4. The Soul

1.7K 203 9
                                    

Hari semakin sore, jam yang melingkar pada pergelangan tangan kiri haechan yang berada dalam tubuh renjun kini menunjukan waktu pukul empat sore.

"Seharusnya sih renjun belum pulang." Gumam haechan.

Ia terlalu larut dengan pikirannya hingga tidak menyadari kehadiran jaemin di sampingnya.

"Pulang sana, renjun pasti sedang gila sekarang karena harus mengurus urusanmu." Ujar jaemin.

Haechan termenung sejenak, hingga beberapa saat kemudian ia kembali membuka suaranya.

"Jaem, apa yang akan renjun lakukan saat ini?" Tanya haechan yang mengundang kerutan bingung di kening sang pemuda na.

"Ya berada di kantormu? Memangnya apalagi?" Bingung jaemin.

"Ck bukan itu! Tapi kesehariannya, biasanya dia akan melakukan apa saat aku sedang bekerja?" Tanya haechan dengan nada sedikit kesal.

"Katakan yang jelas dong!" Sewot jaemin.

Haechan yang mendengarnya mendengus kesal. Jaemin terkadang bisa membuat emosinya meledak-ledak.

"Hm...aku tidak terlalu tau sih, karna aku tidak setiap hari dengannya. Tapi biasanya dia akan pergi ke cafe sebentar untuk menikmati sore. Atau...entah, di rumah? Kenapa tidak tanya kekasihmu saja sih?!" Kesal jaemin.

Karena jujur saja dirinya juga tidak terlalu mengetahui keseharian renjun. Memang pemuda huang tersebut terkadang sering mengeluh kebosanan dan kesepian. Namun itu juga kadang-kadang.

Haechan yang mendengar jawaban jaemin, yang sebenarnya tidak terlalu menjawab pertanyaannya pun terdiam sejenak.

Namun beberapa saat kemudian, haechan dengan cepat beranjak dari tempatnya. Meninggalkan jaemin yang masih terdiam di tempatnya.

"Tidak ukenya tidak semenya sama-sama menyebalkan cih." Omel jaemin yang kemudian beranjak pergi dari tempatnya untuk menghampiri kekasihnya.

.
.
.

Renjun menghela nafasnya lagi, entah untuk yang keberapa kali. Ia bahkan sudah tidak bisa menghitungnya lagi.

"Huft, kangen echan." Gumam renjun sembari menangkup kedua pipinya.

Seharusnya saat ini ia tengah berada di rumahnya bersama sang kekasih. Menonton netflix, atau memasak beberapa makanan untuk bereksperimen. Oh atau berbelanja beberapa es krim atau pergi ke cafe.

Namun saat ini ia tidak dapat melakukan hal tersebut. Renjun kira selama ini hidupnya yang paling membosankan. Tetapi ternyata kehidupan haechan jauh lebih membosankan.

Semakin memikirkan hal tersebut membuat wajah renjun semakin muram. Renjun kan jadi semakin rindu dengan beruang menyebalkan kesayangannya itu.

Tok
Tok

Renjun yang sedari tadi hanya duduk diam membaca kertas dan layar komputer di depannya, yang bahkan ia tidak mengerti sedikit pun. Akhirnya mengalihkan pandangannya ke arah pintu ruangan yang diketuk.

"Si-...masuk." koreksi renjun cepat dan segera berdeham pelan.

Sesaat setelah pintu ruangan tersebut dibuka. Renjun dengan cepat berdiri dari duduknya dan berlari ke arah sosok yang masih berada di ambang pintu.

Haechan yang baru saja membuka pintu ruangan, seketika terkejut saat renjun dengan cepat menerjang tubuhnya.

Bukannya apa-apa, jika keduanya dalam keadaan normal sih haechan tidak masalah. Tapi saat ini yang menerjangnya adalah tubuh bongsor miliknya sendiri. Sedangkan ia sedang berada di dalam tubuh renjun. Tentu saja haechan oleng sedikit.

Fox and BearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang