3

2.4K 313 52
                                    

Pagi hari yang cerah... Matahari bersinar dengan begitu hangat dan ringan, seorang pemuda manis berdiri di sebuah halte, menunggu bus tujuannya yang sampai sekarang belum kunjung datang. Matahari mulai naik secara perlahan dan beberapa orang mulai bergerak gelisah ditempatnya, sambil terus milirik ke arah datangnya bus nanti.

Renjun yang juga sesekali melirik jam di tangannya, gelisah. Dia berdiri diantara banyaknya orang yang juga sedang menunggu bus datang.

Masalahnya, bukan waktu yang membuat Renjun merasa gelisah, hanya saja... Pikirannya yang sudah dari satu minggu yang lalu terus di hantui banyak hal.

Saat sedang asik bergelut dengan pemikirannya sendiri, tiba-tiba Renjun merasakan ada seseorang yang menarik pelan ujung kemeja belakang yang dia kenakan, awalnya Renjun cuek saja, dia menganggap bahwa itu hanyalah angin yang berhembus dan meniup kemeja hitamnya.

Tapi untuk kedua kalinya, saat dia merasakan kemejanya di tarik kembali, Renjun pun memutuskan untuk menoleh ke belakang dan dia mendapati seorang anak kecil berdiri tepat di belakang tubuhnya.

Renjun mengernyit bingung, pasalnya dia tidak mengenal sama sekali siapa anak kecil ini, tapi rasa bingungnya dia tutupi dengan senyuman manis, tidak baik bersikap jelek di hadapan anak kecil, bukan?

"Ada apa, adik tampan?".

Dia berjongkok, menyamakan tinggi badannya dengan sang anak laki-laki yang umurnya sekitar 6 tahunan tersebut, dan bertanya dengan nada ceria. Namun, sang anak malah menunduk, berusaha menyembunyikan wajahnya, yang mana hal itu semakin membuat Renjun mengernyit bingung.

Apa anak ini sedang berada dalam masalah?

"Hei tampan, ada apa? Ada yang bisa kakak bantu?".

Sekali lagi Renjun mencoba untuk bertanya, dia bahkan mencoba mengintip wajah si anak untuk memeriksa apakah si kecil menahan tangis atau tidak. Renjun di buat semakin penasaran, takutnya anak ini kehilangan ibu/ayah nya, atau mungkin tersesat dan tak tau jalan pulang.

Renjun jadi cemas memikirkannya, dia takut disangka penculik kalau begini.

Saat akan kembali bertanya, tiba-tiba si anak langsung mengarahkan kedua tangannya ke depan wajah Renjun dan terlihatlah setangkai bunga mawar merah berada tepat dihadapan wajahnya. Entah berasal dari mana setangkai bunga itu, tapi sepertinya si anak menyembunyikan bunga tersebut di balik tubuh mungilnya sedari tadi.

"A-aku s-suka kakak! I-ni bunga untuk kakak".

Ucap anak lelaki itu dengan terbata, wajahnya masih terus menunduk dan tangannya yang terulur memegang setangkai bunga. Sejenak Renjun mengerjap, lalu setelahnya dia tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya pelan, lalu menerima setangkai bunga mawar merah itu dari tangan si anak.

Renjun sebenarnya 'salting' kalau boleh jujur, karena baru pertama kali ini ada seseorang yang menyatakan suka padanya, walau itu hanya seorang anak kecil... Tapi tetap saja dia tersipu malu dan merasa tidak menyangka.

"Terimakasih haha... Kamu sangat tampan, jadi kakak akan menerimanya".

Tawa Renjun membuat anak lelaki itu terpesona untuk beberapa saat, tawa yang terdengar lembut dan terlihat begitu cantik itu sampai-sampai membuat beberapa orang yang sedari tadi ada disana pun ikut terpesona.

Ya, interaksi kedua orang beda umur itu disaksikan oleh banyak orang yang ada disana.

Tidak ada lagi Renjun yang dulu selalu dihina dan dijauhi karena dirinya yang kucel, dekil, serta burik. Renjun yang sekarang ini sudah pandai merawat diri, hingga membuat orang-orang yang mengenalnya pangling. Tak jarang juga, ketika orang-orang asing berpapasan dengannya, Renjun selalu mendapat kalimat-kalimat pujian.

After Bully [JAEMREN ft. Nohyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang