SWB - 1

40K 217 0
                                    


*Tok tok tok

Suara ketukan dari pintu ruangan Eve.

"Ya, masuk." jawab Eve

*cklek 

"Bu Eve, ini sudah waktunya pulang." Ucap Mia sekretaris Eve  

Eve melihat jam di tangan nya yang menunjukkan angka 22.30, ia segera membenahi tas dan mematikan laptop nya.

"Mia tolong untuk kerjasama dengan Zifrano Corp mohon di recap secepatnya ya untuk meeting 2 hari lagi." Ucap Eve sambil berjalan keluar ruangan

"Baik bu, nanti akan saya recap" Jawab Mia disertai tundukan kepala.


Eve berjalan ke arah lift ia menekan tombol bernomor 1 untuk turun ke lobby lantai dasar. Eve bukan anak yang manja seperti anak orang kaya lainnya namun Eve terlalu mandiri untuk hidup sendiri, jika anak orang kaya lainnya di antar jemput dan pulang dengan mobil beserta supir pribadi mereka, Eve lebih memilih untuk pulang dan pergi selalu dengan berjalan kaki, menurutnya bukan hal sulit untuk hal sekecil itu karna apartement dengan kantor nya yang di rasa lumayan dekat.  


"Malam bu Eve sudah waktunya pulang yaa?" Ucap Pak Tohir security yang malam ini mendapat jadwal lembur.

"Iya pak saya duluan ya pak." Jawab Eve dilengkapi dengan senyuman manisnya.

"Wokeehh, tihati bu boss!!." Ucap Pak Tohir dengan semangat membaranya karna diberikan senyuman dari boss nya.


Eve berjalan santai dengan earphone yang menggantung di kedua telingannya.

"What a sick, sick feelingGggGGggGG, To let you gooooo, maaa dearRrRrrR~~~"

Ini yang Eve suka dari berjalan kaki, ia bebas mengeskpresikan diri dengan berteriak dikala jalanan sepi dengan earphone yang menggantung di telinganya diiringi musik Boy Pablo yang berjudul Sick Feeling, ia tak merasa malu karna ini sudah menjadi kebiasaanya untuk melepas semua lelah setelah seharian di depan komputer nya. 

"I miss the way you sound
I miss to be around you
Just let me have another chanceWhat a sick, sick feeling
To let you go, my dear~~~" 

Eve terus menyanyikannya di sepanjang jalan bukan karna patah hati namun ia memang ia sangat suka lagu barat mellow.


Eve terdiam di tengah perjalanannya.

"Hiks.., hiks.., hikss.." Eve mendengar suara tangisan di dekat daun daun yang ia lewati. 

Eve melepas kedua earphone nya yang masih terpasang untuk mendengar lebih jelas suara apa yang ia dengar tadi.

"Hiks.., hiks..," Eve mencoba mendekat ke arah suara

"Hiks.., hiks.., hikss.." Eve melihat seorang laki-laki memakai jaz hitam sedang menangis di balik dedaunan. Gelap, karna kurang nya penerangan Eve hnya bisa melihat lelaki duduk sambil menutup mata dengan rambut pndek hitam dan jaz hitam yang menandakan bahwa ia adalah seorang laki-laki.



Eve mencoba mendekatkan dirinya dengan berjalan pelan pelan ke arah lelaki itu. Eve duduk di depan lelaki itu, Eve adalah orang yang penyayang dan tidak tegaan karena itu hati Eve tergerak untuk menghampiri lelaki itu.


Lelaki itu melihatnya.

Pelan-pelan Eve mengusap air mata di pipi lelaki itu.

Sakit.

Itu yang Eve rasakan pada saat melihat lelaki itu menatap matanya, seakan kesedihan lelaki itu tersalurkan ke Eve.

Eve merasakan tangan lelaki itu menggenggam tangannya kirinya pelan. Sedangkan tangan kanan Eve tidak berhenti mengusap air mata yang menetes ke pipi lelaki itu.


Eve menatap mata lelaki itu sama intensnya. 

"Kenapa wajahmu begitu menawan." Ucap Eve tak sadar.

Suasana yang minim cahaya dan dingin hanya di terangi cahaya bulan membuat jiwa Eve tertantang. Eve mendekatkan wajahnya ke lelaki itu, ia menautkan bibirnya pada bibir lelaki itu.


Cup!



_____

Jangan lupa vote guiss!!

menerima masukan dan saran ^^










Stranger with Benefit (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang