5 years without you

102 11 0
                                    

*5 tahun kemudian*

Tahun demi tahun, bulan demi bulan, hari demi hari telah berlalu tanpa kehadiran si kembar dikehidupan keluarga ibu Soojin. Tidak ada kabar bahagia datang pada keluarga mereka. Naasnya kasus itu telah ditutup.

Hati ibu semakin sakit mendengar bahwa kasus itu ditutup. Apa boleh buat dia adalah seorang ibu bukan?

"Kenapa kasusnya ditutup? Apa kalian tidak sanggup bekerja? Lalu mengapa kalian mendapatkan pekerjaan kalian jika kalian seperti ini? Aku adalah seorang ibu. Ibu mana yang tega membiarkan anaknya hidup jauh darinya? Apa kalian tidak merasakan rasa sakit kami kehilangan mereka? Coba saja kalian merasakannya, aku sangat yakin kalian tidak akan sanggup" Ibu Soojin menceramahi tim penyelidikan dengan nada marah sedikit sedih.

Suaranya bergetar bersamaan dengan alunan nadanya yang tinggi. Ibu terlihat seakan ingin jatuh karena dia sudah tidak tahan lagi.

*Jeju POV

"Nenek! Nenek! Nenek dimana? Aku takut sendiri disini. Nenek?" Terlihat seorang bocah yang berlari sambil berteriak memanggil nenek kesayangannya itu.

Dia berhenti berteriak saat mendapati neneknya berada didepan matanya, yaitu didapur.

"Ada apa cucu kecilku yang manis nan tampan? Hmm?" Tanya nenek seakan menenangkan cucunya itu.

"Aku takut nek, tolong jangan tinggalkan aku lagi. Aku tidak bisa jauh dari nenek." Jelas anak bernama Jungwon a.k.a Juan.

"Jungwon sayang, kenapa kau takut hm? Nenek akan selalu ada didalam setiap nafas dan detak jantungmu bukan? Jangan takut, kau adalah pria yang pemberani." Nenek menjelaskan pada Jungwon dan menyentuh lembut pucuk hidung lancipnya dan dadanya.

"Nenek benar. tapi nek, aku akan lebih tidak takut jika ibu dan ayah ada bersamaku bukan? Dimana mereka? Seharusnya mereka yang mengatakan itu dan memberiku dukungan penuh kan?" Tanya Jungwon ragu.

"E-Eo? Jungwon-a, tidak semua orang beruntung nak, dan kau ada diantara keduanya. Kau tidak beruntung dalam urusan orang tua kandungmu, tapi kau beruntung memiliki nenek yang menggantikan peran mereka, benarkan?" Nenek mencoba meyakinkan Jungwon agar tidak iri dengan temannya.

"Itu benar." Jawab Jungwon dengan sangat Yakin.

"Jadi jangan meragukan kasih sayang yang nenek berikan, mengerti?"

"Iya nenek."

*Busan POV

"Matahari kecil ibu! Ayo bangun sayang." Teriak ibu dari meja makan.

"Apa temanku sudah bangun dilangit pagi yang cerah?" Tanya si manis dengan suara lembut dan nada ceria yang menjadi khas nya itu.

"Sudah sayang. ayo bangun, mandi, lalu makan yaa?"

"Siap, ibuku yang cantik."

*jebur jebur

Ibu menyiapkan makanan untuk Sunoo yang sedang mandi.

"Pasti orang tua kandungnya sedang mencarinya. Mereka pasti senang memiliki putra seperti Sunoo."

*ceklek, suara pintu kamar Sunoo telah terbuka.

Dia sangat tampan, manis, dan imut bak pangeran yang menghilang.

"Kenapa matahariku selalu tampan, hm?" Tanya ibu menggoda putra kecilnya itu.

Siapa yang tidak gemas melihatnya? Semua orang pasti gemas melihatnya.

"Karena aku matahari, matahari akan menyinari hati ibu dengan ketampanan dan aura ku yang manis ini hahaha." Sahut si manis sambil duduk dikursi meja makan untuk sarapan.

"Ahahaha kau ini selalu saja berhasil membuat ibu gemas haha." Balas ibu kegemasan.

"Ibu senang dengan leluconku? Seharusnya ayah juga merasa begitu. Aku bisa membuat ibu bahagia, tapi aku tidak bisa membahagiakan ayah." Ujar Sunoo dengan nada yang semula senang berubah menjadi sedih.

"Ibu tidak akan meninggalkan aku sendirian bukan? Aku tak bisa hidup tanpa ibu." Lanjut Sunoo.

"Sayang, kenapa kau bicara begitu, hm? Kau selalu bilang kalau ibu akan selalu ada di lubuk hatimu yang paling dalam bukan? Ibu tidak akan pernah meninggalkanmu, ibu akan selalu bersamamu dihatimu." Jelas ibu lirih sambil mengelus surai hitam Sunoo.

"Iya, itu sangat benar. Terima kasih telah menjadi ibuku." Jawab Sunoo sambil berpelukan dengan ibu.

*Gyeonggi POV

Mereka yang sedang bahagia, tidak akan merasakan kesedihan orang lain. Dan mereka yang sedang bersedih, tidak akan merasakan kebahagiaan orang lain.

'Aku rela memindahkan kesedihan mereka padaku, asalkan senyum mereka tidak luntur, aku bersedia untuk merasakan kejamnya dunia selama sisa hidupku, asalkan bukan anak-anakku yang merasakannya.' batin ibu Soojin setiap ia mengingat si kembar.

*Sampe sini dlu aja ya? Aku kurang tau klo nanti bakal rajin up ato ngga. Soalnya aku sendiri lagi ada persiapan ujian. Maaf klo kepanjangan/kependekan

-klo ada typo langsung koreksi ya? Maaf juga klo ga nyambung sama chapter sebelum/selanjutnya, baru belajar hehe :v *



In the NEXT LIFE | SunwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang