Love Me Brother (18+)

11. Ending

Drttt...

"Halo pah"

"Isan cepet kesini Adit butuh bantuan kamu!!"

"A-Adit kenapa pah?"

"Adit nyoba mau bunuh diri, Dia keadaanya lagi kritis sekarang. Dia butuh donor darah, cuma kamu yang darahnya cocok sama dia, tolong kamu secepatnya kesini".

Isan bergegas ke Bandara untuk memesan tiket dan Esoknya ia pergi kembali ke tempat tinggal papahnya.

Butuh sekitar 7 jam dari Jepang ke Rumah Papa.

Setelah sampai Isan menaruh seluruh pakainya lalu bergegas menuju rumah sakit.

Di rumah sakit Adit masih tidak sadarkan diri, dirinya terbaring lemas dengan muka pucat.

Isan mendekatinya lalu memeluknya, entah apa yang bisa membuat Adit melakukan ini.

Sekarang Isan sudah siap mendonorkan darahnya, dia berharap Adit masih bisa melihatnya lagi.

Beberapa jam berlalu
Detik demi detik

Suara hening menyelimuti, Isan sudah mendonorkan darahnya, ia sekarang hanya bisa menunggu Adit terbangun dari tidurnya yang panjang.

Isan berada di samping Adit berharap Adiknya terbangun

Isan menggenggam tangan adiknya
Dirasakanya gerakan kecil dari tangan itu

Isan menyadarinya dan mulai tersenyum
"Adit? Sayang? Kamu udah sadar sayang?"

Adit membuka matanya sedikit demi sedikit, melihat sekelilingnya dan mendapati kakanya di sampingnya, ia tersenyum dan mengangguk.

Sebulan berlalu, kini Adit dan Isan kembali bersama.

2 bulan berlalu

Kini Adit kembali kerumah dengan kondisi yang berangsur-angsur membaik

Isan berniat mengajaknya pergi ke Pantai yang pernah mereka kunjungi

Isan berniat membuat adiknya kembali tersenyum seperti semula seperti sedia kala.

Di perjalanan sebuah truk melaju kencang dengan kecepatan tinggi menabrak motor mereka berdua.

Brukkk...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Isan terbangun dari mimpi buruknya, ia melihat jam, menunjukan jam 12.34 Isan khawatir akan adiknya, namun ia sudah berjanji kepada papanya.

Akhirnya Isan kembali tidur dengan perasaan gelisah.

Disisi lain Adit masih terbaring lemas dan kondisinya sangat kritis karna kehilangan banyak darah.