Chapter 3

241 61 9
                                    

Happy Readings

📖📖📖
.

.

.

⚛Price of Throne⚛

Di dalam aula kerajaan, sang Ratu memperlihatkan senyum mengembang kala melihat para calon pendamping penerus kerajaannya.

"Senang melihat kalian, para Lady. Terima kasih telah menerima undangan dari kerajaan."

"Suatu kehormatan bagi kami Yang Mulia," balas para Lady dengan serempak termasuk Lilianne.

"Dan terima kasih pada Duke Duchess juga Marquess Marchioness yang sudah berkenan datang di undangan ini."

"Suatu kebanggaan bagi kami Yang Mulia Ratu," jawab para orang tua secara bersamaan.

"Pria di sampingku ini adalah Edgar de Auguste. Putraku sekaligus Putra Mahkota. Bisakah kalian memperkenalkan diri kalian masing-masing?" ujar Ratu penuh bangga.

"Salam kepada Putra Mahkota. Perkenalkan, saya Grey Hasting. Putri sulung dari Duke of Hasting," tukas Grey membungkuk sembari memberi salam.

"Salam kepada Putra Mahkota. Perkenalkan, saya Sophia Scott. Putri terakhir dari Duke of Scott," lanjut Sophia setelah pengenalan Grey.

"Salam kepada Putra Mahkota. Perkenalkan, saya Emily Dexter. Putri kedua dari Marquess of Dexter," pungkas Emily.

Kedua alis Lilianne sedikit mengerut. Bukankah kata ayahnya jika Emily cukup dekat dengan Putra Mahkota? Wanita tersebut bersikap seolah ini adalah pengenalan pertama. Sepertinya Emily bisa memposisikan diri dengan baik di sini.

"Salam kepada Putra Mahkota. Perkenalkan, saya Lilianne Rodriquez. Putri satu-satunya dari Marquess of Rodriquez," ucap Lilianne seperti para Lady lainnya.

"Senang bertemu dengan kalian para Lady." Satu kalimat balasan dari Edgar. Tidak ada basa-basi atau pertanyaan lainnya.

Tak lama kemudian sang Ratu mengobrol singkat dengan para tamunya. Berbicara mengenai kerajaan. Atau bisa dibilang hanya basi-basi singkat sebagai tata krama.

Lilianne menghirup napas pelan. Dilirik ke samping yang terarah pada para Lady. Mereka semua tersenyum anggun menatap sang Putra Mahkota. Meneliti setiap tingkah mereka. Entahlah, itu adalah kebiasaannya tanpa sadar. Melihat dan mengamati terlebih dahulu. Mungkin karena profesinya sebagai peneliti yang membuatnya bertindak seperti ini.

Pandangan Lilianne pun beralih pada sang Putra Mahkota yang hanya menatap lurus ke depan. Mengamati wajah yang sesekali tersenyum enggan untuk menanggapi Yang Mulia Ratu di sela obrolannya dengan para orang tua.

Senggolan dari Albert, membuat Lilianne tersadar dari pemikirannya.

"Kita akan pindah ke ruang jamuan makan," ucap Albert berbisik sembari mengajak jalan putrinya.

Mereka berdua berjalan di posisi paling belakang dari lainnya. Karena memang strata mereka berada di bawah Ratu dan Duke.

"Benarkah? Kuharap pihak kerajaan menyiapkan Fondue. Aku sudah membayangkan lelehan keju dan roti yang lezat."

"Apa kita harus pergi sekarang untuk membuat Fondue?"

"Aku masih sayang dengan kepalaku, ayah."

Jawaban tersebut membuat Ayah dan anak tersebut terkekeh lirih. Beruntung posisi mereka berada di belakang. Setidaknya tidak ada yang menyadari tingkah mereka.

Price of ThroneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang