Kenangan lama

803 158 31
                                    

"Ayo minum obat dulu, (Name)." Hanwool menyodorkan sebutir pil obat beserta segelas air.

Posisi gadis itu masih sama, duduk sembari menatap jendela kamar yang terbuka. Apa (Name) tidak bosan? Dari Hanwool pergi sekolah sampai malamnya dia ngunjungin gadis itu masih stay pada posisi yang sama.

"Gak. Itu pahit, pergi sana lo." Ucapnya membuat gestur mengusir.

Hanwool yang memang udah panas daritadi mendekati tunangannya dengan wajah geram penuh emosi.

"Minum atau gue cipok sampe sesek." Rahang (Name) dicengkram, Hanwool menatapnya tajam.

(Name) terkesiap, langsung mengambil obat dan segelas air putih itu dari tangan Hanwool. Menelan pil obatnya lalu meneguk habis air di dalam gelasnya.

Hanwool tersenyum tipis, emosinya sedikit melunak.
"Good girl." Pujinya mengusap surai sang gadis lembut.

"Udah gue minum. Lo pergi sana, gue benci liat muka lo." Sarkas gadis itu.

"Terserah gue lah. Kalo gue ngga mau kenapa?" Meniru nada bicara (Name), jemari Hanwool menggerakkan kepala (Name) ke arah jendela. Komuk muka gadis itu jelek banget menurutnya.

(Name) membiarkan pemuda bersurai silver itu berlaku seenaknya, dia udah lelah peringatin Hanwool tapi ga di dengerin.

"Pergi sana, lo pasti capek ngurusin sahabat penyakitan kayak gue."

Hanwool menulikan telinga, pemuda bersurai silver itu malah berbaring di kasur (Name) sembari bermain ponselnya.

(Name) yang kesal peringatannya diacuhkan lantas mendekat, menyikut perut Hanwool yang terbaring di atas kasurnya seenaknya.

Hanwool mengaduh kesakitan, senyum miring terbit dari bibir seksinya. Melepas hp yang dipegangnya lalu menarik tangan (Name) yang satunya hingga gadis itu ikut terjatuh di atas kasur.

"Kena lo." Tubuh (Name) dikunci, Hanwool memeluknya erat.

"Lepasin gue bangs*t!" (Name) meronta, lengannya mencoba menyikut Hanwool yang memeluknya erat.

"Kasar banget nih mulut, udah berapa hari coba ngomong kasarnya?" Hanwool memepererat pelukannya. Tak membiarkan (Name) lepas barang sedikitpun.

"Terserah gue lah! Mang lo mak bapak gue apa, sok banget ngelarang gue!"

"O gitu~ Lo mau gue cium tiap kali ngomong kasar?" Bukannya marah, Hanwool justru tersenyum miring.

"Alah cem anaconda muka lo! Modal ngancem doang bangga banget!"

"Gue ngga lagi ngancem, (Name). Gue serius ngomongnya." Suara Hanwool melirih di dekat telinga (Name), membuat gadis itu merinding ngeri.

"Gue ga bisa."

"Cobain, gue ngga suka denger soalnya." Pelukan Hanwool terlepas, (Name) yang kesal mengkabedon Hanwool dengan kedua tangannya menyangga tubuhnya disisi wajah Hanwool agar ia tidak terjatuh di atasnya Hanwool.

"Biar gue pertegas sekali lagi tuan muda Hanwool Phi selaku sahabat gue yang aneh, lo itu bukan siapa-siapa gue.. Jangan ngatur hidup gue, gue ngga suka!" Tegasnya.

Hanwool masa bodo, tangannya naik merambat memegangi pipi gadis pujaan hatinya.

"Kalo gue bilang gue ngga suka itu artinya elo harus nurut, (Name). Gue paling ngga suka dibantah." Lagi, emosinya naik. Gadis dihadapannya ini selalu saja mampu menyulut emosinya yang mudah naik.

"Oh ya? Dengan senang hati gue bakal ngebantah lo setiap hari sampe lo bosen terus pergi dengan sendirinya!"

"Yakin banget lo sama ucapan lo." Tangan Hanwool berpindah menuju belakang kepala gadis itu, lantas mengecup ringan pipi tunangannya.

𝐊𝐀𝐌𝐀𝐋𝐀 [𝐇𝐚𝐧𝐰𝐨𝐨𝐥𝐱𝐘𝐨𝐮𝐱𝐆𝐞𝐨𝐧𝐲𝐞𝐨𝐛]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang