A Cold Marriage(TAMAT)

Part 5

A Cold Marriage update
PDF sudah ready ya
Tersedia juga di aplikasi karya karsa

Erick menatap istrinya yang kini juga menatap dingin padanya. Tubuh telanjang mereka tak membuat aura dingin itu bisa menghangat. Entah apa yang ada di pikiran mereka berdua, hingga saling tatap untuk waktu yang lama.

Elea yang menyadari hal itu terlebih dahulu segera mengakhiri tatapannya lalu hendak mengambil selimut dan pergi, namun tangan Erick terlebih dahulu menghalaunya. Erick membuang selimut itu kemudian kembali menerjang istrinya dengan ciuman panas.

Mereka berdua kemudian bergumul dan Elea pun membalas ciuman Erick dengan penuh emosi. Sebenarnya ia sudah muak dengan sikap seenaknya Erick ketika menginginkannya seolah ia hanya pemuas nafsu di atas ranjang. Namun Elea malas berdebat dan tidak ingin ayah mertua maupun ibunya tahu keadaan rumah tangganya yang menyedihkan.

Erick memasuki Elea dengan kasar hingga wanita itu memekik dan otomatis melingkarkan kedua kakinya pada pinggang Erick. Pria itu memompanya  kasar dan menciuminya dengan brutal hingga Elea kesulitan bernafas. Elea pun menjambak rambut Erick ketika gerakan kasar pria itu sedikit menyakitinya.

Erick yang terlihat bosan dengan gaya biasa memiringkan tubuh istrinya itu dan mengangkat sebelah kakinya, kemudian kembali memasuki istrinya itu penuh kenikmatan. Ia berulang kali menggeram dan Elea hanya menggigit bibirnya menahan desahan dari mulutnya karena muak dengan sikap Erick.

Gerakan brutal Erick membuat Elea emosi. Wanita itu bergerak menjauh dan membuat penyatuan mereka terlepas. Erick terdengar menggeram dan terlihat kesal setengah mati.

Melihat itu Elea menyunggingkan senyum miringnya. Ia melangkah ke depan Erick kemudian mendorong dada suaminya itu hingga Erick terlentang. Elea naik ke perut Erick kemudian turun ke bagian sensitif suaminya dan mendudukinya.

"Aaaaahh."

Elea memasukkan milik Erick ke dalam miliknya dan membuat kedua mendesah keras saking nikmatnya. Elea bergerak naik turun penuh percaya diri dan Erick dengan gemas meremasi bokong sintal istrinya.

Inilah yang Erick suka dari Elea. Perempuan ketus dan menyebalkan itu tahu benar cara memuaskannya di atas ranjang. Meskipun terlihat tidak begitu membutuhkan suaminya, nyatanya Elea berubah menjadi wanita yang panas ketika berada di atas ranjang. Harus Erick akui, semenjak menikah dengan Elea, Erick kehilangan selera seks terhadap wanita lain selain istrinya walaupun mereka selalu bercinta dalam diam tanpa pernah mendesahkan nama satu sama lain.

Tapi tentu saja Erick malu mengakui hal itu. Ia tidak mau istrinya itu besar kepala karenanya. Dan lagi, bagaimana mau mengakui jika sehari-hari hubungan mereka sangat dingin dan ketus. Mereka bahkan jarang bertegur sapa jika tidak benar-benar penting.

Elea terlihat semakin cepat bergerak naik turun dan kemudian lemas dan ambruk di dada Erick. Wanita itu mendapatkan pelepasannya dan membuat milik Erick menghangat dan berkedut nikmat. Erick yang menyadari hal itu segera membalikkan tubuh Elea hingga terlentang dan memasukinya untuk mengejar pelepasannya sendiri.

Erick bergerak brutal di atas tubuh lemas Elea yang tidak berdaya. Ia berkali-kali menggeram merasakan nikmat dan hangat milik istrinya. Setelah beberapa saat, ia pun mencapai puncak dan  menggeram keras, kemudian ambruk menindih tubuh istrinya.

Karena beberapa saat tetap di posisi itu dan Elea mulai sesak, ia mendorong tubuh Erick dan membuat pria itu terguling. Elea terlihat kesal dan segera berdiri meraih selimut kemudian melilitkannya dan berjalan menuju kamar mandi.

Erick yang melihat itu hanya mendesah pasrah. Entah hubungan apa yang mereka jalani saat ini hingga terlihat begitu menyedihkan. Mereka bercinta dengan panas tapi penuh emosi. Ia tahu istrinya itu marah, tapi Erick juga enggan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.

Ia cukup gengsi jika ketahuan peduli pada istrinya itu. Tapi tak bisa ia pungkiri, melihat Elea yang tersenyum sambil menatap layar ponselnya penuh cinta membuat dadanya bergemuruh hebat. Entah kenapa bisa begitu, apa ia perlu pergi ke dokter jantung? Entahlah, pusing sendiri ia karena hal itu.

Erick meraih piyamanya yang berada di dekat ranjang, kemudian ia memakainya dan kembali merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Ia memejamkan matanya supaya bisa lekas tertidur sebelum ia benar-benar gila karena tidak tahu harus bagaimana.

**

Nirmala menyeruput secangkir kopi yang di hidangkan pramusaji restoran mewah yang saat ini ia gunakan untuk menunggu Astrid, calon menantu tidak jadinya. Mereka janjian bertemu setelah Nirmala pulang dari arisan sosialitanya.

Sudah lama mereka tidak berbincang berdua karena kesibukan Astrid bolak balik keluar negeri untuk fashion show. Astrid merupakan desainer sukses dan berasal dari keluarga berada. Menjadi kekasih putranya selama bertahun-tahun sebelum putranya di jodohkan wanita parasit itu.

Ia pikir pernikahan Erick dan wanita itu hanya formalitas untuk memenuhi keinginan suaminya. Erick terlihat sama sekali tidak tertarik pada Elea. Dan Nirmala cukup senang akan hal itu karena jika Elea melakukan kesalahan sedikit saja, Nirmala akan segera menendang wanita itu dari rumah mewahnya. Dan ia meminta Astrid untuk menunggu saat itu terjadi.

Namun siapa sangka, kehamilan wanita itu meluluh lantakkan impiannya. Semula ia senang karena yakin jika bayi itu bukan cucunya dan akan segera mendepaknya saat anak itu lahir. Namun kebungkaman Erick atas tuduhannya dan juga wajah bayi itu yang seratus persen mirip putranya membuat hati Nirmala hancur berkeping-keping.

Alih-alih membenci cucunya sebagaimana ia membenci ibunya, Nirmala justru sangat menyayangi Darren karena Darren begitu tampan dan menggemaskan. Mana mungkin ia bisa membeci cucu setampan dan sesempurna Darren.

Mengingat itu Nirmala mendesah sambil menyeruput kopinya, menatap ke arah luar jendela kaca yang menghadap ke taman. Kini pikirannya rancu kemana-mana dan kebingungan menyingkirkan Elea yang kini bertambah menyebalkan dan tampak seperti lintah yang berada tengah-tengah keluarganya. Nirmala kesal sekali melihatnya. Apalagi di tambah sikap ketus dan angkuh wanita itu, membuat Nirmala ingin sekali merobek-robek wajahnya.

"Hallo Tante, udah lama nunggu?"

Tanpa di sadari Nirmala, Astrid sudah berdiri di hadapannya dengan wajah cantik, dandanan modis, serta senyum terkembang sempurna yang akan membuat siapapun terpesona di buatnya.