satu

1.2K 73 4
                                    

Apakah perasaan bisa dibatalkan?

Misalnya, aku terlanjur cinta sama kamu. Bisakah dibuat supaya enggak cinta lagi?

Padahal awalnya aku melihat kamu biasa saja. Tapi entah kenapa hari-hari berikutnya aku jadi ingin melihat kamu terus. Lagi dan lagi.

***

Ini hari terindah yang pernah ada. Langit begitu cerah, tapi suhu udara sama sekali tidak gerah. Bu Indah (guru matematika) batal masuk kelas karena hidungnya berdarah. Aku berjalan setengah melompat-lompat seperti anak kecil, dengan senyumku yang merekah. Kalau sekarang aku bercermin, pasti kedua pipiku semu merah.

Dua menit itu, dua menit yang paling menyenangkan! Bayangkan saja, aku berhasil bicara sama dia. Percaya tidak?

Mulai sekarang, dia tau namaku. Walau sebatas nama panggilan, bukan nama lengkap yang tertera di akta kelahiran.

Kamu pasti mau tau gimana kejadiannya bukan?

Ya sudah deh kalau kamu memaksa. Akan aku ceritain kejadian tadi saat cewek itu belajar mengucap namaku.

"Eh, kamu mau pesen bakso?" tanyaku sok dekat di kantin.

Tapi cewek itu hanya diam.

"Pesenin aku juga dong!" lanjutku.

Matanya melirik ke kanan-kiri, kebingungan.

"Atau ..., kamu traktir aku aja ya?" kataku lagi.

"Hah?"

"Traktir. Tau kan artinya?"

"Seenaknya! Emangnya lo siapa?"

"Aku Ashel dari 11 IPA 4."

"Ashel?"

"Ingat itu baik-baik ya!"

Begitulah. Gimana? Biasa saja kan?

Itu menurutmu. Lain dengan orang yang sedang kasmaran seperti aku.

Habis bicara begitu aku langsung lari terbirit-birit ke kelas. Mungkin karena degup jantungku yang begitu cepat membuat adrenalinku terpacu.

Namanya Adel. Orangnya cool, badannya tinggi dan tegap, dan suaranya agak berat. Empat dari lima cewek menyukainya, padahal dia juga cewek lho. Sementara aku bagian dari satu cewek yang tersisa.

Aku tidak menyukainya, aku cinta mati kepadanya.

Selama pelajaran berlangsung, aku tidak fokus. Pikiranku tidak bisa berpaling dari kejadian di kantin, saat Adel pertama kalinya berbicara denganku, bahkan sampai menyebut namaku.

Kupandangi langit-langit di ruang kelas. Dua ekor cicak tampak sedang kejar-kejaran. Lalu cicak yang pertama menarik ekor cicak yang satunya.

"Jangan pergi!" katanya.

"Tapi aku harus pergi!" kata cicak yang kedua.

"Ke mana?"

"Menemui orang tuamu. Kamu belum punya suami kan?"

Kedua cicak itu pun saling membuang wajah dengan pipi yang memerah.

Apakah jatuh cinta selalu seperti ini? Membuat kamu ngebayangin dua ekor cicak melakukan adegan ala-ala sinetron picisan? 

Padahal aku baru mengenalnya beberapa bulan yang lalu. Dia murid pindahan, tapi anehnya semua orang seperti sudah tahu cerita tentangnya, walaupun tidak ada satu pun yang betul-betul mengenalnya.

Tidak ada yang dekat dengannya.

Banyak rumor yang beredar tentang Adel. Aku bahkan pernah nanyain hal ini ke anak-anak di sekolah.

Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang