06. Takdir - Words For Love

27 4 0
                                    

Pemuda manis itu akhirnya membuka matanya, cahaya matahari menerobos masuk dari celah-celah jendela kamarnya.

Asahi meregangkan otot ototnya, diraihnya ponsel yang tergeletak di nakas samping tempat tidurnya. Matanya menyipit guna mempertajam penglihatan.

Dirinya dikagetkan dengan puluhan; atau ratusan, pesan dan panggilan telepon tak terjawab dari nomor tak dikenal. Sebut saja Yoon Jaehyuk.

"Astaga, gue ketiduran sampe jam tujuh malam." Ujarnya pelan saat sadar jika sekarang jam menunjukkan pukul 19:07.

Pantas saja oknum Yoon Jaehyuk itu mengiriminya banyak pesan dan panggilan telepon.

Asahi meletakkan handphone-nya dan beranjak dari tempat tidur untuk mandi, tidak berniat membuka pesan dari Jaehyuk yang menumpuk.

Tidak sampai sepuluh menit Asahi sudah keluar dengan pakaian santai nya, hoodie biru dengan celana selutut.

Sedang asik-asik nya mengeringkan rambut, handphone-nya tiba-tiba saja berdering. Menandakan ada seseorang yang menelponnya.

Dengan malas Asahi mengangkatnya.

"Apa?" Tanya Asahi pada orang di sebrang sana.

"Kamu sudah bangun?" Yoon Jaehyuk, mudah di tebak.

"Menurut lo?" Asahi malah balik bertanya.

Tapi, Hei! Memangnya siapa yang akan mengangkat telepon saat mereka masih tidur?

"Hahaha, iya iya maaf."

Beberapa detik setelahnya sunyi melanda, hanya suara hairdryer Asahi yang berbunyi nyaring.

"Asa, boleh buka pintu nya?"

Asahi menaikkan salah satu alisnya. Menurutnya, Jaehyuk ini ajaib sekali.

"Lo ada di depan apartemen gue?" Bukannya menjawab, Asahi lagi lagi bertanya kembali pada Jaehyuk.

Terdengar kekehan di sebrang sana.

"Boleh atau tidak?" Jaehyuk kembali meminta izin Asahi untuk membukakan pintu apartemennya.

Ingin menolak, tapi sepertinya percuma. Tau sendiri seberapa keras kepala dan seberapa berusahanya Jaehyuk membujuk dia.

Asahi pada akhirnya membukakan pintunya, penampakan Jaehyuk dengan membawa dua kantong kresek warna hitam di tangannya menyapa Asahi.

"Boleh masuk?" Tanya Jaehyuk dengan tersenyum dan handphone yang masih menempel di telinganya.

Asahi hanya mengangguk kemudian menggeser badannya sedikit, memberi jalan Jaehyuk untuk masuk ke dalam apartemen nya.

Jaehyuk dengan tanpa sopannya menerobos masuk ke dapur Asahi.

"Lo tau sopan santun nggak sih?" Ketus Asahi yang sekarang berkacak pinggang di belakang Jaehyuk yang lagi-lagi dengan tidak sopannya membuka kulkas milik Asahi tanpa izin dulu.

Tidak mendengarkan perkataan Asahi, Jaehyuk malah tersenyum sendiri.

Bukan tanpa alasan, tangannya mengambil susu kotak yang ada di dalam lemari es itu sebentar kemudian menaruhnya kembali.

"Kamu belum makan 'kan?" Asahi mengernyit mendengar pertanyaan Jaehyuk.

Jaehyuk membuka kantong kresek yang dia bawa, mengeluarkan semua isi nya.

"Kamu jangan makan mie instan terus, ga baik." Tuturnya tanpa menoleh pada Asahi "Sesekali makan sayuran." Katanya lagi sembari mengeluarkan sayuran di kantong kresek yang lain.

Asahi hanya diam, mengamati punggung tegap Jaehyuk dari belakang.

"Asa, mau makan apa?" Jaehyuk membalikkan badannya dengan senyum yang selalu merekah di wajahnya.

"Apa aja, yang penting ga ada sayurnya." Asahi memilih duduk di meja makan.

Jaehyuk terkekeh mendengar jawaban Asahi, baru saja dia berkata agar Asahi sesekali memakan sayuran.

"Pantas aja badan mu kurus, banyak banyak makan sayur biar sehat. Minum susu juga biar tambah tinggi." Katanya sembari menyiapkan bahan bahan untuk masakannya.

Asahi mendelik walaupun Jaehyuk tidak melihatnya "Secara ga langsung lo ngatain gue pendek?" Tanya Asahi kembali dibuat kesal.

"Emang pendek kan?" Jaehyuk malah membuatnya tambah kesal.

"Lo nya aja yang ketinggian." Gumam Asahi, dia menidurkan kepalanya di lipatan tangan. Badmood karena dikatain pendek.

Jaehyuk yang melihat itu mengusak surai Asahi sayang.

"Kata bundaku, wajar aja kalo suami nya tinggi sedangkan istrinya lebih pendek." Ucap Jaehyuk ngelantur.

"Emang lo suami gue?" Jaehyuk tersenyum lembut meskipun Asahi tidak melihatnya.

"Takdir ga ada yang tau kan?" Jaehyuk memotong wortel dengan hati-hati, "Kalo kita dijodohin aku bersyukur banget." Lanjutnya setelah selesai memotong semua wortel.

"Kalo nggak?"

"Aku ikhlas kok jagain jodoh orang lain."

❃.✮:▹♛◃:✮.❃

Words For Love (JaeSahi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang