My Cupid Love
05Happy reading 💕
Xiao Zhan pulang ke rumah agak terlambat, jarum panjang telah menuju angka sebelah dan pendek berada di angka sembilan. Ia menekan pin apartemen lalu masuk, ruangan telah berganti gelap.
Zhan berjalan menaiki tangga menuju pintu yang menjadi kamarnya, saat akan membuka dia tersentak. Dua pasang lengan melingkar di pinggangnya, dia tidak berpikir pemilik tangan itu masih terjaga.
"Kau belum tidur?" tanyanya pada pelaku pemelukan itu. Lengan tidak melonggar namun semakin mengerat.
"Bagaimana aku tidur, jika istriku belum pulang." Bibir Xiao Zhan berkedut, apa dia salah dengar atau memang bagian 'istri' adanya sebuah penekanan yang tidak bisa dibantah olehnya.
"Jangan mulai, Tuan Wang. Aku ingin tidur tanpa berdebat denganmu malam ini. So, lepaskan tanganmu dari tubuhku." Tak habis pikir akan tingkah laku pelaku pemelukan itu, dia juga merasa pemuda yang tinggal bersamanya mulai bertingkah aneh akhir-akhir ini.
Xiao Zhan dibuat kesal terhadap perkataan atau tindakan yang dilakukan orang di belakangnya, dia berharap orang itu tak memulai tingkah ajaibnya. Zhan sungguh lelah jika harus meladeni tingkahnya yang berubah-ubah.
"Aku suamimu bukan tuanmu, Wang Xiao Zhan. Aku menyentuhmu karena aku berhak secara hukum."
Xiao Zhan tiba-tiba gagal konek akan pembicaraannya pada manusia tipe Wang Yibo, ya, seseorang yang mengaku suami Xiao Zhan adalah Wang Yibo.
Wang Yibo yang terkenal dingin itu kini menjadi suami dari seorang Xiao Zhan yang terkenal pendiam dan teladan di sekolah Gusu. Dua orang yang bertolak belakang dan juga tidak saling mengenal, namun bersatu dalam sebuah ikatan pernikahan.
Sering kali Xiao Zhan bertanya-tanya apakah ini nyata atau hanya mimpi yang biasa menjadi bunga tidur. Tapi ketika pagi datang saat kelopak mata terbuka, itu adalah mimpi terkelam di sejarah mimpinya. Dia akan terbangun dalam dekapan sosok pemuda yang terkenal dingin, namun begitu mendekapnya dengan hangat.
Kenapa tidak memilih kamar lain, maka Xiao Zhan akan menjawab tegas karena perjanjian. Kalau tidak hampir ketahuan pisah ranjang, Zhan takkan mau tidur seranjang bersama Wang Yibo.
Perjanjian yang dibuat oleh Wang Yibo juga, dimana mereka harus satu kamar. Agar para orang tua tidak bertanya yang tidak-tidak, menganggap anak-anaknya sudah menerima dengan lapang dada akan statusnya. Dan mulai menerima kehadiran satu sama lain. Secara keluarga mereka kadang main kejutan, 'kan bisa berujung disidang nanti. Xiao Zhan yang tak mau repot dan berdebat, ya, nurut aja.
"Kau sudah makan atau kau sudah membuatnya sendiri?" Walau dia tak menyukai sosok di belakang, tapi Xiao Zhan masih menjalankan perannya. Bukan peran istri yang disebut Wang Yibo, melainkan peran kakak pada pemuda dingin yang menjadi suaminya.
Inilah alasan mengapa dia masih bertahan. Pertama kali Xiao Zhan hendak dijodohkan, dia tidak mengelak atau pun menolak. Baginya ini sebuah kewajiban seorang anak untuk mematuhi perintah orang tua. Berbakti membahagiakan ibu dan ayahnya walau harus mengorbankan kebebasannya.
Dia menjalani seperti air mengalir jika bertemu batu, Zhan akan melewati dengan tenang. Pernikahan mereka juga dirahasiakan, bagi Xiao Zhan itu akan merepotkan. Dia masih ingin sekolah dengan damai, tanpa ada perseteruan terhadap para fans pemuda itu.
Lagi pula Xiao Zhan belum sepenuhnya menerima status barunya tiga bulan ini, apalagi Wang Yibo yang selalu menekankan posisinya sebagai istri di apartemen.
"Kau ingin aku menghancurkan apartemen? Serius?!" Wang Yibo memiringkan kepala agar dapat melihat wajah Xiao Zhan.
"Jangan, jangan. Lebih baik jauhkan tangan ajaibmu itu dari dapurku dan jangan sesekali menyentuh bahan makanan. Aku tak ingin berbelanja ulang karena ulahmu yang ingin bereksperimen." Xiao Zhan memperingati pemuda itu, tangan kekar Yibo benar-benar sesuatu. Dia masih ingat masakan Wang Yibo yang tak bisa di anggap makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cupid Love
RomanceXiao Zhan merupakan pemuda yang terkenal cantik di rumahnya, juga anak sulung dari keluarga Xiao dan memiliki seorang adik perempuan. Di umur ke tujuh belas, dia dihebohkan dengan hal yang tak pernah dibayangkan. Ayolah, dia masih di bangku anak kel...