A problem

1.1K 247 23
                                    

Hanwool menatap datar ke arah pantulan cermin dihadapannya. Ada bekas jejak tangan kemerahan dipipinya. Sangat kontras dengan warna kulitnya. Cukup membuktikan orang yang menamparnya pake tenaga dalem.

Batinnya menggerutu. Rasa perih pada pipinya masih terasa hingga sekarang, Minhwan yang sedang kumpul bersamanya saat itu tertawa terbahak-bahak melihatnya.

"Hahaha.. Masih tunangan aja tergebuk sampe segitunya. Gimana kalo udah nikah coba?" Tawanya menggelegar diruangan yang hanya di isi keduanya untuk bermain psp.

"Berisik!"

Beberapa menit sebelumnya...

"Sumpah ya, Han.. Kamu kenapa sih?!" Gadis berjaket kebesaran itu menggerutu sepanjang lorong koridor.

Bukannya merasa bersalah, Hanwool justru merasa gemas sendiri dengan tingkah sang gadis.

"Lihat tanganmu! Yaampun!" (Name) membungkus tangan Hanwool yang berdarah dengan jaketnya.

"E— eh itu jaket kesayanganmu kan, (Name)?!"

"Diam kamu! Banyak omong sekali beban keluarga ini!" Gadis itu terus menariknya hingga sampai di ruang UKS.

"Duduk kamu sana!" Hanwool nurut aja diperintah-rintah sama (Name).

Penjaga UKS terlihat kebingungan, lalu (Name) menjelaskan kejadian yang sebenarnya.

Dengan telaten penjaga UKS mengobati luka gores ditangan Hanwool yang makin banyak.

Hanwool menguap merasa bosan, (Name) menunggu di luar. Kenapa tidak gadis itu aja sih yang ngobatin dia?! Perempatan imajiner terlukis di dahinya.

Sedangkan (Name) kini membuka jaketnya yang terkena darah Hanwool, untung saja di dalam ia masih memakai sweater tipis bewarna putih polos. Merogoh kantong jaketnya dan mengambil kacamata Gamin yang tak sempat ia kembalikan gegara panik berlebihnya.

(Name) mengambil napas dalam sembari mendongak memejamkan mata. Gegara emosi sesaat dirinya lupa akan actingnya yang ga boleh terlihat berteman dengan Hanwool.

'Babu sialan!' Umpatnya dalam hati.

Sebelah tangannya menyurai rambutnya ke atas. Kesal dengan perbuatan nekat Hanwool tadi. Kalau ada korban kena serpihan kaca gimana coba? Atau malah anak itu sendiri yang menjadi korban. (Name) tak habis pikir dengan tingkah pemuda bersurai silver itu.

Terlalu asik dalam lamunannya hingga kini pemuda yang diumpatnya telah keluar lalu duduk tepat disampingnya.

"(Name)?"

Tak ada sahutan.

"(Name)?"

Masih hening seperti tadi.

"Babe?"

Plakk

Pipinya ditampar sekeras mungkin hingga berbunyi. (Name) tak masalah dengan segala tingkah tak menyenangkan yang dimiliki Hanwool, namun yang tadi itu kelewat batas dan tidak bisa ditoleran.

Hanwool terdiam sehabis menerima tamparan dari gadis yang disukainya. Matanya tertutup oleh surainya sendiri sehingga raut wajahnya tak bisa terbaca.

Dalam hitungan detik (Name) langsung memeluknya erat. Menenggelamkan kepala bersurai silver itu ke dalam dadanya.
"Jangan begitu lagi." Lirihnya.

Disana Hanwool mengangguk sembari menyunggingkan senyum tipis. Untung lorong koridor sepi karena bel masuk kelas sudah lama berbunyi.

*****

𝐊𝐀𝐌𝐀𝐋𝐀 [𝐇𝐚𝐧𝐰𝐨𝐨𝐥𝐱𝐘𝐨𝐮𝐱𝐆𝐞𝐨𝐧𝐲𝐞𝐨𝐛]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang