"Kau, cepatlah menikah Cedric! Mau sampai kapan melajang huh?"
Diumurnya yang telah menginjak angka 29 tahun, Moira Cedric tidak kunjung menikah. Entahlah, mungkin dirinya ingin menjadi perawan tua? ATAU BAHKAN MOIRA TIDAK MENYUKAI LAKI LAKI??
Enjoy anda happy reading, my cheese. Don't forget to mark if there is a typo 😉
──────────────────────
𝐀𝐍𝐎𝐓𝐇𝐄𝐑 𝐁𝐔𝐒𝐈𝐍𝐄𝐒𝐒
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mata hazelnya mengejap merasakan serangan cahaya yang menerpa wajahnya. Melenguh pelan Moira belum sadar sepenuhnga untuk mencerna keadaan, mimpinya terlalu indah untuk ditinggalkan.
"Bangun eh?" seloroh suara berat dari arah kaca jendela, yang seketika membangunkan Moira sepenuhnya.
Beringsut bangun dari tidurnya, Moira menatap datar pria itu lalu beralih menggenggam jam di nakas. "Delapan, tujuh belas?"
Dirga -Asisten pribadi kepercayaan Moira melangkahkan kakinya sambil mengangguk. Lelaki ini sudah menghubungi Moira setibanya di kantor tadi untuk memastikan keberadaan atasannya. Namun, karna tak kunjung diberi jawaban pun kala bertanya pada karyawan lain belum melihat kemunculan Moira, Dirga memutuskan untuk masuk saja ke kamar ini, yang beruntung Dirga tau paswordnya. "Ku kira dirimu mati, kan kasian belum nikah."
"Brengsek," maki Moira mendengar gurauan Dirga. Meski menjalin ikatan kerja tapi Dirga sama sekali tidak menghilangkan keakraban mereka sebagai teman lama, beruntung mahluk bumi itu masih bisa profesional.
"Yesa udah pulang?"
"Hm, di telfon suaminya tadi." Dirga mendekati pintu hendak keluar setelah sebelumnya berkata, "Udah sana siap siap, sarapan udah di pesenin."
•
"Joma?" Moira melihat hidangan yang disiapkan Dirga untuknya, menu yang selalu ia santap untuk sarapan.
"Dimana lagi? Kamu kan alergi restauran selain Joma," cibir Dirga ikut mendudukan diri di sofa sebelah Moira. Laki laki ini memang memiliki mulut yang pedas meski berniat melontarkan candaan.
Moira diam saja, Dirga memang begitu sejak dulu. Sama halnya dengan Fabio, Dirga merupakan salah satu personil The Lion dan jadi yang paling sengit padanya. Mereka satu sekolah, hanya beda angkatan saja karna Dirga lebih tua satu tahun darinya.
Sebenarnya Moira juga heran mendapati Dirga yang datang padanya meminta pekerjaan beberapa tahun lalu. Kala itu perusahaannya baru berdiri, dan masih kecil kecilan membuat Moira terus bertanya pada Dirga tentang keadaan jiwanya, waras atau memang sudah gila?
Dirga itu lulusan S1 luar negeri. Keluarganya juga punya bisnis bahkan lebih besar dan mampu, tapi kenapa harus di perusahaan yang tak jelas masa depannya kala itu. Ditambah dengan kenyataan bahwa Dirga merupakan musuh bebuyutannya dulu membuat Moira sempat bimbang, kan hati orang siapa yang tau? Toh sekarang Dirga jadi kaki tangannya, perusahaan keluarganya bahkan bekerjasama dengan perusahaan ini.
