0 1 0

0 1 0
                                    

“Lihat, pelajari, dan lakukan.”

“Ayo Rania, perkenalkan diri kamu,” ucap seorang guru wanita membuat sang pemilik nama maju kedepan.

“Kenalin gue Rania Arana, disekolah lama, gue biasanya dipanggil Princess,” kata Rania membuat Amora seakan menahan tawa.

“Halo, Princess,” kata Amora. “yang turun dari jabatan, oopsiee.”

Didepan Rania sudah mengepalkan tangannya. Gadis bernama Amora itu memang dari awal mencari gara-gara dengannya.

“Iya Rania, silahkan kembali ketempat duduk kamu.”

“Bu, apa saya boleh pindah tempat duduk?” tanya Rania meminta izin.

“Tentu Rania.” jawaban dari Bu Winda membuat Rania tersenyum penuh kemenangan. Gadis itu menuju tasnya lalu membawa tas itu ketempat yang akan ia tempati.

Disamping Amora.

“Halo, Queen,” sapa Rania membuat Amora memicingkan matanya. Amora tahu betul, itu bukanlah kalimat sapaan, melainkan ejekan.

“Aku takut banget kalo nanti Queen bakal dapet gelar Missqueen.

***

“Woy!” teriak Takra membuat Gara serta Syifa menoleh.

“Apaan?!” balas Syifa tak senang.

“Apa pendapat kalian tentang Amora sama Rania?” nafas Gara tertahan sesaat. Kedua gadis yang tengah dibicarakan memang sedang tidak berada didalam kelas.

“Gue gak tau, tapi gue rasa bakal ada hal buruk yang terjadi,” jawab Gara membuat Syifa mengangguk setuju.

“Bakal ada kehancuran, dan gue suka itu.”

***

Rania yang tengah berjalan-jalan disekitar sekolah pun tersenyum miring ketika melihat bahwa lapangan basket outdoor tengah digunakan oleh lelaki-lelaki tampan berbadan tinggi. Ia mendekati lapangan, melewati pinggir lapangan dengan begitu lambat seolah menunggu sesuatu.

Bughh

“Awh,” ringis Raina sembari memegangi kepalanya.

Ya, ini yang ia inginkan.

“Cewek sialan! Kalo lewat ya lewat aja, gak usah cosplay siput lo,” kata lelaki berbadan tinggi yang tubuhnya penuh dengan keringat. Bahkan kaos lelaki itu sudah basah oleh keringat.

“Eh Aldo, jangan kaya gitu. Dia itu anak dari keluarga yang gak mampu,” terdengar suara lembut seorang gadis membuat lelaki bernama Aldo itu menoleh. Menatap wajah gemas Amora yang tengah memegang sebotol air mineral.

Queen? Kenapa udah lama gak nemuin aku?” tanya Aldo membuat Amora menggeleng lalu menyodorkan botol berisi air mineral yang ia bawa tadi.

“Minum dulu, baru ngomong,” Aldo mengangguk lalu mengambil dan meneguk air dari botol tersebut hingga tersisa setengah.

“Manis, bekas kamu ya?” Amora terkekeh lalu menggeleng.

SCHEMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang