EPILOG

163 9 1
                                    

Mohon Maaf jika banyak kesalahan dalam pengetikkan, karena ceritanya belum di edit

Terima kasih

Pengap, lembab, dan gelap; gambaran sebuah ruang yang tidak dapat dikatakan sebagai ruangan layak. Bahkan lokasinya sangat terpencil tak bisa begitu saja ditemukan, bahkan tak ada satu pun penduduk sekitar yang tahu tempat tersebut.

"Besok, kita harus segera nyulik dia, kak"

"Kenapa buru-buru, bukannya lo ga mau sampe nyulik dia?"

"Dia udah curiga, kita harus bikin dia tutup mulut"

"Oke, atur aja gimana rencananya"

Pintu ruangan tertutup, kedua manusia yang sempat berkomunikasi itu segera meninggalkan tempat ndi tengah malam di mana para warga sudah masuk ke dalam rumah masing-masing.

.

.

.

Kala sudah masuk sekolah seperti biasanya, Yessa yang tak ingin melihat kekasihnya mendapatkan perundungan lagi lebih bersikap protektif kali ini, bahkan ia memaksa Kala untuk diantar-jemput olehnya. Ya, Kala sih senang-senang saja, tapi agak risih juga kalau ke mana pun ia berada harus diintai Yessa.

"Kak, kakak kan lagi praktik, nanti Bu Sabrina marah lo" rengek Kala ketika Yessa malah mengikutinya keruang praktikum fisika

"Ck, guru kaya dia biar Papa sogok juga diem"

"Kakak kok gitu? Masa nilainya sogokan, udah sana praktik, aku engga apa-apa kok, lagian ada Bergas sama Lily yang jagain"

Yessa sebenarnya bukan hanya ingin menjaga kekasih manisnya itu, namun juga ingin terus bersama Kala; kapan lagi ia bisa 24 jam bersama Kala kalau tidak berkedok ingin melindunginya dari perundungan. Kala segera mendorong pelan punggung tegap Yessa agar keluar dari ruang praktikum; masalahnya teman-temannya yang lain terganggu akan kehadiarannya yang memasang wajah galak melebihi guru Fisika.

Tapi...

Keposesifan Yessa lambat laun mulai berubah, tepatnya setelah ujian parktik selesai dilaksanakan, Yessa lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman-temannya ketimbang dengan Kala ---- Hari ini adalah hari terakhir sekolah bagi siswa kelas XII. Kala sudah menyiapkan sesuatu untuk Yessa; sebuah kotak makanan berisi udang balado dengan nasi mentega kesukaan sang kekasih.

~Prangggg~

Kotak makan berbahan stainless mendadak lepas dari genggaman. Suara nyaringnya membuat dua pasang mata yang tengah berdekatan mengalihkan sorotnya pada sumber suara. Kala segera mengambil kotak tersebut di mana isinya sudah keluar semua menyentuh lantai, tak ada yang bisa terselamatkan.

"Kala"

Orang yang membuat Kala menjatuhkan kotak makanannya adalah Yessa. Pria itu sekonyong-konyong tanpa sepengetahuan Kala tengah berduaan dengan Kai, bahkan wajah mereka saling berhadapan dengan jarak yang begitu intim.

"Kala tunggu! Kakak bisa jelasin" pekik Yessa ketika Kala berlari meninggalkannya tanpa kata

Sayang, Yessa kehilangan jejak, nafasnya memburu membuat dada terasa begitu menyesakkan. Di tempat lain, Kala berhasil melepaskan diri dari kejaran Yessa, ia kini tengah berada di gudang tempat penyimapanan peralatan praktik IPA. Kala yakin Yessa tak akan menemukannya di sini, karena tempatnya yang berada di pojok ruangan.

"Sakit Kak hiks... hiks... hiks... ternyata bener, kakak masih nyimpen rasa buat Kak Kai" isak Kala dengan mulut terbekap serta tangan satunya meremat kuat dada yang berdenyut sakit

Kala cukup lama berada di dalam gudang, bahkan sampai pelajaran terakhir dimulai, Kala masih enggan beranjak, ia takut kembali ke kelas; pasti Yessa menunggunya di sana, makanya Kala memutuskan bolos pelajaran untuk pertama kalinya. Ia sudah berpesan pada Bergas dan Lily untuk menemuinya di gerbang belakang saat pulang tiba; membawa tasnya yang masih tertinggal di kelas ---- Kala masih terisak pedih, otaknya terus menampilkan rekaman ketika Yessa dan Kai saling bertatapan mesra, mungkin jika Kala tak memergokinya, mereka mungkin saja sudah menyatukan bilah bibir saling memaduyu kasih.

Free Sex [Yessa & Kala]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang