Part 7

3.8K 244 20
                                    

Erick mengendurkan dasinya yang terasa mencekik leher. Rapat kali ini berjalan cukup alot karena perbedaan pendapat antar pemegang saham. Untunglah keadaan itu bisa cepat teratasi dan ia mengambil jalan tengah dengan pemungutan suara terbanyak.

Selain pekerjaan yang membuatnya pusing tujuh keliling, hubungannya dengan Astrid juga membuat kepalanya seperti mau pecah saja. Bagaimana tidak, meski Erick menjaga jarak dari wanita itu, Astrid seperti tidak peduli dan tetap kekeuh bertahan di sisinya.

Ia memang sering kesal pada istrinya, namun sejak menikah ia juga tidak pernah tidur dengan wanita lain selain Elea. Entah karena apa, Erick hanya berpikir ia tidak ingin menjadi pria bajingan. Apalagi setelah ada Darren di antara mereka, ia tidak ingin menjadi contoh buruk untuk putranya.

Tapi Astrid seolah tidak melepaskannya begitu saja. Wanita itu selalu membayangi hidupnya dan Erick seperti tidak kuasa mengusirnya. Apalagi ia tahu jika ibunya sangat menyukai Astrid, selain karena karirnya yang sukses dan bisa di banggakan, Astrid juga anak konglomerat kaya seperti ayahnya, sangat sepantang dengannya menurut sang ibu.

Ia dan Astrid pertama bertemu di club malam daerah Kuta, Bali saat ia mewakili ayahnya untuk kerjasama dengan perusahaan asing. Setelah rapat selesai, ia mengunjungi club malam untuk melepas penat, dan di situlah ia bertemu dengan Astrid yang sedang berlibur.

Mereka berkenalan singkat dan melakukan one night stand atas keinginan masing-masing. Erick tidak menyukai wanita perawan ribet yang menuntut tanggung jawab, semua hanya masalah kesenangan semalam dan Astrid ternyata berpikiran sama dengannya. Wanita itu juga hanya butuh kesenangan sesaat.

Namun keadaan menjadi berbeda setelah ia pulang ke Jakarta. Ia bertemu lagi dengan Astrid di sebuah pesta karena wanita itu ternyata anak rekan bisnis papanya. Sejak itu hubungan mereka semakin intens dan akhirnya menjalani komitmen untuk menjadi sepasang kekasih.

Hubungan mereka berjalan baik sampai suatu hari ayahnya mengajaknya melamar seorang gadis kampung miskin yang belum ia kenal sama sekali. Semula Erick menolak mentah-mentah gagasan ayahnya itu. Selain sudah memiliki Astrid, gadis kampung itu juga bukan tipenya sama sekali.

Ketika Erick dan ayahnya datang kerumah Elea untuk melamar, gadis itu baru saja pulang mengaji dan dandanannya sangat kampungan. Erick bahkan tidak habis pikir dengan keinginan ayahnya saat itu.

Namun karena desakan sang ayah, Erick akhirnya setuju menikah dengan Elea dan terpaksa meninggalkan Astrid yang saat itu menangis sejadi-jadinya. Tapi Erick tidak punya pilihan, ia tidak ingin durhaka pada ayahnya setelah semua yang di lakukan ayahnya selama ini agar keluarganya hidup layak. Dan kata ayahnya semua itu tak lepas dari bantuan ayah Elea.

Pernikahan pun di lakukan satu bulan kemudian. Semula ia melihat Elea adalah seorang gadis periang, kampungan, dan centil. Dan sekali lagi, Erick tidak menyukainya sama sekali karena gadis itu berbeda dengan Astrid yang anggun dan berkelas.

Elea yang menyadari sikap acuh dan ketus darinya dan juga keluarganya kecuali sang ayah dan Edgar yang tinggal di apartemen, semula terlihat kecewa. Erick kerap mendapati wanita itu berdiri di balkon sambil mengusap air matanya. Bahkan kerap kali ketika ayahnya sedang berdinas, gadis itu hanya makan di balkon seandanya dan sendirian seperti pengemis.

Terkadang Erick cukup iba melihatnya, tapi entahlah, hatinya terkadang masih kesal ketika mengingat perjodohan mereka. Mereka pun ketika tidur hanya saling memunggungi dan tidak saling berkata ataupun bertegur sapa.

Hingga suatu malam, satu bulan setelah pernikahan mereka, Erick yang kelelahan karena bekerja seharian, melihat gadis itu tertidur nyenyak dengan piyama tersingkap hingga ke paha. Entah kenapa malam itu Elea terlihat sangat segar dan cantik meskipun sedang tertidur.

Erick mendekati ranjang dan memperhatikan lekat istrinya itu. Elea sebetulnya lumayan cantik untuk ukuran gadis kampung. Umurnya pun masih muda karena baru dua tahu lulus SMA, sedangkan dirinya sudah 28 tahun. Elea bahkan masih seumuran Exel, adik bungsunya.

Melihat Elea yang menggeliat pelan dan rambutnya tampak awut-awutan membuat tubuh Erick menegang. Mungkin karena sudah dua bulan lebih ia tidak bercinta, kini hasratnya serasa menggebu-gebu. Ketika semakin menatap Elea yang cantik dan polos, rasanya Erick tidak sanggup jika tidak menyentuhnya malam itu. Toh, Elea istrinya, menyentuhnya bukanlah termasuk kejahatan.

Erick membuka jas dan kemejanya perlahan sambil memperhatikan wajah cantik tanpa make up istrinya. Tidak ada salahnya ia mencoba, jika Elea tidak mau, ia tidak akan terlalu malu karena Elea pasti akan tutup mulut.

Ketika Erick meraih tubuh istrinya agar terlentang, perempuan itu membuka matanya dan syok hingga langsung terduduk. Ia menatap Erick ketakutan dan penuh tanya, namun sebelum Elea mengatakan apapun, Erick sudah membungkam mulut Elea dengan mulutnya.

Mereka berciuman cukup lama meski Elea terkesan masih kaku. Erick bertanya-tanya dalam hati, apa wanita ini tidak pernah berciuman sebelumnya?

Erick yang sudah tidak sabar karena libidonya yang sudah mencapai maximal, melepaskan piyama tidur Elea meski wanita itu terlihat tegang dan kaku. Setelah sama-sama telanjang dan Erick sudah melakukan berbagai macam foreplay, ia pun sudah tidak tahan untuk merasakan kehangatan milik Elea yang sebentar lagi akan membungkus miliknya.

Erick meregangkan kedua kakinya Elea kemudian memasukkan miliknya ke dalam milik Elea.

"Aahhhh, sakiiiit." Elea meringis kesakitan dan mencakar pundak Erick hingga berdarah. Erick yang menyadari hal itu segera menunduk ke penyatuan mereka dan,

Shit shit shit

Darah terlihat mengalir dari penyatuan mereka. Wanita ini masih perawan. Erick tidak pernah memikirkan ini sebelumnya, dan ia bingung melihat Elea yang kesakitan.

Namun ketika Erick terus memompanya, Elea sedikit lebih rileks dan menikmati penyatuan mereka yang begitu nikmat. Erick tidak menyangka bercinta dengan wanita amatiran tidak seburuk yang ia pikirkan.

Sebelumnya ia paling anti bercinta dengan perawan karena ia hanya ingin kesenangan dan tidak mau berpikir tentang tanggung jawab terlebih dahulu. Ia hanya melakukan dengan wanita yang sudah mengerti cara mainnya, seperti Astrid contohnya.

Tapi ketika sudah merasakan bercinta dengan istrinya dan sadar menjadi pria pertama bagi wanita itu, entah kenapa ada perasaan bangga yang tidak bisa ia jabarkan dengan kata-kata. Ada perasaan senang yang ia sendiri tidak tahu karena apa.

Setelah malam pertama yang panas dan penuh gairah itu, hubungan mereka menjadi sangat aneh. Mereka jarang bertegur sapa tiap harinya, meski di malam hari hubungan mereka memanas di atas ranjang.

Hingga kemudian Elea di nyatakan hamil dan seluruh keluarganya geger mengira Elea berselingkuh, Erick tetap bungkam karena ia yakin bayi itu adalah darah dagingnya. Mereka bercinta hampir setiap hari, jadi wajar jika istrinya itu hamil.

Hubungan mereka tetap seperti itu meski Elea tengah hamil. Wanita itu jarang mengeluh dan tidak pernah mengidam. Hanya terkadang Erick memergoki istrinya itu mencari pakaian kotor miliknya dan memeluknya sambil tidur. Erick sebenarnya penasaran, tetapi tetap enggan bertanya.

Hingga Darren lahir dan seluruh keluarganya beralih memuja putranya yang tampan, hubungannya dengan Elea tak kunjung menghangat. Hubungan mereka bahkan semakin jauh ketika Elea memberanikan diri meminta izin padanya membeli ruko untuk singgah setelah mengantar Darren ke sekolah.

Erick mengiyakan saja karena selama ini Elea tidak pernah merepotkannya secara finansial. Black card yang ia berikan jarang sekali di pakai wanita itu, kecuali saat membeli ruko. Namun beberapa hari ini, kartu itu sangat aktif di gunakan. Kira-kira untuk apa Elea menggunakan uang sebanyak itu.

Apa istrinya itu berselingkuh dan mengirimi uang selingkuhannya untuk mereka lari bersama. Karena kebutuhan Elea semua di tanggung oleh Erick termasuk pengobatan ibunya dan juga biaya perawatan ibu Elea yang selama ini di jaga oleh sepupu Elea.

Jadi untuk apa uang itu? Jangan-jangan benar prasangka bahwa istrinya berniat lari bersama pria lain mengingat kondisi pernikahan mereka. Jika benar seperti itu, Erick tidak akan membiarkannya.

Erick meraih ponsel dan menghubungi asistennya.

"Arif, selidiki pengeluaran istriku dengan kartunya dua bulan terakhir." Ucapnya singkat kemudian mematikan ponselnya tanpa menunggu respon asistennya itu.

A Cold Marriage(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang