"Ini modelnya kemana sih? Ga tepat waktu banget" celoteh Nathan sembari memegang kameranya.
"Sorry ya Than, namanya juga model terkenal jadi rada sibuk" ucap salah satu teman Nathan yang meminta lelaki itu menjadi juru foto untuk pemotretan brand milik sepupunya.
"Gue ada kerjaan lagi nih jam 3 kalau sampe setengah 3 belum ada gue cabut" ucap Nathan meletakkan kameranya.
Tak lama terdengar suara heels yang bersautan dari pintu masuk. "Maaf kami telat karna tadi ada kendala di jalan" ucap seorang wanita yang memimpin jalan.
"Ah gapapa kalau begitu Mirabel segera berganti pakaian untuk pemotretan" ucap Reyhan teman Nathan.
Nathan melirik sang model dengan tatapan heran saat model itu berjalan dengan wajah masam menuju ruang ganti.
Setelah siap Mirabel berjalan ke arah set dengan wajah yang di paksakan tersenyum namun Nathan bisa melihat wajah masam sebelumnya.
Beberapa foto sudah di tangkap oleh Nathan dengan Mirabel yang mengeluarkan pose pose indah dengan pakaian yang ia gunakan.
Nathan meletakkan kameranya saat sesi photoshoot sudah selesai, Mirabel pun segera kembali ke ruang ganti di temani oleh beberapa staff untuk membantunya.
Sedangkan Reyhan sedang keluar sebentar untuk mengangkat telfon dari sepupunya sekaligus pemilik brand pakaian ini.
Nathan dengan langkah mantap berjalan ke arah ruang ganti dengan tangannya yang memegang Iced Americano tanpa gula.
"Iwhh jauhin gue dari baju baju jelek ini"
"Mirabel stop ngomong gitu! Kita masih di lokasi asal lo tau"
"Bahannya jelek banget kak! Gue ga suka!"
"Walau begitu ini masih di lokasi photoshoot! Jaga omongan dong"
"Gue ga peduli! Ini brand juga ga bakal naik kalau bukan gue yang jadi modelnya kak!"
"Jangan sombong Mirabel, hari ini lo bisa ngomong gitu mungkin aja besok lo ngemis ngemis supaya bisa jadi model untuk photoshoot lagi"
"Ngawur lo kak, gue ga bakal pernah jatuh!"
Nathan berbalik menuju tempat awalnya setelah mendengar sedikit cekcok antara model dan managernya.
Ga bohong, Nathan sedikit terkejut pas denger model itu menghina brand yang dirinya sendiri menjadi model untuk brand itu.
Logat bicaranya memang angkuh, jujur Nathan sedikit gak suka tapi satu yang harus kalian tau, she's looks like Kamila. Gak bukan sifatnya yang sama tapi rupanya benar benar kaya duplikat.
Mirabel berjalan tergesa gesa menuju sebuah tempat les vokal untuk menjemput keponakannya, kakaknya mengatakan agar menjemput anaknya di tempat les vokal karna dirinya yang sedang ada urusan mendadak di butik.Mirabel bisa melihat kendaraan berjejeran di halaman rumah sederhana yang katanya menjadi tempat les vokal keponakannya.
"Masa di tempat kaya gini sih les vokalnya" gumam Mirabel pada dirinya sendiri.
Dengan langkah santai Mirabel berjalan mendekati rumah yang terlihat sedang namun kokoh berdiri diantara sekeliling pagar.
"Mirabel?"
Mirabel menoleh dan mendapati seorang lelaki jangkung sedang menatapnya. "Bener Mirabel kan? Penerima donor jantung dua tahun lalu?" Tanya lelaki itu memastikan.
"Iya? Lo siapa?" Tanya Mirabel heran.
"Kita emang ga sempat kenalan di waktu hari operasi lo karna gue emang cuma ketemu sama kakak dan mama lo waktu itu"
"Kenalin gue Satria yang dua tahun lalu mewakili pacar gue buat pendonoran jantung kembarannya" ucap Satria sembari mengulurkan tangannya.
Mirabel menjabat tangan Satria dengan ragu. "Mirabel"
"Setelah donor jantung itu gue denger denger lo langsung masuk agensi artist dan model ternama ya?" Tanya Satria melepas jabatan tangannya.
Mirabel mengangguk. "Iya, setelah donor jantung yang gue dapet gak lama gue mendaftarkan diri buat jadi trainee di agensi" balas nya.
"Bagus deh lo bisa berhasil setelah donor jantung itu, tolong jaga dengan baik ya Bel. Pemilik jantung itu yang sebelumnya bener bener berhati malaikat walau banyak kesalahan yang dia buat dulu" ucap Satria dengan nada tenang membuat Mirabel hanya terdiam mendengarnya.
Yang bisa Mirabel tangkap, sosok pemilik jantung ini sebelumnya adalah orang yang di sayangi oleh sekitarnya. Mungkin seseorang itu hidup bahagia di lingkungannya sebelum Mirabel mendapat donor jantungnya.
Di tengah sunyi yang menyelimuti keduanya, anak anak berhamburan keluar dari ruang les vokal. Begitu juga dengan Nada, keponakannya yang langsung berhambur ke pelukan Mirabel.
"Mimi yang jemput Nada?? Where mommy??" Tanya Nada dengan nada kebingungan.
"Mommy lagi ada urusan di butik nanti kita kesana okay?" Jawab Mirabel yang di balas dengan anggukan oleh Nada.
Menyadari keberadaan Satria, Nada melambaikan tangannya pada Satria untuk menyapa Satria yang katanya teman dekat guru les vokalnya. "Hai uncle!" Sapa Nada sembari melambaikan tangannya yang di balas oleh Satria dengan senyuman.
"Satria kita pulang dulu ya, semoga bisa ketemu lain kali" pamit Mirabel kepada Satria sembari menggendong Nada.
"Oke, hati hati Bel" ucap Satria melambaikan tangannya, menatap Mirabel dan Nada yang kian menjauh dari pandangannya.
Setelah kepulangan Mirabel dan Nada, Satria berjalan memasuki ruang les vokal dan mendapati Mika yang tengah memandanginya dengan tatapan bertanya.
"Itu tadi siapa deh yang sama Nada? Aku ga sempet liat mukanya tadi, liat postur belakangnya aja" tanya Mika sembari membereskan tempat les vokal.
"Mungkin keluarganya" balas Satria.
"Tadi aku liat kamu kaya ada ngobrol dia, kamu kenal atau gimana??" Tanya Mika lagi.
Satria mengangguk. "Dia penerima donor jantung Mila" jawab Satria.
Mika tertegun, darahnya berdesir mendengar jawaban yang Satria lontarkan. "Kenapa ga bilang? Aku mau ketemu orang itu" ucap Mika dengan nada bergetar.
"Belum waktunya, aku gamau kamu harus minum obat penenang lagi setelah ketemu dia" kata Satria santai sembari memainkan stik drum yang ada di depannya.
"Memang semirip itu ya??"
"Iya, memang semirip itu"
-glncjihw
KAMU SEDANG MEMBACA
Deja Vu
Ficção Adolescente[Sequel of Daily Life of Twins] Kelanjutan cerita Mikaila yang hidup seorang diri setelah kematian saudara kembarnya. Start: 24 November 2022 Finish: