Cale Henituse (3)

2.1K 306 44
                                    

' brakk'

Cale membanting pintu kamarnya sampai terbuka. Dia segera berlari menuju ruang kerja ayahnya setelah mendengar kabar mengenai apa yang terjadi di alun alun.

'kosong'

Itu kosong, ruang kerja ayahnya kosong.

' ahh, mereka sudah pergi'

Cale menyadari nya, keluarganya sudah terlebih dahulu pergi.

' itu bagus'

Semakin cepat mereka pergi maka semakin bagus. Mengabaikan rasa aneh di dadanya,Cale meyakinkan dirinya bahwa ayahnya akan mengurus semuanya, toh ayahnya pasti tidak ingin anak nya terluka.

Cale pergi dari sana, memutuskan untuk menunggu basen dan keluarganya.

Satu Minggu berlalu, keluarganya kembali dengan basen di tengah tengah. Mereka sepertinya sangat berhati hati di sekitarnya, benar benar melindunginya.

" Hans, katakan pada koki untuk makan malam nanti, tolong masak makanan kesukaan basen"

Hans membalas dan langsung pergi ke koki yang bertanggung jawab.

" Lalu Basen, kau bisa beristirahat sekarang, Hans akan membangunkan mu untuk makan malam nanti"

" Tentu ayah"

Lily yang melihat orabuni nya pergi, juga langsung pamit untuk berlatih ilmu pedang meninggalkan count dan countess yang masih berdiri di depan pintu masuk.

Cale, yang dari tadi hanya memperhatikan di balik dinding, takut untuk mengganggu keluarga itu juga berbalik dari sana.

Dia sudah memastikan Basen baik baik saja. Cale sudah membulatkan tekad,  dia akan pergi malam ini.

*****************************

Malamnya, Cale yang sudah bersiap-siap, melewati kamar basen, dia hanya ingin memastikan untuk terakhir kalinya.

Bingung, Cale merasa aneh ketika melihat pintu kamar Basen yang sedikit terbuka.

Basen bukan orang ceroboh yang akan membiarkan orang orang untuk melihat kamarnya begitu saja.

Diam diam, Cale mengintip kamar basen hanya untuk melihat seluruh keluarganya, tentu tanpa dia, sedang melakukan pelukan kasih sayang. Dengan basen ditengah.

Cale dapat melihat badan basen yang bergetar, suara Isak tangis terdengar di udara.

" Mereka mati.."

" Mereka mati di depanku Bu..."

" Akuu...."

Hanya dengan mendengar gumaman itu, Cale langsung mengerti apa yang terjadi.

' dia pasti mengalami trauma'

Cale merasa khawatir dan kasihan dengan Basen. Cale yakin, Basen akan kesulitan untuk melupakan kejadian itu.

' itu wajar'

Itu pasti sulit, tapi setidaknya, keluarganya akan ada untuknya, bahkan ayahnya tidak akan meninggalkan nya, tidak seperti dirinya. Cale yakin, ayahnya pasti akan meluangkan banyak waktu untuk menolong kesembuhan Basen akan traumanya.

Cale tersenyum, setidaknya dia bisa lega, Basen pasti baik baik saja.

Cale merasakan rasa perih lagi di hatinya tapi dia hanya mendorongnya ke tepi dan melangkah untuk pergi dari tempat yang dulunya sempat menjadi rumah baginya.

**********************************

Keluarga Henituse sekali lagi merasa sangat buruk. Walaupun mereka yakin mereka tidak pernah melakukan itu, mereka masih merasa bersalah.

Kebenaran Yang TerungkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang