4

286 52 3
                                    

(Sorry kalau nemu typo)
Jangan lupa vote komen dan Follow yaa sebelum baca..


















"Lo kalau mau balik sama Jio tuh ngomong aja kenapa sih Dis? Kalau kayak gini lo sendiri yang kesel kan?" Sheisa tiada hari tanpa ngomel, 24/7 isinya ngomel mulu.

"Yaa gimana mau ngomong, Jio sibuk di Osis mana mau pergantian osis kan?"

"Yaa samperin, Kata Ajun Jio suka ke UKS buat sekedar istirahat. Lo samperin."

Gadis geleng, "Dia istirahat gue gak mau ganggu."

"Yaa kalau gitu terus lo sama dia kapan ada waktunya? Tuh lihat.." Di depan sana ada Zio yang lagi kasih helm ke Yessa,

Adek kelas mereka, tetangga Zio. Gak tahu kenapa, dulunya jok belakang Zio biasanya Gadis yang duduk sekarang hampir tiap hari sama Yessa.

"Lo gak cemburu Dis?" Tanya Sheisa,

"Emang gue ada hak buat cemburu?" Malah balik nanya, pusing dah Sheisa,

Prima datang beserta plastik cirengnya yang bumbu baladonya buat Sheisa langsung nutup hidung.

"Anjir, itu bukan lagi cireng di pakein bumbu balado. Tapi balado di cirengin,, serem." Omel Sheisaa,

"Diem deh, Manusia sok sehat." Gadis ketawa, punya sahabat yang satu memegang teguh hidup sehat yang satu suka troboss apapun itu lucu jugaa, Gadis tim apa aja, di kasih salad ya di makan, ada cireng, junkfood yaa di makan.

Dia hidup untuk makan.

Kalau hidup untuk Zio, takut.

Takut akhirnya Zio bukan hidup untuk  Gadis,, tapi untuk....

Gak tahu.

"Kalau kata gue, lo boleh kok confess. Cewek duluan gakpapa kali jaman sekarang banyak kok kayak gitu." Kata Prima,

Sheisa setuju, "Iya sih, daripada lo ngebatin mulu."

"Gue pernah kepikiran gitu, tapi...."

"Ini nih ada tapinya,,,"

"Lo pada kan tahu, sereligius apa Zio." Sheisa udah muter bola matanya, dan beneran apa yang di bilang Arjuna.

Gak Zio gak Gadis sama, mereka berat di agama.

Ya siapa yang gak berat sih sha,,

"Kalau kata gue ntar aja lo pikirin, nikmati aja dulu masa SMA." Kata Sheisa.

"Gak semua orang sama kayak lo Sa, gak semua orang ngangep enteng kayak lo." Sheisa agak kesinggung sama kalimat Prima,

"Maksud lo?"

"Ya lo sama Ajun enak satu iman, dan sat set sat set. Lo belum pernahkan ada di posisi beda agama, sedih. Dan gak segampang apa kata lo."

"Lah tapi kan, gue bilang nikmati aja dulu. Jodoh mah di tangan Tuhan, kalau gak jodoh ya pisah kalau jodoh ya syukur salah satu dari merekakan harus ngalah."

"Banyak kan kasus kayak gitu."

"Terus siapa yang bakal ngalah? Keluarga Gadis rata-rata Hafidz Qur'an, Keluarga Zio lo tau Sa setiap minggu gimana rajinnya mereka di Gereja sebagai apa.."

"Lah kalau cinta mah ada ujungnya kali, ya kan Dis?"

"Gak ada ujungnya." Bantah Prima,

"Apasih Prim, lo kayak sewot banget dari tadi. Gue cuma ngasih saran doang lho ke Gadis."

"Yaa gue juga ngasih saran kalik,"

Gadis yang pusing, dia yang lagi debat batin malah Sheisa sama Prima yang adu bacot gini,

Dear You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang