Ten/ supermarket

579 66 5
                                    

"Permisi tuan ini dokumennya", Vano nerima map dari bodyguard nya.

"Hhmm, pintar juga anak ini". Vano melihat satu persatu tulisan di kertas itu.

Nama: Reano alentara
Usia: 18 thn
Orang tua: tidak tau
Saudara: tidak tau
Dulu saat kecil di Indonesia lalu pindah


Vano menjejer foto Aro, disampingnya ada foto keluarganya.

"Mukanya mirip mama matanya mirip ayah cocok sekali jadi keluarga xalion", Vano tersenyum kecil melihat foto di depannya.

"Cari tau tentang anak ini lebih dalam, kalau perlu kau ikuti kemana saja anak itu pergi, aku tunggu nanti malam", bodyguard itu langsung keluar, dan berganti lah perempuan cantik yang datang.

"Kenapa nih anak mama senyum-senyum", Selva masuk kedalam kamar putranya, susu putih ditaruhnya di atas naska sebelah ranjang anaknya.

"Ma, Vano ketemu orang yang mirip sama mama dan ayah".

"Wah, pasti cantik anaknya kan mama cantik banget".

"Anaknya cowok ma".

"Siapa namanya, mama mau liat seganteng apa sih anaknya sampe bisa mirip sama mama", Vano menyerahkan kertas putih dihadapannya.

"Namanya Reano alentara anak baru di sekolah kita, tapi identitasnya susah di cari".

"Mirip sih sama mama, mama jadi bayangin gimana muka adek sekarang, pasti ganteng juga", raut wajah Selva yang awalnya tersenyum Berubah menjadi sedih.

"Emm, ma emang nama adek siapa?", Vano mengambil kertas yang sebelumnya di tangan mamanya itu.

"Mama gak sempet naruh identitas apapun ke adek kamu, tapi sebelumnya mama sama papa udah bikin nama, Gavaro agreano xalion tapi mungkin sekarang namanya beda lagi", Selva menunduk lesuh.





🤸🤸🤸






Berbeda dengan ruang tamu kamar 305, Ghaza sudah pergi beberapa jam yang lalu setelah ada telfon dari Bara.

"Ran, ngalah sama sepupu", Tangannya sesekali mengambil snack pangkuannya, dua pemuda seumuran itu masih asik bermain game di komputer yang memang di sediakan oleh zala.

"yang kalah beliin es krim", Aro semakin menambah kecepatan agar dirinya menang.

"Gak, beli makan depan kamar aja gak bisa".

"Terserah", mereka tetap lanjut mobil Aro yang berada di depan Haran tiba-tiba berhenti setelah menubruk pembatas.

"Curang Curang udah bener tadi gue di depan", tangannya mencoba mengganggu Haran yang sebentar lagi melewati finish, tp tetap saja nama Haran yang muncul di layar sebagai bukti kalau dirinya kalah.

"Silahkan di pakai sendalnya mas, jangan lupa rasa vanila kalau bisa", Haran berjalan mengambil sandal Aro yang tertata rapi di rak, lalu ia jatuh kan kelantai.

Aro memutar matanya malas, salahkan dirinya yang membikin hukum, dirinya berdiri mengambil topi lalu berjalan ke arah Haran.

"Anjing lo", tangannya mengeluarkan jari tengah saat melewati sepupunya itu.

"Weh, bicara yang sopan anak babi", ya cuma bersama Haran saja mereka bisa memakai lo gue atau bahasa seperti barusan, tapi jika bersama Xalion family jangan coba-coba.

"Anak anjing kampret, kenapa coba bisa kalah", mulutnya selalu mengoceh sepanjang jalan, sampai akhirnya ada sosok lelaki yang menghalanginya bahkan beberapa kali menembus dirinya.

"Jangan ngajak ngomong dulu, nanti gue tranding topik SEORANG LELAKI GANTENG BERBICARA SENDIRI DI JALANAN kan gak lucu", dirinya berbicara dalam hati, mungkin sosok didepannya bisa mendengarnya.

"Gue ada info penting dengerin dulu", lelaki dengan tangan berdarah itu berkali-kali mencoba menembuskan dirinya.

"Nanti aja rame orang disini".

"Ini gapapa dengerin aja gak perlu jawab", Aro hanya menghembuskan nafas berat.

"Gak nanti aja story tellingnya, satu lagi Jangan coba-coba ngambil alih tubuh gue dulu", Aro mempercepat jalannya menuju supermarket agar lelaki yang selalu datang tanpa tanda apapun itu hilang.

"Padahal kan niat gue baik, ya udah gue mau main sama om-om baju item disana", lelaki itu pergi begitu saja.

Pintu supermarket itu terbuka otomatis saat seseorang sudah mendekat ke arah pintu, masalahnya Aro gak tau dimana kulkas es krim berada.

Tapi karena Aro  memiliki otak yang sangat  cerdas, dirinya mengambil handphone lalu membuka kamera, kalian tau yang lagi viral foto sama snack sesuai urutan alfabet, nah itu yang akan dilakukan pemuda itu.

Biarkan saja kalau ini gak jelas, tapi menurutnya ini hal menarik yang bisa disombongkan kepada sepupunya.

"Pasti Haran gak pernah buat ini", dirinya tersenyum tipis dan mulai mencari snack dengan alfabet A.

"Permisi bisa ambilin itu?", Aro menoleh ke kanan melihat anak lelaki dengan baju yang sangat menutup.

"Lo anak vampir?, Pake baju ketutup banget anti matahari lo", Aro  mengambil snack yang di tunjuk remaja, sebelum remaja itu mengambil Aro langsung menariknya lagi.

"Anak vampir your eyes, harusnya kamu bersyukur ngomong sama Faran".

"Anak presiden Lo sampe gue harus bersyukur", kotak snack ditangannya langsung ia benturkan ke atas kepala anak di depannya.

"Jangan kasar sama Faran, nanti opa bisa bikin kamu mati".

"Bacot lo, ambil nih jauh-jauh dari gue", dasar keluarga tinggi derajat.

"Awas mati kamu, nanti opa Xalion dateng", anak itu sedikit berteriak karena jarak yang mulai jauh.

"Gila, nanti gue laporin bunda juga bisa mati lo", aro langsung berjalan mencari kulkas es krim, udah tadi diganggu di jalan sekarang ketemu Faran.











Hai semua, makasih udah baca.
Karena Author msh sekolah dan emang sulit buat update jadi sabar ya nungguin kelanjutan Aro, ☺️
Nanti kalau libur sekolah di lanjut lagi.

23-05-22

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aro Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang