak boleh ya.."balas takemichi dengan nada dan tatapan yang sedih.
Izana sedikit merasa bersalah akan hal itu. Dia jadi merasa bersalah karna membuat anak ini sedih.
"Kalau begitu senpai saja yang jadi suami ku" kata takemichi tiba tiba.
"Eh?" Belum selesai dia berfikir takemichi pun menunduk kedepan junior izana dan membuka resleting izana dengan mulut mungil nya.
"Eh?...Takemichi apa yang kamu lakukan... He-hentikan" kata izana panik.
Tetapi takemichi tidak menghiraukannya dia hanya terkagum-kagum dengan junior senpai nya itu yang telah berdiri tegak dan membesar.
"Aku akan membantumu senpai~" kata Michi dengan nada yang menggoda.
"Ugh... Senpai perlahan lah..." Pinta takemichi.
"Hee... Sepertinya masa heat mu sudah selesai ya sayang....jangan salahkan aku ya ... Kau yang memancing monster ini tadi cintaku.." kata izana dan kembali menghentakkan miliknya semakin dalam dan tepat di titik sensitif takemichi.
"Aahhkkkhh...uugghhh....aaaahh...cukup ....ma...AFF...aahhhng...sen...Pai...aku... Cum... UUUUGGGHHHHH" Racau takemichi dan setelahnya dia keluar begitu banyak
"Maaf baby... Aku tidak bisa berhenti...ahh... Aku juga mau keluar..." -izana
"Ja-jangan di...didalam...sen...PAAAAAIIIIIII.... UUUGGGHHHH". Perkataan nya terpotong karena izana terlanjur membuang semua bibitnya didalam rahim takemichi.
"Seperti yang kamu katakan sayang.... Aku akan jadi suamimu"
TBC
(눈‸눈) Jan lupa pencet bintangnya
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT [ALLXTAKEMICHI]
Roman d'amourbukan area homopobic ฅ'ω'ฅ All x Takemichi 🍋🍋🍋🍋🍋🍋