Chapter 2.

3 0 0
                                    

Hello prend🥺. Apa kabar para jomblovers and para bebaners? Anjay nama macam apa yang gw buat nih.

Chapter 2 nih bozz, gampar dong. Semga suka sma chapter ini ya, typo di mana² jadi mohon di maklumi.

Karena kesempurnaan hanya milik lagu Rizki Febian🙏

Jika ada slah kata atau bahkan penulisannya tlong dikoreksi ya jgan di bully, cukup Carrel and the geng saja yang menjadi remaja pembully kalian jangan.

Happy reading 👋😌

Seorang guru laki-laki berperawakan tinggi masuk ke dalam kelas dengan tumpukan kertas hvs di tangannya.

Carrel yang tadinya sedang duduk di atas meja membelakangi papan tulis segera turun dan beralih duduk di kursinya.

"Pagi semuanya" sapa guru itu.

"Pagi pak" serempak semua murid yang berada dalam kelas.

"Bagaimana kabarnya anak-anak?" Tanya guru itu seraya duduk.

"Baik pak".

"Sedikit tidak baik pak" lirih Chandra.

"Kenapa tidak baik? Pasti kanker nih" sahut pak Julio yang masih mendengar suara Chandra

Mata Chandra membulat terkejut. "Astagfirullah bapak, terkejut loh saya. Ingat pak omongan itu doa" sahut Chandra heboh.

"Kantong kering" tambah pak Julio menatap malas ke arah Chandra.

Mendengar itu Chandra menyengir malu sembari memukul angin di depannya lebay. "Kirain kanker beneran pak🤭".

Pak julio tak menggubris, "baiklah kita mulai saja pelajarannya. Untuk hari ini kalian akan saya perintahkan untuk menggambar iklan" ujar beliau.

"Terserah mau iklan apa, yang jelas harus selesai hari ini" lanjut beliau.

"Baik pak".

"Ini hvs nya silahkan di bagikan".

"Oit, pak ketu pak ketu" panggil Carrel heboh kepada laki-laki yang tengah sibuk bercerita dengan temannya itu hingga sang empu menoleh.

"Itu silahkan HVS nya di bagikan" perintah Carrel songong. Devan memutar bola matanya jengah. "Perintah lo" cibirnya namun lelaki tersebut tetap berdiri dan menghampiri pak Julio.

"Lololoh anda kan pimpinan di kelas ini".

Devan tersenyum tengil. "Akhirnya di akui juga gue sebagai pimpinan" ucapnya seraya mulai membagikan kertas tersebut.

Kertas di bagikan hingga habis. Devan kembali pada tempatnya. Lalu semua murid mulai membuat coretan-coretan pada kertas tersebut menciptakan karyanya masing-masing.

Carrel belum juga meencoret kertas putih itu. Gadis itu justru malah melamun menatap papan tulis dengan tangan memainkan pensil.

"Oi" panggil Wisnu membuyarkan lamunan Carrel.

"Ya elah belum gambar lo? Udah mau abis tau waktunya" cerocos Wisnu setelah menengok kertas kosong milik Carrel.

"Bentar elah, belum nemu inspirasi" sahutnya seraya bersandar pada kursi. Wisnu kembali sibuk dengan gambarannya. Carrel celingak-celinguk karena suasana begitu sepi hanya terdengar suara gesekan antara pensil dengan kertas.

Gadis itu menoleh ke belakang terlihat Chandra yang sedang mengupil dan Gerald yang sibuk menggambar.

"Udah selesai lo?" Celetuk Carrel seraya merampas kertas milik Chandra.

Meet HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang