-005-

1.8K 222 22
                                    

“ Istirahatlah, biar aku yang melanjutkannya, wajahmu tampak pucat ” Sowon menyadari perubahan yang terjadi pada Jisoo.

Sebelumnya Jisoo sangat cekatan saat menyusun properti di atas panggung, sampai akhirnya pergerakan Jisoo melambat, dan Sowon menyadarinya. Gadis itu terlihat kelelahan, apalagi ia sudah bekerja keras sejak pagi. Sudah pasti tenaganya terkuras habis, terlebih lagi dengan tubuhnya yang memang mudah lelah.

“ Tidak perlu, lanjutkan saja tugasmu sendiri ” Tolak Jisoo keras.

Gadis keras kepala itu meninggalkan Sowon yang terdiam, pergi ke belakang panggung membawa properti yang tersisa. Kembali lagi ke atas panggung dengan barang yang berbeda. Seperti itulah yang Jisoo kerjakan sejak tadi, ke belakang dan ke atas panggung untuk menyiapkan barang-barang yang diperlukan.

“ Ayolah Ji, aku tidak ingin kau sakit karena kelelahan ” Bujuk Sowon pada Jisoo yang sedang menyusun kotak-kotak properti.

“ Tidak akan ” Balasnya tanpa menatap ke arah Sowon.

Jisoo terus menolak, tidak peduli dengan Sowon yang terus memintanya untuk berhenti. Jisoo tidak sadar jika tubuhnya sudah lelah, ia terlalu fokus dengan tugasnya, sampai mengabaikan kondisinya sendiri.

Ingin rasanya Sowon memanggil Rosé atau Lisa, hanya mereka berdua yang bisa membuat Jisoo berhenti. Tapi semuanya sedang sibuk, ia tidak mungkin menganggu mereka.

Sowon takut, takut terjadi sesuatu jika Jisoo terus melanjutkan pekerjaannya. Situasi ini membuat Sowon bingung, di satu sisi ia ingin memanggil dua temannya untuk menghentikan Jisoo, tapi di sisi lain ia tidak ingin menganggu pekerjaan temannya.

Ia mendengus kesal, Jisoo sangat sulit untuk di lawan. Mau bagaimana pun Jisoo tidak akan mau menurut. Kecuali Rosé dan Lisa datang, ia yakin Jisoo pasti akan langsung diam.

“ Sebentar lagi jam makan siang, beritahu yang lainnya untuk berkumpul di depan panggung ” Ucap Jisoo sambil berjalan melewati Sowon.

Tidak menoleh sama sekali, melirik pun tidak. Sudah dapat dilihat, Jisoo kesal dengan Sowon karena terus menyuruhnya untuk berhenti. Padahal ia belum selesai menata property di panggung.

......

Matahari sudah tenggelam, langit pun sudah gelap, hanya cahaya lampu yang mengelilingi lapangan dan lampu di panggung lah yang menjadi penerangan mereka malam ini. Kini, mereka berkumpul di depan panggung untuk makan malam, melepas penat setelah seharian bekerja. Duduk melingkar di depan panggung utama dan menyantap makan malam mereka. Rencananya, hari ini mereka akan menginap di sekolah sampai semua persiapannya selesai.

Sebelum masuk ke dalam ruang tidur, mereka berbaring di lapangan, menatap hamparan bintang di antara gelapnya langit malam. Berbagi sedikit cerita sambil memandang indahnya gemerlap cahaya di atas sana.

Acaranya akan dimulai besok, mereka masih memiliki waktu sampai besok siang untuk menyelesaikan semuanya. Semua persiapannya sudah hampir selesai, tinggal menata kursi-kursi dan meja-meja si tengah lapangan.

“ Ji kau baik-baik saja kan? ” Rosé menoleh, bertanya pada Jisoo yang sedari tadi diam.

Tak ada kata yang terucap, Jisoo hanya tersenyum tipis sebagai jawaban. Rosé terlalu peka akan kondisinya, tapi ia tidak ingin Rosé panik. Sebentar lagi mereka semua akan masuk ke gedung sekolah untuk tidur, Jisoo masih bisa menahan rasa sakit di dadanya, setidaknya sampai semuanya sudah masuk ke dalam ruang tidur mereka.

GlassBeat | ( Proses Revisi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang