Bobo Sendiri

166 29 0
                                    

Setelah puas bermain dengan Kungya, Arsa dan Arsi membawa Kungya ke rumah karna hari sudah semakin siang dan panas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah puas bermain dengan Kungya, Arsa dan Arsi membawa Kungya ke rumah karna hari sudah semakin siang dan panas.

“Bunda ada Mint Choco ndak?” tanya Arsa sembari menggendong Kungya.

Yeri yang sedang membaca majalah menengok sekilas anak itu lalu menggeleng.

“yahhh” sedihnya, “adanya apa dong?” tanya Arsa lagi.

“gak ada apa apa, air putih aja” Jawab Yeri seadanya.

Arsa menghela nafas pasrah, ia akhirnya pergi dari sana dengan langkah gontai dan lesu. Hari ini benar benar panas.

“Dedek” panggil Arsa.

Arsi yang tengah asyik rebahan di karpet bulu melihat Kakaknya sebentar “hmm” jawabnya.

“Sepedaan yuk” ajak Arsa.

“Gak mau, Kak Arsa sendiri aja Arsi pengen nonton ulet” tolak Arsi menunjuk layar TV yang menayangkan Kartun ulat Merah Kuning.

Arsa lagi lagi hanya pasrah, lalu pergi dari sana.

“mau ngapain ya?” gumam Arsa yang masih setia mengelus lembut bulu putih Kungya.

Akhirnya Arsa memutuskan untuk bermain sendiri di teras rumah dengan beberapa lego dan alat gambar.

Kali ini Arsa tengah menggambar Kungya dengan pita kecil yang menghiasi salah satu telinganya.

“Kungya lihat, kamu cantik, kan? hihi” kekeh Arsa memperlihatkan hasil gambarnya itu.

Sejenak Arsa memandang gambar itu dengan senyuman cerahnya “kasi lihat bunda ndak ya?” tanyanya, pada diri sendiri.

Akhirnya Arsa memutuskan untuk menunjukkan hasil karyanya kepada sang Bunda.

“BUNDAAAAAAAAAA LIHATTTTTTT” teriak Arsa sembari berlari menghampiri Yeri.

“Yaampun Kak, udah dibilangin jangan suka lari lari” tegur Yeri.

”Hihi maaf” crngir Arsa, “Lihat” sambungnya memperlihatkan gambarnya.

Yeri tersenyum lalu mengambil gambar lucu itu “bagus banget gambarnya, pinter anak bunda” puji Yeri.

“hihi” Arsa tersenyum bangga.

Karna gemas sendiri, Yeri membawa tubuh mungil itu ke dalam gendongannya lalu menciumi seluruh wajah Arsa tanpa ampun sampai sang empu menggeliat kegelian.

“Gemes banget Kakak, anak ciapa cihh, utututuuu”

Arsa tertawa lepas merasakan setiap gelitikan Yeri di perut dan pinggangnya.

“Udah Bunda cape” keluh Arsa.

Yeri segera menyudahi aktivitasnya lalu kembali membawa Arsa ke pangkuannya.

“Nanti malem mau bobo berdua aja sama Dedek?” Tanya Yeri.

Arsa yang menyandarkan kepalanya di bahu Yeri menggeleng cepat “takut hantu” cicitnya.

ᴍʏ ꜰᴀᴠᴏʀɪᴛᴇ ᴛᴡɪɴꜱ [ꜱᴜɴᴡᴏɴ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang