Pergi Sekolah

144 31 1
                                    

Pagi pagi sekali setelah sholat Subuh berjamaah, Arsa dan Arsi lanjut mandi karna hari ini mereka akan bersekolah. Keduanya sudah lulus Paud dan sekarang akan memasuki sekolah dasar.

“dedek gosok gininya dulu” peringat Arsa yang berdiri di depan cermin memegang sikat dan pasra gigi.

Arsa ikut menghampiri kakaknya lalu menggosok gigi bersama. Keduanya lalu pergi ke bak mandi untuk membersihkan diri.

Yeri saat ini tengah menyetrika seragam Arsa dan Arsi. Sangat menggemasakan, seragam sekolah berwarna putih dengan rompi biru muda dan celana kotak kotak.

Setelah menggantung pakaian di ruang ganti, Yeri lanjut memberesakn buku pensil penghapus dan alat gambar si kembar dan memasukannya ke dalam tas.

Dikta muncul di balik pintu lengkap dengan jas dan kemeja kantornya, tapi bawahnya hanya kolor putih bermotif hati.

“bun, st st” panggil Dikta berbisik.

Yeri yang merasa terpanggil menolehkan kepelanya “apa” tanyanya saat melihat kepala Dikta menjembul dari balik pintu.

“hehe, pakein dasi” cengirnya memperlihatkan dadi yang ia bawa.

Yeri menepuk jidatnya tak habis pikir, ia menyuruh Dikta masuk dan lebih tercengang lagi saat melihat suaminya itu tidak memakai celana.

“yaampun yah, kamu ini kaya anak sd aja” oceh Yeri sembari memakaikan suaminya itu dasi.

“hehe” cengir Dikta.

Tak lama kedua bocah kecil keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melingkar di pinggang keduanya.

“eh bayi bayi ayah baru abis mandi ya” Dikta juga Yeri menghampiri keduanya lalu menuntunnya ke ruang ganti.

“Ayah sana pake celananya dulu” titah Yeri

Dikta mencium pipi bulat kedua putranya lalu ngacir keluar sebelum kena tonjokan Arsi.

“AYAHHH ROARRRRR” amuk Arsi yang sangat tidak kuat jika di cium cium.

Yeri terkekeh gemas sembari mengoleskan minyak telon di perut dan punggung si kembar.

Selesai memakaikan seragam dan jaket, Yeri menggiring kedua bocilnya menuju ruang makan untuk sarapan bersama.

Dikta yang baru datang ikut duduk bersama si kembar menunggu Yeri mengoleskan coklat di rotinya.

“Nanti di sekolah gak boleh nakal ya, gak boleh berantem, gak boleh jajan sembarangan, gak boleh nangis, gak boleh petakilan. Pokoknya nurut sama bunda sama bu guru ya” nasihat Dikta sembari membenarkan Jaket abu abu yang dikenakan Arsa.

“iya Ayah” kompak keduanya.

“Kakak jagain dedeknya ya, dedek juga nurut sama kakaknya, harus jadi good boy, anak anak soleh ayah”

“siap/iya ayah”

Yeri yang melihat itu tersenyum hangat, ia sangat beruntung memiliki ketiganya, mereka rasa sudah cukup bahagia hidup bersama.

“pulng sekolah nanti ayah ajakin makan malam di luar” Dikta mengusap surai hitam keduanya bergantian.

“sudah sudah ayo makan dulu rotinya, nanti terlambat” titah Yeri.

Mereka sarapan bersama lalu setelah itu berangkat sekolah.

Ini kali pertama Arsa dan Arsi memekai seragam sekolah dasar, keduanya terlihat sangat bersemangat hari ini.

Mereka berjalan kaki bersama menuju sekolah, jaraknya tidak terlalu jauh, Yeri sembari menunjukkan jalan pulang dan pergi agar keduanya mandiri jika sutau saat pergi sekolah sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ᴍʏ ꜰᴀᴠᴏʀɪᴛᴇ ᴛᴡɪɴꜱ [ꜱᴜɴᴡᴏɴ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang