Dijenguk gebetan

784 153 40
                                    

Netra abu itu terpejam, raganya berbaring di atas ranjang miliknya. Hawa sekitarannya terasa panas. Kantuk mulai menyerbunya.

Ranjangnya terasa bergerak, seolah ada seseorang yang tengah bersamanya kini.

Netra abunya terbuka bertepatan dengan jemari lentik yang mengelus dada bidangnya.

Netra Hanwool menatap sayu wajah buram dihadapannya. Pandangannya mulai terfokus pada seorang gadis dihadapannya itu.

"(Name)?" Gumamnya. Bagaimana bisa? Bagaimana bisa tunangannya itu masuk dalam kamarnya? Seingat Hanwool sehabis dapat dare minum bir dia langsung tepar dan pulang ke rumah untuk tidur.

"Hmm?" Wajah (Name) mendekat. senyum hangat terukir seolah tengah menggoda dirinya.

"Aku cinta sama kak Hanwool." Bisiknya tepat ditelinga pemuda bersurai silver itu.

Hanwool menegang dengan pipi bersemu merah hingga ke telinga. Tangan (Name) masih membelai tubuhnya turun hingga ke perut sixpack milik Hanwool yang tertutupi oleh kaos putih yang dipakainya.

Tangan (Name) menyelinap masuk membelai ke enam kotak yang tercetak di perut Hanwool perkara latihan kerasnya.

"(Name) nghh." Hanwool mengerang. Tangannya mencoba mendorong gadis yang berada di atasnya itu.

Hanwool ngerasa ini ga bener, (Name) ga mungkin menggodanya kayak gini. Tapi separuh hatinya berharap ini kejadian nyata.

(Name) hanya terkekeh ringan.
"Mau cium, boleh?"

Belum mendapat persetujuan sang empu, (Name) lebih dulu menyatukan kedua bibir mereka. Melumat bibir bawah pemuda bersurai silver itu hingga ia terbuai dan membuka mulutnya memberi akses lebih bagi lidah (Name) menyelinap untuk mengabsen tiap deretan giginya.

Tangan Hanwool tak tinggal diam, dia terbuai dengan godaan tunangannya sendiri. Jemari panjang itu bergerak mengelus pinggang sang jelita yang hanya memakai bra dan celana pendek bewarna hitam.

"Kenapa ga pake baju, hm?" Hanwool bertanya ketika tautan bibir keduanya terlepas. Wajah (Name) memerah dengan seutas saliva disudut bibirnya, tampak menggoda. Sekon kemudian wajahnya bersembunyi di ceruk leher Hanwool.

Deru nafas hangat dapat Hanwool rasa, beberapa kecupan ringan (Name) berikan pada leher putih Hanwool.

"Gerah." Ucapnya.

Tangan Hanwool naik, merambat melepas kaitan bra milik tunangannya.

"Boleh?" Tanyanya. Hanwool mengambil alih hingga kini dia yang berada di atas gadis itu. (Name) hanya mengangguk sembari tersipu malu.

Bibir Hanwool turun memberi beberapa tanda cinta di sekitaran leher dan juga dada (Name).

Kembali meraup rakus bibir mungil (Name) yang membengkak menggodanya untuk melumat habis benda mungil itu.

Keduanya sudah sama-sama naked ntah sejak kapan.

"Aku masukin ya? Janji bakal pelan." Hanwool mengecup ringan dahi (Name) yang dipenuh oleh peluh.

"Hanwool!!"

"Woi, Hanwool!! Bangun anj*r!"

"Bajing*n cab*l!!"

Hanwool tersentak kaget hingga terduduk dengan peluh membanjiri seluruh tubuhnya. Surainya tampak acak-acakan dengan pipi memerah sempurna.

"Lo mimpi apa bangs*t?! sampe nyebut nama (Name) sambil ngedesah!" Minhwan menatapnya curiga.

Hanwool masih mengumpulkan nyawa. Menyugar surainya ke atas sembari mengambil nafas dalam.

Oh hanya sebuah mimpi toh, dia pikir kenyataan. Padahal dalam hati udah seneng. Dikit lagi padahal, Minhwan anje*g.

𝐊𝐀𝐌𝐀𝐋𝐀 [𝐇𝐚𝐧𝐰𝐨𝐨𝐥𝐱𝐘𝐨𝐮𝐱𝐆𝐞𝐨𝐧𝐲𝐞𝐨𝐛]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang