Chapter 22

1.5K 163 37
                                    

"Tadaima...."

"Okaeri Akhiro kun...kau ingin makan lebih dulu atau mandi dulu?" Ino menyambut kepulangan Akhiro. Dan ia melihat sendiri mata putranya terlihat begitu lelah.

"Aku ingin mandi dulu kaasan." ia menjawab
Selembut mungkin karna ia tidak ingin menyakiti kaasan nya yang sedang mengandung adiknya.

Setelah mendapatkan persetujan kaasan nya. Ia pun segera membersihkan dirinya dan makan malam bersama, ia juga bermaksud ingin menanyakan sesuatu pada kaasan nya.

Setelah beberarapa menit Akhiro pun turun dari lantai 2 kamarnya, dan setelah itu duduk di meja makan. Lantas Ino segera menyajikan makanan untuk putrannya makanan hangat.

"Kaasan. Aku ingin maafkan aku jika kemarin aku menyakiti mu." ujarnya di sela makan malamnya.

"Kaasan sudah memaafkan kamu Hiro kun. Kau tidak perlu khawatir tentang itu." Hatinya menghangat kala putranya begitu perhatian padanya.

"Kaasan. Jika boleh, apa kau bisa menceritakan tousan sejak kecil seperti apa?"

Ino tersentak dengan apa yang ia dengar, pasalnya ini adalah hal yang baru pertama kali ia dengar putranya begitu tertarik dengan masa kecil suaminya.

"Tentu." di hiasi senyuman tanpa menanyakan alasan putranya.

"Kau ingin ibu menceritakan dimana Hiro kun?" Setelah makan malam selesai. Lantas Ino membereskan dan membersihkan peralatan makan sambil ia bertanya pada putranya yang kini sedang menunggu nya membereskan peralatan makan.

"Aku ingin ibu menceritakan dikamar saja. Juga aku ingin tidur bersama mu."

Ino tekekeh atas penuturan putranya, jarang sekali putra manja.

"Baiklah ayoo."

Dan mereka pun kini berada di kamar Akhiro.
Dengan Akhiro yang tidur di pangkuan Ino.

"Ceritakan tentang tousan, Kaasan." ia begitu merindukan belaian tangan kaasan nya. Dari sejak kecil ia selalu menikmati moment seperti ini, namun ketika ia tumbuh dan mengenal teman-temanya, ia jarang sekali tidur di pangkuan ibunya.

"Kau sangat tidak sabaran Hiro kun hihihi. Baiklah kita mulai dari Tousan mu sejak kecil."

"Heem.... Kita akan mulai dengan sejak tousan mu lahir......Tousan mu itu sejak ia lahir, ia sama sekali tidak mengenal orang tuanya. Bahkan ia juga tidak pernah merasakan kasih sayang ibu nya, Ia hidup sebatang kara di apartemen kecil pemberian sandaime hokage, setiap hari ia hanya merasakan kesepian tanpa ada yang perduli dengan nya."

"Apa maksudmu kaasan? bagaimana ia tidak mengenal orang tuanya siapa? Bukankah orang tua nya yondaime hokage?"

"Itu benar Hiro kun. Tousan mu mengetahui nya pada saat ia berumur 16 tahun saat setelah ia menjadi pahlawan dunia shinobi....pertemuan mereka bahkan hanya sebentar di alam bawah sadar tousan mu. Bayangkan jika itu dirimu apa yang akan kau lakukan?" tanya nya pada Akihiro ia sedikit tertarik dengan apa yang putra nya jawab.

"A-aku tidak tau apa yang akan aku lakukan." tuturnya dengan membayangkan jika dirinya di posisi ayahnya.

Sungguh itu cerita yang miris ia dengar, membayangkan nya saja membuatnya bersedih, apalagi jika hal itu terjadi pada nya, entah apa yang akan ia perbuat saat itu.

Ino hanya terseyum manis pada putra nya. "Ibu pun sama halnya dengan mu, bahkan jika hal itu terjadi pada ibu saat itu, mungkin saja ibu membenci diri ibu sendiri. Kenapa harus hidup jika tidak bisa merasakan kasih sayang?"

"....." Akhiro pun terdiam. Benar apa yang dikatakan ibu nya. Untuk apa hidup jika tidak mendapatkan kasih sayang.

"Dan kau tau apa yang tousan mu lakukan saat itu...? Dia tidak pernah bersedih atau pun menyalahkan dirinya sendiri."

Shadow Of Hokage.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang