Schutzengel-6

17 4 6
                                    

Without word to opening, Happy reading everyone!

6. Who is she?

Rencananya hari ini Reana tak akan melancarkan misi pedekatenya pada Arsa, ia masih trauma dengan kemarin, yang mana ia malah diberikan nomor tukang sedot WC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rencananya hari ini Reana tak akan melancarkan misi pedekatenya pada Arsa, ia masih trauma dengan kemarin, yang mana ia malah diberikan nomor tukang sedot WC.

"Ya elah Al, baru gitu doang masa udah gak mau lagi sih?" Dengus Yenny.

Reana masih diam tak menjawab, "Yah cemen lo mah, mana Reana garong yang semua orang kenal? Masa gitu doang kena mental?" Itu suara menyebalkan Jero.

Perihal nomor tukang sedot WC itu, Reana sudah menceritakannya secara rinci kepada teman-teman sekelasnya, dan semuanya tertawa akan hal itu.

"Lelah gue, lelah!!" Erang Reana frustasi.

Barat jadi kasihan sendiri melihat Reana seperti itu. "Gak papa Al, hari ini istirahat aja dulu," Ujarnya kemudian.

Reana tersanjung, ia sedikit memajukan bibirnya lalu mengangguk sembari memeluk lengan Barat yang duduk disampingnya. "Sayang Barat banyak-banyak," Ucap Reana pelan.

Barat terkekeh sambil mengelus rambut Reana, sedang yang lain hanya memutar bola matanya malas. Ini adalah drama adik-kakak yang sangat malas mereka tonton.

"Tapi kenapa si Arsa ngasih nomor teleponnya tukang sedot WC sih?"

Reana mendengus, mana ia tau?

"Udahlah, gak usah dibahas dulu, ngambek nanti bocahnya," Suara Dimas yang terdengar menyahut.

Sedangkan Reana hanya memutar bola matanya malas dan mengeratkan pelukannya pada tangan Barat.

Razi tampak ingin muntah melihat Reana yang sebegitu manjanya dengan Barat, lagipula Barat juga salah karena terlalu memanjakan Reana, jadilah Reana yang selalu apa-apa Barat, ini-itu Barat.

.

Begitu bel istirahat berbunyi, para murid langsung berhamburan menuju kantin, sama halnya dengan Reana dan kawan-kawannya. "Makan apa nih?" Tanya Sara ketika mereka telah duduk di bangku kantin yang masih tersedia.

"Kek biasa aja Sar, yang lain juga kan?" Ucap Razi yang diangguki oleh sisanya.

Sara mengangguk lalu langsung menarik lengan Danish dan Yenny. Yang lain tampak menunggu sembari berbincang santai.

"Re, liat deh. Kok si Arsa jalan bareng cewek sih?" Ucap Jero saat melihat Arsa dan gadis disebelahnya memasuki kantin.

Reana langsung menoleh dan melihat itu, Reana mengernyit, jangan-jangan...

"Kak Jessie gak sih?" Ucap Barat.

Reana langsung mendelik, astaga! Bagaimana ini? Bagaimana kalau Arsa menjadi lebih sulit digapai kalau adanya si kakel bernama Jessie itu?? Haduh... Reana jadi pusing sendiri.

Reana kini melesu, makin malas kan ia mendekati Arsa, "Semangat dong Al, masa gak mau dapet hadiah dari kita?"

Reana menoleh ke sumber suara, Dimas. Ya mungkin Dimas bisa mudah berkata seperti itu, tapi kan yang menjalankannya Reana, bukan Dimas.

Reana hanya menghela napas berat. Dan bertepatan Sara beserta Dansih dan Yenny sampai dengan makanan dan minuman yang mereka pesan.

Disaat menyantap makanan pun Reana masih curi-curi pandang ke arah meja Arsa dan Jessie. Hal itu tak lepas dari penglihatan Sara, hingga gadis itu tersenyum menenangkan lalu menepuk pundak Reana sembari berkata, "Mereka cuma temenan kok, gak lebih. Masih ada harapan Aal,"

Ya, masih ada harapan.

Karena sebelum janur kuning melengkung, masih ada kesempatan untuk nikung. Iya, semangat Reana! Semangat!!!

Maap pendek bangettt!!! Buntu ini astaga, maaf juga dianggurin kelamaan nih ceritanya hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Maap pendek bangettt!!! Buntu ini astaga, maaf juga dianggurin kelamaan nih ceritanya hehe.

Masih adakah yang mau baca??

Oh iya, aku juga lagi buat cerita di Au Twitter, judulnya Struggling journey, baca juga ya jangan lupa!!

See you next time!

Gomawo:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SchutzengelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang