" Pelacur "
Kata itu, hinggap begitu saja dipikirannya. Matanya memanas, namun sebisa mungkin ia menahan butiran bening itu jatuh dari kelopak matanya.
Tangannya yang tengah memagang kaca berisikan alkohol tergenggam erat. Ingin memecahkan gelas itu, dua kata yang ingin ia teriakan sekarang juga bahwa dia " bukan pelacur".
Musik keras dengan tubuh manusia yang menari tanpa malu, membuatnya muak. Ia sudah lelah berada disini, tapi hanya tempat ini yang mampu membuatnya tenang apa lagi isi dari gelas yang digenggamnya.
Seorang lelaki, yang melihatnya sendirian tergiur untuk mendekati gadis tersebut. Tangannya yang tak sopan menyentuh rambut gadis itu tanpa izin.
" Siapa kau? " Tanya sang gadis, sambil melepaskan tangan pria kurang ajar itu dari rambutnya.
" Rambut mu indah nona, rasanya aku ingin menariknya sambil bermain denganmu " ucapnya, yang entah sejak kapan sudah duduk disampingnya sambil menatap sang gadis dengan senyum nakal.
Tangannya yang tak tahu malu, mengambil alih minuman yang berada ditangan sang gadis lalu meminumnya.
" Rasanya lebih manis, mungkin karena gelas ini telah disentuh oleh bibirmu " ucapannya, wajah gadis yang semula terlihat tenang kini berubah dengan sorot penuh amarah.
" KAU " tunjuknya dengan penuh amarah. Namun, hal itu sama sekali tak membuat lelaki tersebut takut dan malah semakin tertarik dengan gadis didepannya. Dengan tidak sopan ia menyentuh bibir gadis didepannya dan menciumnya sekilas.
Sial, dia kecolongan lagi. Ini bukan pertama kalinya, tapi lelaki yang didepannya ini lebih kurang ajar. Tangannya yang nakal menyentuh bibir sang gadis kembali, dia tak bisa seperti ini terus.
Plak ...
Suara tamparan itu lenyap akibat suara musik yang terlalu bising. Terlihat jelas, rona marah di wajah lelaki itu.
" BERANI SEKALI KAU MENAMPARKU PELACUR " ujarnya, manarik rambut perempuan didepannya hingga mendongak keatas. Bukannya takut, gadis itu malah tersenyum, mengambil pisau yang tersembunyi dibalik pakaiannya dan memotong rambutnya lalu menendang dengan kasar lelaki didepannya.
Tak hanya itu, ia juga melayangkan satu pukula tepat diwajah lelaki yang sok ketampanan. Senyumnya terlihat begitu menyeramkan. Kaki jenjangnya terangkat dan hinggap tepat di dada pria yang tersungkur.
Tunggu, dia bukanlah orang lemah. Apalagi jika harus berhadapan dengan lelaki seperti ini. Baginya, lelaki yang seperti ini harus lenyap dimuka bumi. Lihatlah sekarang, pemandangan yang indah.
" Kau tahu, panggilan paling kubenci dalam dunia ini adalah " tatapannya mengelap, pisau yang semula berfungsi memotong rambutnya kini berada tepat disamping leher yang masih bersih.
" PELACUR, SEBAB AKU BUKAN PELACUR CAMKAN ITU " ucapnya, lalu bangkit dan menatap pria yang terbaring dilantai dingin dengan badan gemetar.
" Kau beruntung, aku tidak membunuhmu. Tapi ingat namaku baik-baik_ "
"Aku, Alfinah Queen Alfauziah, aku bukan pelacur dan siapa saja yang menganggu ketenanganku maka ia harus menjumpai neraka " ucapnya tersenyum, lalu duduk kembali dan membuat sedikit goresan di leher lelaki yang sudah tak berdaya.
" Tapi kau beruntung hari ini karena aku punya urusan yang harus ku selesaikan " lanjutnya, lalu meninggalkan tempat kesenangannya dengan mobil mewahnya.
Suara dering handphone, membuatnya kesal sendiri. Siapa yang berani menganggu ketenangannya.
" KAU BODOH QUEEN, KAU TAHU ORANG YANG KAU PUKULI TADI ADALAH ADIK SEORANG MAFIA KEJAM. DAN SEKARANG KAU TENGAH MENJADI INCARAN MEREKA " teriak seseorang dari seberang sana.
" Aku tidak takut " ucap Queen, mencoba untuk tenang sebisa mungkin.
" Ini bukan masalah takut tidak takutnya, tapi ini masalahnya adalah nyawamu"
" LU HARUS PERGI BODOH, GUE NGGAK MAU KEHILANGAN LU " teriaknya, Queen terkekeh.
" aku bukan pelacur kan? " Tanyanya, dengan mata memanas, terdengar helaan nafas dari seseorang disana.
" Bukan, jadi pergilah " jawabnya.
" Baiklah aku akan pergi, tapi kemana? " Tanyanya.
" Ada sebuah Desa terpencil di bagian Utara namanya Desa ARLOJI , disana kau tidak mungkin mudah untuk ditemukan. Jika ke bandara itu terlalu beresiko" ucapnya, Queen mengangguk lalu melajukan mobilnya kearah Utara, kebetulan sekali Desa tersebut adalah Desa tempat dimana ia dan kakaknya sering datangi DULU.
" Thanks " ujarnya menyudahi pembicaraan, 1 jam bukan waktu yang singkat dan ia harus melakukan itu.
" Tuhan, kenapa Desa itu, kenapa harus itu " pikirannya telah berkelana menuju masa lalu, ia benci orang itu ia sangat membencinya. Lelaki yang pernah disapanya dengan panggilan Abang.
Jam sudah menunjukkan tepat 12 malam, Queen kini hampir sampai di gerbang Desa yang ditujunya. Tapi tunggu, matanya tak sengaja menangkap hal yang ganjal.
JANGAN LUPA VOTE, KOMEN DAN KALAU BISA SIH FOLLOW AKUNNYA AUTHOR. HEHEHE BIAR TAMBAH SEMANGAT GITU. 🌷🌷🌷
![](https://img.wattpad.com/cover/309829902-288-k175895.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI GILA' SANG GUS (On Goin)
EspiritualAlfinah Queen Alfauziah perempuan yang hampir menyerah dengan hidupnya kembali dipertemukan oleh seseorang yang merupakan Gus dari pondok pesantren yaitu Gus Alfattah Syahrul Al-Ghazali. Hingga keduanya harus menjalankan hal yang telah Allah takdirk...