Prolog

1.3K 51 22
                                    


Warning!

Dicerita kali ini terdapat kata kasar, dibeberapa Dialog dalam beberapa part, harap tidak untuk ditiru!

Kalau suka dengan cerita saya sihlakan baca. Tidak suka tinggalkan! kritik dan masukan sangat diperlukan tapi tolong tidak untuk hate comment.

*****
Tanpa terasa waktu berjalan begitu cepat ujian demi ujian dalam pernikahan yang di lalui oleh Tiara dan Fauzan sudah mereka lewati bersama-sama, bahkan kini diusia mereka yang tidak muda lagi namun keharmonisan dan juga romantisme mereka begitu terlihat menerima kekurangan dari pasangan serta rasa memaafkan dan kesabaran yang luas satu sama lain menjadi kunci keharmonisan keluarga kecil mereka.

"SENANGNYA DALAM HATI KALAU BERISTRI LIMA," Fauzan mulai bernyanyi sesuka hatinya bahkan sesekali juga ikut menggoyangkan badannya.

Fauzan terus menyanyikan lagu yang sama berulang ulang, bukan karena suka dengan lagunya melainkan memang tidak hafal lirik selanjutnya.

Brug!!

Semua orang yang ada dirumah langsung terperanjat kaget saat barang yang terdengar sengaja dijatuhkan, sampai detik berikutnya suara yang terdengar begitu kesal.

"Abba!" Perempuan yang masih terlihat cantik meski umur sudah tidak muda lagi, kini berdiri dengan wajah kesal.

"Aih perang dunia ke tiga ini mah," ucap Azzam putra pertama keluarga Fauzan.

"Astagfirullah, ya Allah. Untung gak punya riwayat jantung gue," ucap Althaf putra kedua keluarga Fauzan.

Sementara Alisyah putri satu-satunya Fauzan dan juga Tiara sekaligus anak bungsu dalam keluarga, hanya bisa diam sebenarnya ada rasa kasihan dengan Abbanya karena pasti akan dimarahi Umma.

Tiara benar benar kesal sekarang bisa bisanya suaminya itu punya niatan diluar nalar seperti itu.

"Selamat mendengar omelan dari Umma, Abba tenang tenang disini," ucap Alzam yang terus menggoda Abba-nya itu.

Fauzan langsung nenahan kepergian mereka, bahkan mengancam tidak akan memberi uang jajan.

"Kalian bertiga keluar, umma mau bicara sama Abba kalian!!"

"Asyiap ibunda kanjeng ratu, kami para prajurit mu ini tidak akan ikut campur, tapi kalau soal menghabiskan uang di ATM abba serahkan hanya pada Althaf seorang, hahaha,"

"Ck! Dasar anak cebong," gumam Fauzan.

"Umma, abba bilang Althaf anak cebong," adu Althaf.

"Abba!" Suara Tiara kembali terdengar sementara ketiga anaknya langsung pergi keluar.

Tiara menatap suaminya saat ini, sementara Fauzan terlihat kikuk, entah apa salahnya saat ini.

"Mas jahat! Mas tega sama aku, mentang-mentang aku udah nggak secantik dulu, aku udah tua udah banyak kerutan di wajah aku, kamu mau cari istri baru Mas!" Omel Tiara dengan suara menggebu.

Fauzan langsung paham apa kesalahannya saat ini, ya. Memang istrinya ini hanya salah faham tapi sebagai suami yang baik Fauzan berusaha menenangkan Tiara.

Ditaruh kedua tangannya di pipi Tiara bahkan sesekali gerakan lembut mengusap pipi Tiara. Fauzan memeluk tubuh istrinya itu tidak ada satu kata yang keluar dari mulut Fauzan.

Tiara mencubit pelan pinggang suaminya. "Kenapa nggak jawab, bener ya apa yang aku bilang," Kata Tiara.

Bukannya menjelaskan Fauzan malah tersenyum melihat wajah istrinya itu.

"Apa yang harus mas jelaskan sayang, pertanyaan kamu itu hanya prasangka buruk kamu yang tidak akan pernah terjadi."

"Tapi itu tadi Mas bilang  SENANGNYA DALAM HATI KALAU BERISTRI LIMA! Mas mau punya istri lagi, Mas mau empatin Tiara gitu?!"

Fauzan langsung tertawa kecil istrinya ini benar-benar tidak bisa ditebak berfikir buruk hanya karena sebuah lagu.

"Nggak gitu sayang, itu cuma nyanyian, itu pun mas tau dari fyp Tiktok" ucap Fauzan berusaha meluruskan semuanya.

"Istri mas hanya satu dan selamanya akan sama seperti itu, dan soal kamu sudah tua banyak keriput bahkan sudah nggak merasa cantik kaya dulu lagi, demi Allah. Dimata mas kamu itu masih tetap cantik dulu sekarang bahkan nanti saat usia kita sudah kakek nenek,"  jelas Fauzan yang langsung mendapat senyum sang istri.

Suara deheman dari ketiga anaknya membuat suasana romantis Fauzan dan juga Tiara seketika berubah menjadi kikuk, apa lagi ketiga anaknya itu ikut menghoda kedua orang tuanya.

"MasyaAllah romantisnya Abba sama Umma ini," goda Alisyah.

Bukan soal dia yang paling banyak rasa sabarnya bukan tentang dia yang paling sering  memaafkan, tapi justru kebahagian yang sebenarnya ketika saling menerima kekurangan pasangan masing-masing meminta maaf dan juga memaafkan sekalipun kesalahan tidak pernah kita perbuat.

"Ah nggak seru! Umma langsung baikan sama Abba," kata Althaf sambil melipat tangannya diatas meja makan.

"Yakan Zam!"

"Dih luh aja itu mah, gue mah nggak," sahut Alzam.

Kadang Fauzan berpikir apa anaknya ini tertukar waktu Tiara melahirkannya dirumah sakit dulu, kenapa sifatnya jauh berbeda dengannya.

"Ck! Istigfar terus Abba kalau didekat kalian tuh, sebenarnya kalian berdua anak Abba bukan sih," ujar Fauzan yang tidak habis pikir dengan sikap kedua putranya.

"Oh jelas kita berdua anak Abba, kita kan pabrikan dari Abba," ucap Althaf semakin ngaco.

Pletak!

Fauzan langsung menyentil tangan Althaf tidak terlalu kuat, dari Alzam Althaf dan juga Alisyah hanya Althaf yang mampu membuat Fauzan pusing karena ulahnya.

"Liat aja si Mumun, Abba potong nanti," ancam Fauzan yang langsung membuat Althaf diam.

"Alisyah Ba, bukan Mumun," ucap Althaf tidak terima Abba-nya itu mengganti nama ayam kesayangannya  sembarangan.

"Tukinem, bukan Alisyah!" Alisyah ikut bersuara tidak terima namanya disamakan dengan ayam milik Althaf

******

HAPPY READING SEMUA....

Jangan lupa Vote dan Komennya dari kalian semua,,, jangan lupa juga ajak teman saudara atau bestie kalian untuk baca cerita ini ya...

Tahap revisi gess!!🙏

Tripel ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang