Epilog

209 15 2
                                    

" Perjalanan selalu diakhiri di garis finish. Perjalanan selalu diakhiri dengan kepuasan. Dan setiap perjalanan berarti pencapaian. Gue rasa sudah waktunya gue ngomong kalau gue udah sembuh. Semua rasa sakit ini akhirnya terbebas dan pergi dari tubuh gue !"

~ Asahi ( X-Man )













• • • •

" Kak Junkyu....!" teriak Junghwan memasuki rumah Junkyu yang sudah porak poranda.

Pemuda itu segera menerjang tubuh Junkyu yang tergeletak di lantai dengan darah yang terus merembes. Junghwan menangis pilu memandang keadaan Junkyu yang terluka luar biasa parah. Mulutnya tak henti-hentinya mengeluarkan darah dengan sebilah pisau menembus tubuhnya.

" Kak Junkyu bangun...kak gue mohon buka mata elo..!!" raungnya sambil mencoba mengembalikan kesadaran Junkyu.

Junghwan menepuk pipi Junkyu lembut. Dia meraba nadi pemuda koala itu. Tak ada. Denyut nadinya sudah menghilang. Dan tubuh Junkyu sudah terasa dingin.

Menyadari nafas Junkyu yang tak lagi berhembus, Hyunjin segera mengeluarkan sebuah suntikan. Dia lalu menyuruh Junghwan menyingkir agar dirinya bisa menyuntikkan cairan itu ke tubuh Junkyu.

" Baru setengah jam, gue harap ini bisa bekerja " ucapnya lirih.

Junghwan yang masih setia berdiri disampingnya terus saja meneteskan air mata. Dia amat sedih menyadari kalau Junkyu sudah tiada.

" Kak Junkyu bangun..." ucap Junghwan parau.

Hyunjin melirik ke sekitarnya. Tak jauh dari tempatnya, dia melihat tubuh lain penuh darah yang bisa ia yakini sebagai Yoshi. Dia lalu menyuruh Junghwan untuk mendekati tubuh tersebut.

" Junghwan cepat pergi kesana dan berikan suntikan ini pada Yoshi !" suruh Hyunjin menyodorkan sebuah suntikan yang entah sejak kapan sudah pemuda itu siapkan.

" Tapi ini untuk apa kak ?" tanya Junghwan masih terdengar parau.

" Cepet suntikan saja !" tuntut Hyunjin terlihat sangat gelisah.

" Uhuk..uhuk...!" itu adalah suara Junkyu yang tiba-tiba bangun dan kembali bangun mengeluarkan darah. Dia mengerjabkan matanya.

" Hyun-jin..Ha-ruto..!" ucap Junkyu terbata-bata lalu kehilangan kesadarannya.

Hyunjin menghela nafas lega. Dia kira upayanya untuk menyelamatkan Junkyu akan gagal, namun rupanya itu berhasil. Dia kemudian bangkit dan menghampiri Junghwan yang masih menunggu reaksi Yoshi setelah disuntik.

" Masih belum bangun ?" tanya Hyunjin. Junghwan menggeleng lemah. " Seharusnya dia bangun dan muntah darah. Tapi jika dalam waktu setengah jam dia tetap diam saja, gue nggak bisa mastiin kalo dia bakal selamat " lanjutnya tak mau membuat Junghwan terlalu berharap.

Junghwan menengadahkan kepalanya, menatap Hyunjin yang berdiri disampingnya. " Apa yang udah kakak berikan pada mereka. Cairan apa itu ?" tanya Junghwan.

Dia jadi ingat kalau sebelumnya Yoshi pernah cerita padanya kalau dulu -waktu Yoshi dipenjara- Doyong dan Hyunjin pernah memberikannya sebuah obat yang membuat Yoshi batuk darah. Tapi tak hanya itu, detak jantung Yoshi juga ikut terhenti yang membuat para kepolisian menyatakan dirinya mati.

Tapi saat ia dibawa ke ruang mayat, tiba-tiba Hyunjin datang dan menyuntikkannya sebuah cairan yang Junghwan yakini mirip dengan cairan yang menembus kulit Junkyu tadi. Dan yang terjadi selanjutnya adalah Yoshi muntah darah. Tapi tak lama dari itu, kondisi tubuhnya menjadi bugar kembali. Seakan dia tak pernah mati.

Yoshi sempat bahagia saat mengetahui dirinya telah mengalami mati suri. Tapi ada satu hal yang mengganggu pikiran seorang Yoshi. Dia sadar kalau semua yang menimpanya bukan sekadar mati suri belaka. Tapi ada sesuatu yang lain. Yoshi yakin jika ada sesuatu yang Hyunjin tutupi. Apalagi cairan itu. Tapi apa itu ??

••My Treasure•• √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang