02 - Rival

1K 84 6
                                    

2020

Apa yang mengubah Benci menjadi Cinta?
Apa yang bisa diprediksi di masa depan? Tidak pernah ada kepastian bukan?

Begitupula hubungan yang dulu saling membenci hingga kini justru terikat satu sama lain.
Dew masuk kamar dan melihat Nani sedang menata pakaian di lemari.

Setiap rasa lelah mendadak jadi hilang saat Dew mencium aroma mawar yang menjadi candu baginya.
"Sayangku." panggil Dew lalu memeluk Nani dari belakang.
"Hemb, bentar lagi, ini belum selesai." ucap Nani sambil berusaha melepaskan pelukan Dew, namun Dew tidak ingin melepaskan, ia malah kini membuat Nani duduk di atas pahanya.
Kedua tangan Dew masuk ke kemeja Nani dan mengelus perut Nani yang kini sudah mulai terlihat bumpnya.
"Kapan kita menikah?" tanya Dew kini menumpukan dagunya ke bahu omeganya.

"Aku belum siap ketemu Orangtua dan keluarga kamu." ucap Nani yang menunjukkan rasa Insecurenya.
"Baby ayo bantu Daddy meyakinkan Papamu kalau dia nggak perlu takut." bisik Dew yang membuat Nani terkekeh.

"Apa mereka akan menerimaku?" tanya Nani yang membuat Dew terdiam tidak tahu harus mengatakan apa.
Lagipula Dew juga memiliki ketakutan yang sama, bedanya Dew itu tipe yang nekat.
"Kamu nggak perlu merasa begitu, lagipula kan aku yang salah karena membuatmu hamil anakku." ucap Dew dibalas gelengan oleh Nani.

"Anak ini bukan kesalahan kita, lagipula kita saling menginginkan satu sama lain dan anak ini adalah hadiah yang harus kita sukai." ucap Nani membuat Alpha itu menjadi semakin nyaman. Ia menyukai setiap cara Nani menenangkannya.

"Besok aku akan menyuruh Gulf mengatur makan malam di Rumah, kamu dan Bright harus ikut." ucap Dew mutlak tanpa ingin adanya bantahan.
Nani hanya mengangguk pasrah atas keinginan Dew.

.

Saat Dew sedang mandi, Nani mengelus perutnya, baby yang tumbuh selama 8 minggu ini membuat banyak perubahan pada dirinya.
Ia menatap pintu kamar mandi yang masih ditutup dengan keran air yang menyala.

Nani tahu, bukan hanya dirinya yang gugup dan takut, dalam lubuk hati Dew, pria itu pasti juga merasa bingung menghadapi keluarganya.
Keluarga antara Nani dan Dew yang saling membenci tanpa tahu masalahnya dulu dimana.

Terkadang, Nani juga penasaran atas masalah dua keluarga tersebut.
Tetapi, ia tidak tahu bagaimana cara mencari tahu, lagipula ia sendiri juga belum siap berterus terang pada keluarganya tentang dirinya yang saat ini tengah hamil.
Nani, omega yang terlihat dominan dan juga kuat,,tidak mudah terintimidasi, dan dengan aura dingin serta arogansi, sebenarnya pada kenyataanya, omega itu tetaplah omega yang memiliki sisi rapuh serta lembut, yang di kepalanya juga banyak ketakutan, Nani Hirunkit tetap makhluk lembut.

...

2010

"Kamu kalah lagi nilainya dengan Dew, hey Nani, Papa sekolahkan kamu bukan buat jadi pecundang." ucapan papanya terasa begitu memekakan telinga, ia ingin segera melangkahkan kaki meninggalkan si papa yang mulai mendoktrin dan menyalahkannya.

Omega yang paling menyeramkan bagi seorang Nani maupun Bright.
Namun, berbeda dengan Nani, Bright hampir tidak pernah membuat Papanya marah.

"Sudah Pa, jangan marahin Nani terus, ini bukan salah Nani." bela Bright ditengah panasnya suasana ruang keluarga.
"Yah ini sebabnya anak ini semakin seenaknya dan menyepelekan segalanya, yah gara-gara kamu terus belain dia." ucap Papa tidak lagi dengan nada tinggi, yah jika sudah berbicara dengan Bright, nada tinggi mendadak lebih melembut.

Bright menatap Nani yang berlalu tanpa mengatakan apapun. Ia menghela nafas panjang lelah melihat Nani terus ditekan menjadi yang terbaik. Padahal bagi Bright, Nani sudah lebih baik dari siapapun.

.

Bright membuka Ruang latihan dimana Nani menghabiskan waktu memukuli samsak.
Sebuah tuntutan mengalahkan Dew membuat anak itu semakin tertekan, dia merasa tidak pernah mengerti mengapa keluarganya dan keluarga Dew harus bermusuhan hingga dirinya pun menderita.

Tetes air mata membasahi wajah marah yang begitu sulit untuk Bright lihat.
Dia sama saja, dirinya juga dituntut lebih baik dari seorang Gulf, namun entah sebuah keberuntungan atau sebuah keserakahan, Bright selalu berhasil melampaui Gulf.

Deru nafas tersengal menyesakkan membuat Nani memangis dengan keras.

Ia sangat membenci seorang Dew Jirawat dan tumbuh keserakahan dalam hatinya untuk mengalahkan Alpha menyebalkan itu.

...

2020

Apa 10 tahun itu waktu yang cukup untuk merubah segala kebencian?

Bright yang baru saja pulang dari kantor Gulf kini melihat Nani sedang tiduran di Sofa dengan televisi yang menyala.

Bright membersihkan piring dan gelas yang ada di atas meja, lalu ia membenarkan selimut adiknya.
Bright mengelus kepala Nani dengan sayang, namun tatapnya tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya sendiri.

'Apa kamu sudah sungguhan mencintai Dew? Apa kebencian yang tumbuh hampir selama 30 tahun ini sungguhan bisa menghilang?' kekhawatiran yang menyerang hati Bright.

Ia takut bahkan jika kehamilan Nani bukan karena cinta, namun berupa ambisi untuk mengalahkan Dew.

..

Gulf dan Dew sedang minum berdua di balkon, sedangkan Bright mengajak Nani tidur berdua.

"Apa yang akan dilakukan oleh Daddy dan Papa atas kelakuanmu?" tanya Gulf menatap Dew yang meminum Wine nya.
"Entahlah apa yang akan mereka lakukan, seorang Dew untuk pertamakalinya kalah dari seorang Nani." ucapan Dew begitu datar, isi otak dan hatinya sungguh bertentangan.

Memang sungguh bahagia saat ia mendengar Nani mengandung anaknya, toh dia memang mencintai Omega yang selama ini jadi rivalnya.
Tetapi kekalahan adalah beda cerita.

"Aku tidak pernah membenci Bright maupun Nani secara pribadi, berat juga bagiku membiarkan Bright selalu menang dariku, atau begitulah caraku mencintainya, namun kau berbeda." ucapan Gulf sekali lagi menyadarkan Dew bahwa Cinta dan Kekalahan adalah dua hal yang berbeda.

Dew meremas gelas kaca hingga sisa wine berwarna merah mengalir bersama darah dari telapak tangannya.
Dan Gulf hanya memandang tanpa berniat membantu saudaranya.
Toh sudah biasa melihat Dew melukai dirinya sendiri.

Hati dan perasaan pria itu selama ini juga selalu terluka saat melihat kekalahan dari wajah Nani, dan Dew selalu terbiasa.

..

"Apa yang terjadi dengan tanganmu?" tanya Nani khawatir saat Dew mulai mengobati telapaknya.
"Bagaimana kau bisa tahu aku sedanh terluka?" tanya Dew kini menatap Nani yang telaten merawat luka milik Dew.
"Kak Gulf tadi membawa pecahan gelas dan mengatakan tanganmu ikut terluka." ucap Nani kini menatap Dew dengan pandangan sedih.

"Aku hanya terlalu mabuk sampai tiba-tiba menghancurkan gelasnya." ucapan Dew membuat Nani memukul kepalanya gemas.

"Dasar bodoh." umpat Nani membuat Dew tertawa.
Telapaknya yang terluka tidak lagi terasa sakit, karena pria di hadapannya ini adalah obatnya.

Dew menarik tubuh yang kini mulai berisi dengan perlahan.
"Hemb?" tanya Nani atas tindakan Dew.
"Aku sangat mencintaimu, jangan pernah tinggalkan aku." ucap Dew yang tidak dibalas Nani.
Selain membalas pelukan itu.

...

Tbc

DAWN (DewNani)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang