Ch : 5

375 70 0
                                    

Tidak ada keadaan yang banyak berubah sejak Takemichi berkata bahwa dia akan menikah dengan Koko, jika koko menjadi kaya raya, kecuali di mana koko jadi terlihat lebih sibuk dan sering berangkat lebih pagi daripada dirinya yang mau pergi bekerja.









Meski jika harus mengakui, Takemichi sedikit merasa kesepian tanpa kehadiran Koko yang senang mengusiknya, namun itu membuat Take mengerti bahwa Koko terlihat serius untuk menikahinya seperti ucapan yang menurutnya itu ngawur.














Flashback on :

" Take-chan, aku pamit pulang duluan okay? Ini sudah cukup larut dan aku takut di marahi kedua makhluk di rumah. "




Ucap Senju dengan cengiran polosnya yang terkesan seperti anak kecil, sambil membuat pose lucu sebagai penggambaran kedua kakak laki-lakinya yang pasti akan memarahinya jika pulang terlambat.



" Hati-hati di jalan, maaf tidak bisa mengantarmu Senju, "


Takemichi hanya bisa menunduk beberapa kali karena tidak dapat mengantarkan Senju pulang seperti biasanya.

Sesaat setelah Senju telah menghilang pergi dari pandangan, Koko dengan cepat segera memposisikan dirinya duduk tepat di hadapan Takemichi.

" Baby, michi calon istriku. Uhum.. "

Memasang ekspresi seriusnya namun malah terkesan seperti sedang melucu,




" Apa-apaan itu, yang benar saja calon istrimu huh? Pftt...Koko aneh,. "



" Aku akan serius, Michi...berhentilah dari pekerjaan malam mu di minimarket, beristirahatlah di rumah setelah pulang bekerja dari cafe, aku akan mencari pekerjaan dan akan menikahimu secepatnya, jadi...belajarlah menyambutku di rumah ketika malam tiba. "



Ucap Koko final, dengan tampang yang masih terlihat serius setelah mengucapkan kalimat seakan pembacaan undang-undang tersebut.



Flashback Off :







" Pfttt hahahaha Koko, dia memiliki sisi serius, manis dan juga lucu saat itu. "

Dirinya kembali melanjutkan untuk menyiapkan makan malam, beberapa jam yang lalu saat masih bekerja, Koko mengiriminya sebuah pesan yang berkata akan pulang awal dan ingin makan malam bersamanya hari ini.




Setelah selesai menata makan malam di atas meja, tiba-tiba saja suara bel pintu terdengar dan membuat Take sedikit merasa heran.



" Siapa yang bertamu.? "


Tanyanya pada diri sendiri, perlahan melangkah menghampiri pintu dan membukanya. Senyuman langsung terukir pada wajah manisnya tersebut, mendapati sesosok pria yang saat ini berdiri di hadapannya seraya memegang se-buket besar bunga yang indah.



" Selamat malam Nyonya Hajime, di mohon agar segera menerima hadiah bunga ini dan memberikan ciuman selamat datang kepada Tuan Hajime yang saat ini sedang menunggu sambutannya, "



Takemichi hanya bisa tertawa kecil dan segera meraih buket besar bunga tersebut ke dalam pelukannya, dan melirik Koko yang memasuki rumah lalu menghampirinya untuk memberikan kecupan pada kening Takemichi.

" Aku pulang, Takemichi. "

" Selamat datang, Koko "



Sambut Takemichi dengan lembut, seraya menaruh buket bunga ke sebuah sisi di dekat meja dan segera menghampiri Koko yang telah merentangkan kedua tangannya meminta sebuah pelukan.




Dirinya yang mengerti langsung memeluk Koko, ada kerinduan yang terpendam tentu saja, bagi Takemichi kesibukan Koko dalam seminggu ini membuatnya merasa kesepian.


Namun, bagi Koko rasa rindunya bukan hanya karena seminggu kesibukannya, namun karena ber abad-abad dirinya harus terus terpisah dari sang ratu.



Mencoba bertemu di kehidupan yang sama tidak semulus yang di fikirkan, karena dirinya harus menjalani beberapa kali kehidupan yang berbeda, dan saat itu tidak juga bisa menemukan Takemichi.



Hanya di kehidupan saat ini, di kelahirannya yang ke tujuh. Akhirnya, dia dapat bertemu dengan orang yang sangat di cintainya ini.



Malam mereka habiskan dengan makan malam bersama, lalu menonton sebuah film dengan Takemichi yang berada di pelukan Koko.




Entah mengapa, malam ini Koko tidak mau melepaskan Takemichi sedikitpun, dirinya pun merasa heran akan tingkah temannya ini, teman? Apakah situasi mereka masih wajar di sebut sebagai teman.

































Pria dengan surai panjangnya meraih tangan seorang wanita dan perlahan mengecup punggung tangan tersebut, sebagai sebuah penghormatan.

" Apa hadiah yang kamu inginkan.? Karena telah kembali dengan membawa kemenangan. "



Ucap wanita tersebut dengan anggun,

" Apakah saya boleh meminta yang mulia ratu sebagai hadiah.? Maaf jika saya terkesan lancang. "



Kesatria tersebut sedikit merasa ketakutan, takut akan sang ratu yang mungkin murka karena ucapannya, namun jujur dirinya hanya ingin memiliki sang ratu jika bisa mungkin menginginkan cintanya juga.
























Di sebuah kamar yang mewah, dengan berbagai hiasan berlapiskan emas. Wanita dengan surai panjang berwarna kuning yang indah tersebut dengan hanya mengenakan gaun malam sedang menatap lurus ke arah pria yang saat ini telah berdiri di hadapannya.

" Apakah ini hadiah yang kamu inginkan, kesatria.? "




Ucap wanita tersebut memecah keheningan malam di kamar yang hanya terdapat mereka berdua.

" Saya hanya ingin yang mulia ratu menjadi milik saya seutuhnya malam ini, bukan sebagai ratu yang saya hormati, namun sebagai wanita yang saya cintai. "

" Kemarilah, aku milikmu malam ini, hajime. "



Tangannya terulur untuk meraih sang kesatria ke dalam pelukannya, dan malam panjang berlalu dengan kedua insan yang saling menghabiskan malam dengan penuh gairah yang membara.




Malam itu adalah pertama kalinya, sang ratu di sentuh oleh seorang pria. Kesatria yang juga sebenarnya telah menjadi selirnya tersebut, adalah orang pertama yang mendapatkan seluruh sentuhan tubuhnya.




Meski sang ratu memiliki ke-enam suami, namun mereka tidak pernah sekalipun sudi untuk bersama dengan dirinya, jangankan menghabiskan malam bersama, untuk berbicara biasa saja mereka tidak pernah hadir meski dirinya telah mengirim undangan.






Mereka semua, hanya terpesona dan lebih suka bersama dengan saudari tirinya. Hanya kebencian yang di tujukan untuk dirinya meskipun berstatuskan tinggi sebagai ratu di tempat ini.





Pertama kalinya, dirinya merasa di cintai, pertama kalinya dirinya di sentuh dengan lembut dan pertama kali dirinya menghabiskan malam penuh gairah seperti ini.



" Ha...hajime pelannn... "

Erangnya lembut dan membuat pria yang saat ini berada di atasnya tersenyum lembut, seraya memberikan kecupan untuk dahinya.

" Aku yang pertama kali untukmu, apakah terasa sakit? Maafkan aku, wanitaku. Namun, aku bahagia."


Dan setelah mengucapkan kalimat seperti itu sang kesatria tersebut malah semakin membuat wanita di pelukannya terus mengerang tanpa henti, erangan yang bagai sebuah lantunan lagu di telinga seorang pria yang sedang jatuh cinta.

👑 𝕽𝖊𝖎𝖓𝖈𝖆𝖗𝖓𝖆𝖙𝖎𝖔𝖓 𝕺𝖋 𝕿𝖍𝖊 𝕭𝖊𝖙𝖗𝖆𝖞𝖊𝖉 𝕼 👑 [ Ours Remake ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang