Namaku Nathan Mahardika, aku lahir dari keluarga terpandang dan dihormati di desaku. Hampir semua orang di desa pasti mengenalku sebagai putra ketiga keluarga Mahardika. Hidup dengan nyaman tanpa mengkhawatirkan harta maupun tahta membuatku selalu berpikiran pendek, hal itu membuat keluargaku selalu menceramahiku. Keluarga Mahardika selalu menyayangiku, sebagai putra bungsu mereka, apalagi aku lahir di keluarga inti dengan garis keturunan langsung.
Keluarga Mahardika juga mempunyai kekuatan yang bisa mengendalikan air dan es, serta kekuatan besar yang tak dimiliki oleh orang lain. Dengan kekuatan ini, kami menggunakannya untuk melindungi orang-orang dan demi kesejahteraan serta keamanan manusia di muka bumi. Kami dikenal sebagai keluarga yang memiliki hati yang tulus, empati tinggi, selalu mementingkan orang lain, rela berkorban dan setia. Tentu saja hidupku akan semakin mudah kan? Aku bisa mendapatkan apapun yang aku mau. Kecuali satu hal.
***
Pagi hari di bulan April ini dimulai dengan musim semi. Tak ada yang lebih spesial dari musim ini ketika bunga sakura mulai bermekaran. Betapa cantiknya bunga itu.
Aku melihat keluar jendela kamar, tepat di depan kamarku ada pohon sakura yang aku besarkan sendiri. Ah, ketika melihat bunga itu, rasanya aku kembali ke masa lalu. Mengingat sesuatu yang selalu mengisi hari-hariku.
TOK TOK TOK
Ketukan pintu membuyarkan lamunanku. Biar kutebak, pasti yang mengetuk pintu adalah Kaizo—keponakanku.
"PAMAN!! AYO BANGUNN! LIHATLAH BUNGA SAKURA SUDAH BERMEKARAN!"
"Aku sudah bangun, Kaizo... Kemarilah buka saja pintunya."
Dengan sigap, Kaizo membuka pintu kamarku. Dia menyambut dengan senyuman khas miliknya. Bocah 10 tahun itu terlihat sudah siap pergi, entah kemana.
"Kamu mau kemana Kaizo? Tumben sekali pagi-pagi kamu sudah rapi." Tanyaku kebingungan.
"Main!" Jawabnya antusias, "Aku mau bermain dengan temanku."
"Memangnya kamu sudah berlatih? Kemarin kulihat kamu berleha-leha di kamar."
"Ckck dasar Paman Nathan! Aku berlatih saat shubuh, agar udara masih bersahabat! Buktinya aku mulai bisa membekukan energi yang dimiliki lawanku." Kaizo tersenyum sombong, "Sudahlah Paman, lebih baik Paman bangun."
"Eh, Eh! Tunggu sebentar!" Aku berteriak dan langsung menyibak selimut, "Bantu aku membereskan kamar."
"EH KOK AKU, PAMAN?" Tanya Kaizo kaget.
"Kamu yang pertama menyapaku, maka kamu yang akan membantuku."
"Argh, tidak adil!!"
Kaizo cemberut, dia terlihat tidak ikhlas dalam membantuku. Namun tetap saja, bocah itu akan melakukannya meskipun dia terpaksa.
Aku meminta Kaizo untuk mengambil kemoceng, sapu dan lap pel. Dan dengan langkah gontai, dia mengambil peralatan itu di ruang kebersihan. Aku hanya tersenyum melihat tingkah lakunya.
Sementara Kaizo yang sedang mengambil peralatan, aku mulai membongkar barang-barangku. Rencananya ada beberapa barang yang akan aku berikan kepada orang yang membutuhkan. Oleh karena itu aku membongkar barang lamaku. Siapa tahu ada yang bisa kuberikan.
Dimulai dari lemari. Ah lemari itu sudah bertahan hampir 25 tahun, aku ingat sekali lemari itu bahkan sudah ada ketika aku lahir. Dan aku begitu menyayanginya, dia seperti tumbuh besar bersamaku. Namun sekarang, lemari itu sudah mulai lapuk dimakan usia, tenang saja alasan terbesar mengapa lemari itu masih bertahan adalah karena bahan dasarnya. Ayahku membuatkan lemari itu dari kayu terbaik sepanjang daratan ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/309741852-288-k792865.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
For You, Forever.
Novela JuvenilAku adalah putra ketiga dari klan paling dihormati di desa. Hidupku selalu dipenuhi kebahagian, dan kehangatan dari teman dan keluargaku. Tak ada sedikitpun yang kurang dari itu. Namun, suatu hari aku jatuh cinta kepada gadis yang aku temui pertama...