Tidak Apa, Meski Itu Membunuhku

123 12 0
                                    

Sudah 15 tahun, Sasuke mengalami hidup yang sangat berat. Hidup dengan ayahnya, dikucilkan teman-temannya, bahkan dipandang rendah oleh masyarakat. Sasuke sudah terbiasa dengan hal itu. Bukan dalam artian ia menerimannya, namun ia merasa kecil hati untuk membalas perbuatan mereka.

Oleh karena itu, ketika Naruto datang di dalam hidupnya, Sasuke akhirnya bisa mengangkat kepalanya. Naruto seperti malaikat baginya.

Dia sangat berterima kasih kepada Naruto karena selalu ada bersamanya. Selalu membantunya saat kesulitan, dan juga menyembuhkan luka di hatinya. Sasuke mungkin saja tidak dapat menjalani hidup jika Naruto tidak ada di sisinya.

Bel pulang sekolah berbunyi. Sasuke langsung merapikan barang-barangnya, lalu keluar kelas.

Keadaan Sasuke di sekolah masih terlihat sama. Teman-teman menjauhinya, bahkan guru juga enggan untuk berurusan dengannya. Kalau bukan karena paksaan Naruto, Sasuke tidak akan mau berangkat ke sekolah.

Meskipun begitu, Sasuke akan berusaha menjalaninya. Lagipula, dengan mengingat Naruto akan selalu menyambutnya saat pulang sekolah, membuat perasaan Sasuke menghangat.

Sasuke pulang dari sekolah dengan berlari. Senyum lebar terpatri di wajahnya. Ia tidak sabar ingin bertemu Naruto.

Cklek

"Naruto" panggil Sasuke, namun tidak ada sautan.

Rumahnya tampak sepi.

"Naruto" panggilnya lagi. Sasuke mulai mencari Naruto ke seluruh penjuru rumah. Namun tidak tampak batang hidungnya.

"Naruto, kau dimana?" panggil Sasuke sekali lagi.

Sasuke bingung. Kemana perginya Naruto? Sasuke pun memutuskan masuk ke dalam kamarnya dulu. Ia menaruh tasnya di meja belajar.

"Pst"

"Naruto?" ujar Sasuke saat ia mendengar seseorang memberikan kode kepadanya.

"Sasuke, kemarilah!"

Sasuke menoleh ke kanan dan ke kiri mencari asal suara itu. "Naruto, kau dimana?"

"Di sini" bisik Naruto. Sasuke menoleh ke arah lemari, pintunya terbuka sedikit.

"Naruto, apa itu kau?" tanya Sasuke lagi. "Naruto, kenapa kau ada di sana?"

Naruto tidak menjawab, ia melambaikan tangannya agar Sasuke mendekat.

Sesampai di depan lemari, Naruto langsung menarik Sasuke masuk ke dalam lemari.

"Naruto, kenapa kita bersembunyi di sini?" Naruto tidak menjawab, melainkan ia menempelkan jari telunjuknya di depan bibir Sasuke. Menyuruh Sasuke untuk diam.

"Sasuke, di mana kau?!" teriakkan Fugaku terdengar oleh mereka.

"Itu ayah. Ah, bagaimana ini Naruto? Sepertinya ayah akan memukuliki lagi" tubuh Sasuke bergetar ketakutan.

"Tenanglah Sasuke, aku di sini" Naruto mencoba menenangkan Sasuke.

"Kemana kau anak brengsek?"

Tap

Tap

Langkah Fugaku semakin terdengar di telinga mereka.

BRAK

Fugaku membuka kasar pintu kamar Sasuke. Hal itu membuat mereka terkejut.

"Kau bersembunyi di mana? Sialan" dapat mereka lihat dari celah pintu, raut muka Fugaku tampak sangat marah.

Tubuh Sasuke semakin bergetar.

"Sasuke" ia sangat takut.

"Sasuke" bagaimana jika-

Don't say! GdByTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang