Hai semuaaa!! Happy reading!!!
4. Nomor teleponnya dong!
Pagi ini, tepat pukul 04.50, Reana bangun dari tidurnya. Setelah menyelesaikan ibadahnya, Reana langsung pergi ke dapur, ia ingin membuat sandwich untuk Arsa seperti usulan Sara kemarin. Sebenarnya membuat sandwich itu mudah bukan? Tapi kenapa Reana seniat ini?
Reana langsung melihat bahan-bahan di dapur, dan ternyata semua bahan-bahan yang ia perlukan ada. Dengan raga yang benar-benar belum bangun, Reana mendudukkan dirinya di kursi meja makan, dan berniat untuk tidur sebentar.
Ternyata sebentar itu tidaklah benar, karena sebentar itu berubah menjadi satu jam, kalau bukan Sera—Bundanya yang membangunkan, maka ia akan lebih kesiangan.
"Al, kamu ngapain tidur disini? Hei, bangun! Mandi sana," Ujar Sera sembari menepuk lengan Reana.
Reana terbangun, ia mengusap matanya lalu bertanya, "Jam berapa Bun?"
"Udah jam enam kurang nih, cepetan mandi!"
Reana mendelik lalu berlari menaiki tangga menuju kamarnya, sial! Bisa-bisanya ia ketiduran hingga jam enam kurang?!
Buru-buru Reana mandi, kurang dari 15 menit ia sudah keluar dari kamar mandi lengkap dengan seragam sekolahnya. Ia menyisir rambutnya dan mengikat rambutnya asal, Reana langsung buru-buru menuju dapur.
"Loh, ngapain Al?" Tanya Sera.
"Mau bikin sandwich, Bun." Jawabnya sambil mengambil bahan-bahan yang ia perlukan.
"Mau buat bekal? Tumben, sini biar Bun—"
"Gak usah Bun, lagian bukan buat aku kok,"
Sera mengernyit, "Terus? Buat Sara? Yenny? atau jangan-jangan Barat?"
"Bukan buat mereka Bubun!" Reana jadi gemas sendiri dengan Bundanya yang sedang memasak nasi goreng ini.
"Terus siapa dong?"
"Bundaa... Nanti aja ya jawabnya, Aal beneran harus buru-buru ini," Sahut Reana gemas.
"Ya udah, kalau udah selesai langsung ke meja makan ya,"
Reana mengangguk lalu kembali melanjutkan pekerjaannya dan membiarkan Bundanya membawa nasi goreng buatannya dan beberapa telur dadar.
Reana menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat, dan setelah selesai, ia langsung berlari kecil menuju meja makan, "Al.. Jangan lari-larian gitu, kalau jatuh gimana?" Itu sang Papa, Arhan.
"Hehe, abis A al buru-buru Pa,"
Arhan maupun Sera hanya tersenyum maklum, "Nih, makan yang banyak!" Ujar Sera sembari memberi sepiring berisi nasi goreng dan telur dadar kepada Reana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Schutzengel
JugendliteraturSchutzengel : (n) Guardian angel -Karena kamulah malaikat pelindungku- Ketika hati yang kosong ini tertatih mencari pemiliknya, dan saat itu pula pemilknya menemukan, bukan hal yang mudah bagi pemilik hati tersebut untuk menemukan hati yang selama i...