Eight / Ngobrol

1.6K 146 20
                                    

Author POV

Aro memilih duduk di taman dekat parkiran, perasaannya bercampur aduk apalagi pikirannya.

Duduk di bawah pohon, memandang jalanan yang tidak terlalu ramai.

Kepalanya tenggelam diantara tangannya, perlahan matanya tertutup, angin menerpa tubuhnya, suara angin yang membuat pohon bergerak masuk ke telinganya.

"Woy, abang cariin malah tidur di sini", Kahla langsung berlari ke arah taman ketika melihat aro di sana.

Dah kayak anak hilang.

"Ro, tidur ke UKS ajalah", masih gak ada jawaban dr aro.

"Ro.... Kamu masih nafas kan?", Ucap Kahla lagi.

"Ro, tau ga"

"Gak gue gak tau, dah Sono lo, ganggu aja", akhirnya aro mengeluarkan suara.

"Gitu ya sekarang berani ngelawan, ya udah you and me bye", balas Kahla sok dramatis, persis banget kan sama haran.

"Hhmmm", aro merubah duduknya.

Mukanya masih tertutup setengah karna tudung jaket yg di pakainya.

"Ro, gak kangen gitu sama Abang terganteng mu ini?", Tanya Kahla dengan semangat.

"Gak", singkat padat dan jelas.

"Ck, gak Abangnya gak adiknya sama² bikin naik darah", gerutu Kahla.

"Sorry gk punya abang", balas aro, yang malah mengeluarkan hp-nya.

"Oke²" Kahla menutup mulutnya.

"Sering minum kopi kamu?", Aro hanya melirik Kahla sekilas dan melanjutkan bermain game di hp bercasing hitam polos itu.

"Memang anak nakal satu ini". Batin kahla senyum tipis terukir di wajahnya.

"Di indo atau balik lagi?".

"Mau balik tp gak di bolehin".

"Sama?".

"Bunda".

"Lah, biasanya kamu nekat pergi", Kahla ikut mengeluarkan hp nya, dan ada chat masuk dari Vano barusan.

"Gue sebagai anak baik, dermawan, dan tentunya tampan gak pernah tuh kayak gitu", jawab aro asal.

"Kamu lama² abang geret ke mansion", ucapan Kahla langsung di hadiahi jari tengah dr aro.

"Oh sekarang berani ngelawan ya, di ajarin siapa hah?", Kahla menggenggam tangan Aro dengan kuat, bahkan Aro susah untuk melawannya.

"Bang sakit, lepas", dirinya tidak bohong, ini beneran sakit.

"Sakit?, Gini kelakuanmu setelah lama tidak bertemu?", Semakin kuat kahla menggenggam.

"Bang tangan gue re-retak nanti", rasanya dirinya ingin menangis, padahal cuma tangan aja, tapi rasa sakitnya kayak sebadan.

"Jangan di ulangi lagi ya", kahla melepas genggamannya

Blm sempat menyelesaikan perkataannya, malah udh di putus sama manusia yg tentu saja di benci aro.

"La, dicari om, suruh ke ruangan, eh kamu yang namanya reano itu kan?", Aro hanya mengangguk bahkan gak natap mata Vano sama sekali.

"Katanya identitas mu gak lengkap, tapi kok bisa masuk sini?", Entahlah, Aro sendiri bingung ni orang di depannya nanya apa gimana.

"Tolol", gumam aro.

"Apa kata mu?, Di sini peraturannya tidak boleh berkata kasar dan jangan pakai Lo gue", ucapnya lagi.

"Dih".

"Re". Panggil Vano

Aro menjawab dengan tengokkkan

"Kamu gak masuk kelas?". Refleks Aro langsung melihat jam, dan wow dirinya telat masuk 20 menit.

"Gak, bentar lagi juga pulang". balasnya santai

"Anak baru kelakuan begini".

"Biasalah, kyk lo gak pernah sekolah aja".

"Jaga bahasamu Reano, kamu kira ini sekolah ayahmu sampai bisa kamu bolos seenaknya".

"Gak, trs kalau bukan punya bapak gue, gue gak boleh bolos", jawabannya sedikit keras.

"Jangan mentang-mentang punya bapak lo deh, gue gak takut mau keluarga lo artis, presiden bahkan Mafia gue bodo amat", lanjutnya.

"Bego ro, nanti tiba² lo pulang gak selamat gimana", gerutunya dalam hati.

"Kok ngegas sih kamu, kan saya nanya baik²", tatap Vano tajam.

"Dah capek mulut gue ngomong sama lo, besok-besok lagi dah", ucapnya yang mau berlari.

"eits.... Tunggu dulu, saya blm selesai ngomong sama kamu REANO ALENTARA", ucap Vano dengan menekan namanya.



















°°°°






Makasih dah baca🙌🏻
Tungguin ya kelanjutan Aro.

Aro Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang