Di balik sikap lembut sang Ratu, sebenarnya dia juga menyimpan sebuah rasa sakit yang dirinya coba pendam sendiri, tanpa perduli jika rasa itu perlahan demi perlahan terus menorehkan luka yang tidak akan pernah mengering.
Kembali melanjutkan sulaman miliknya, sambil sesekali berbicara hal singkat kepada dua pangeran yang masih setia menemaninya di sana. Sang Ratu, terkadang bertanya apakah para pangeran menginginkan sesuatu, karena dirinya akan mencoba mewujudkannya.
Namun kedua pangeran itu mengatakan tidak ada apapun yang mereka inginkan, dan beberapa detik kemudian, pangeran yang lebih muda tiba-tiba saja kembali berbicara.
" Ratu... Apakah,.. "
Pangeran tersebut terdiam, sebelum akhirnya mengumpulkan keberanian untuk kembali melanjutkan ucapannya.
" Apakah, Ratu bersedia kembali mengambil hamba ini, sebagai suami dari Yang Mulia Ratu. "
Ucapan yang berhasil membuat sang Ratu seketika menghentikan sulamannya, dan terdiam karena keterkejutan atas ucapan salah satu Pangeran, jelas-jelas dirinya di benci, namun apa ini.
Tanpa sadar bulir air mata telah menetes membasahi wajah dari sang Ratu, dirinya bingung atas rasa yang saat ini dia rasakan. Apakah ini haru.? Ataukah ini rasa bahagia.?, entahlah.
Takemichi terlihat berjalan seorang diri, tanpa menyadari jika di belakang dirinya terdapat dua pria yang sedang mengikuti. Hingga tiba-tiba saja salah satu dari pria tersebut bermaksud menepuk pundak Take.
Namun, sebelum sempat menyentuh pundak Takemichi, terdapat seseorang yang telah menahan tangan tersebut, pria dengan surai perak panjang.
" Apa yang mau kau lakukan.? "
Tanya pria yang ternyata adalah Koko, sambil masih menggenggam tangan pria yang memiliki rambut keungunan sedikit panjang, pria itu menarik tangannya agar terlepas lalu segera menunjukkan sebuah dompet.
" Hanya ingin mengembalikan dompet ini, kepada pria manis tadi. "
Kepalanya mencoba mencari ke belakang sosok yang menghalanginya, dan ternyata si manis telah pergi. Koko langsung meraih dompet itu dan tersenyum tipis.
" Terima kasih, aku akan memberikannya kepada kekasihku. "
Dengan seenaknya langsung melangkah pergi meninggalkan kedua kaka beradik yang telah memasang wajah masamnya, karena harus kehilangan momen untuk bisa mendekati sang ratu.
" Hajime...sialan.!! "
Ucap pria yang lebih tua, sambil sedikit menggertakan giginya dan seakan ingin melayangkan tinjuan entah kepada siapa.
" Kak Ran, dia seenaknya menyebut sang Ratu sebagai kekasihnya. "
" Ya, kau benar Rin, kita harus membuat sang Ratu mengingat semuanya. "
" Bukankah itu malah akan melukai Ratu.?, "
" Tidak Rindou, Ratu kita kuat. Kita saja yang lemah saat itu tidak bisa melindunginya. "
Helaan nafas terdengar jelas berpadu dengan semilir angin malam yang dingin, benar saja jika mereka dulu lebih kuat sang Ratu tidak akan di hukum, karena sebuah pengaduan palsu.

KAMU SEDANG MEMBACA
👑 𝕽𝖊𝖎𝖓𝖈𝖆𝖗𝖓𝖆𝖙𝖎𝖔𝖓 𝕺𝖋 𝕿𝖍𝖊 𝕭𝖊𝖙𝖗𝖆𝖞𝖊𝖉 𝕼 👑 [ Ours Remake ]
Fanfictionkarakter yang saya gunakan adalah hak milik -ken wakui sensei -