Love at First Sight

126 19 0
                                    

Dalam diam ku merintih, merasakan rasa sakit yang teramat dalam dada, seolah, dada ini terhujam oleh sebilah pisau.

Kala itu, pikir ku teramat pendek,  karena dengan mudahnya ku niatkan diri tuk mengakhiri nyawa akibat sebuah ujian hidup yang terasa memberatkan.

Perasaan ku kalut, terlalu banyak tuntutan yang orang beri pada kedua bahu ku sedari kecil, harus bisa ini, harus bisa itu, kau adalah pewaris utama, kau keturunan satu-satunya, kalimat sialan itu terus saja berputar dalam otak ku seperti sebuah kaset rusak.

Hingga, saat raga dan jiwa ini merasa benar-benar lelah, ku bertemu dengan nya, ia yang begitu mempesona dengan segala parasnya, tutur kata, ekspresi, bahkan gerak-gerik yang ia keluarkan sungguh menggetarkan hati ku.

"Nama ku Choi Yunjin, senang berkenalan dengan mu tuan muda Park" ucap nya memperkenalkan diri dengan tenang.

Sungguh, tak dapat ku utarakan lagi kata untuk mendeskripsikan indahnya ia kala itu.

"Ya, senang berkenalan dengan mu!" jawab ku sekadarnya, namun ia terlihat mengerutkan dahi, mungkin ia terkejut dengan intonasi bicara ku yang seperti ini, terkesan dingin dan tak peduli. Walau nyatanya tidak, aku sangat tertarik padanya.

"Baik, kalau begitu saya permisi" pamit nya kemudian.

Mungkin ia merasa tak nyaman berdiri di sebelah ku, pikir ku asal. Yah, memang diriku ini terkesan kurang sopan dan tidak baik jika dilihat dari luar, namun walau begitu nyatanya tak sedikit juga gadis di luar sana yang mendekati ku hanya karena aku pewaris tunggal keluarga ternama.

Namun, siapa sangka, lambat laun kami yang terkesan tak saling memperdulikan ini malah menjadi sedekat nadi. Saling membutuhkan, seolah jika terpisah kami akan langsung mati mengering.

Iya, dia, sosok itu, sosok pertama yang berhasil membuat ku jatuh hati, ternyata juga menyimpan sebuah rasa yang sama seperti yang kurasa.

Dan akhirnya, dapat ku lewati masa menyiksa yang selalu menghantuiku berkat kehadiran dirinya.

Bahkan hingga kini, lima tahun kebersamaan kami yang terlalui masih terasa seperti kemarin bagiku, karena rasa yang bersarang dalam dada untuknya semakin menumbuh kuat seperti akar pohon yang rimbun.

Dan saat tiba suatu masa kami telah siap tuk menginjakkan kaki di jenjang pernikahan, ku lamar ia dengan segala hal romantis yang ia impikan. Di bawah langit malam, di sebuah tepi pesisir pantai, dan tak lupa aneka macam ukiran lilin yang indah menghiasi, ku tekuk sebelah kakiku berlutut padanya sembari membuka sebuah kotak cincin permata.

"Jadilah ibu dari anak ku.. " namun, belum sempat ku selesai kan kalimat itu, ia telah menghambur memeluk tubuhku kuat, dengan deraian air mata yang menghiasi wajah cantiknya.

"Dasar lambat! Apa kau tak tahu berapa lama aku mengharapkan momen ini?!" tanya nya penuh penekan, disertai Isak tangis.

"Maaf jika aku terlambat.. tapi, kau mau bukan?"

"Dasar bodoh! Jay bodoh! Tentu saja aku mau!"

Haha, hati ini menjadi menghangat kembali begitu mengingat momen kala itu.









___END___











Visualisasi tokoh:

Park Jongseong (Jay)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Park Jongseong (Jay)

Park Jongseong (Jay)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Choi Yunjin (Jinni)

Romantic Sequel✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang