Step Three

165 23 0
                                    

"Lama-kelamaan rasa sakit itu semakin mengganas. Obat yang selalu aku minum nyatanya hanya berdampak sedikit. Sangat menyakitkan saat aku harus menanggung semua ini sendiri.

Aku butuh seseorang "

~ x man























Junkyu berjalan lemas. Matanya sembab karna menangis semalaman. Langkahnya gontai, semangatnya pudar. Sementara pikirannya menerawang jauh kesana.

Ia kacau. Ia merasa tak becus menjadi manusia. Bagaimana bisa ia biarkan hal ini terjadi? Bagaimana bisa seseorang pergi lagi didepan matanya sendiri ?

Ia tak rela. Sungguh tak mampu tuk melepaskan kepergian orang itu. Pemuda itu selalu menyalahkan dirinya sendiri.

Sekarang ia berdiri sendiri menatap temannya yang tengah terbaring nyaman disana. Menatap nisan bertuliskan nama temannya yang begitu ia sayangi.

"Maaf gue pergi malam itu. Maaf karna gue nggak nanya elo malam itu apa elo baik-baik saja. Maaf...." tangis Junkyu menundukkan kepalanya dalam-dalam.

• • • •

"Jae elo nggak luka parah,kan ? Orang itu nggak nyakitin elo,kan ?" tanya Junkyu bertubi-tubi. Pemuda itu memeriksa lengan Jaehyuk dengan cemas.

Jaehyuk menyunggingkan senyumnya sebelum membalas pertanyaan Junkyu. Dia tau betul kalau temannya itu lagi cemas sekarang. Ah sekarang bukan teman, melainkan sahabatnya. Iya Jaehyuk sudah anggap Junkyu sebagai sahabat meski mereka baru bertemu beberapa bulan. Sedekat itu mereka.

"Gue nggak apa-apa kok kak. Ini kan udah diobati. Jangan terlalu khawatir deh. Lagian ini cuma luka kecil, "

Saat ini keduanya tengah duduk didepan ind*maret. Begitu melihat Jaehyuk terluka, Junkyu langsung membawanya kesini karna tempat ini yang paling dekat dengan tempat kejadian.

Tadinya Junkyu mau ajak Jaehyuk masuk ke rumah dia, tapi Jaehyuk menolak. Pemuda itu tak mau membuat ayahnya khawatir. Anak berbakti sekali dia.

"Lagian ngapain sih elo malam-malam berdiri disitu. Untung dia cuma bawa pisau kecil, kalo gergaji mesin gimana. Bisa putus lengan elo !"canda Junkyu sambil menyeruput susu kotak.

Jaehyuk kembali tersenyum. Menurutnya Junkyu itu sungguh menggemaskan. "Kak Junkyu juga kenapa ada ditempat itu malam-malam. Sekolah udah bubar tiga jam yang lalu. Apa Kak Doyong nggak nyariin Kaka ?"

*Notes : Disini Junkyu dan Doyong kan anak kembar jadi Jaehyuk manggil dia kak.

Junkyu gelagapan. Dia tak menyangka kalau Jaehyuk bakal nanyai dia balik. "jawab dulu napa !"

"Iya,iya "

Jaehyuk berdiri sebentar guna membetulkan posisi duduknya. "Akhir-akhir ini gue dapet teror kak. Setiap malam pasti ada orang yang ngerusak toko bokap gue. Entah itu nyopot brosur, nyemprot-nyemprot tembok, coret-coret muka bokap gue, atau ngotori toko. Yang paling parah sih pernah mecahin kaca "

"Sejak kapan Jae, kenapa elo nggak ngomong ke kita ?"

"Nggak perlu kak, kalian pasti banyak masalah. Gue nggak mau ngebebanin kalian dengan masalah gue " ungkap Jaehyuk sedih.

"Sejak kapan ?"

"Kak nggak usah. Biar gue aja yang selesain ini. Paling itu saingan bokap. Udah deh kak !" pinta Jaehyuk.

"Sejak kapan ?" Junkyu kembali bertanya yang membuat Jaehyuk menelan ludahnya kasar. Tak pernah ia lihat Junkyu seserius ini. Biasanya ia tipe orang yang periang. Mood booster banget. Tapi sekarang yang ia lihat berbeda dari biasanya.

••My Treasure•• √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang