25 | Bucinnya Rin

48 12 1
                                    

Ini yang baru comeback kemarin guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini yang baru comeback kemarin guys

"Gue denger, Keef juga demam. Kalian janjian?" Tanya Karin sambil sibuk mengunyah kuaci. Lalu sampahnya ia biarkan berserakan di lantai kamar Airin.

Airin merapatkan selimutnya. Lantas mendengus sebal. Ia tidak ada niatan sama sekali untuk membalas ucapan Karin. Tidak penting. Apalagi sampai membicarakan kejadian kemarin kepada kakaknya. Tidak akan.

"Hmm, gue curiga sama kalian berdua. Pasti lo ada sesuatu kan sama Keef?" Ucap Karin tak menyerah untuk membuat Airin berbicara.

"Mungkin kalian kissing?" Lanjutnya.

Wajah Airin sontak memerah. Ia berbalik menghadap Karin.

"Omongan tuh dijaga!"

"Wah, Lo marah?" Karin tertawa kecil, "Padahal gue cuma asal ngomong. Tapi, keliatannya iya, deh. "

Airin memutar bola matanya jengah. Membiarkan Karin dengan asumsinya sendiri. Ya, walaupun benar sih. Cuma Airin gengsi untuk mengakuinya. Bisa-bisa ia dibilang sudah menyukai Keef.

"Lo tuh kalau suka bilang aja. Nggak usah sok-sok mendem. Lo sendiri yang bakal rugi nantinya, " nasehat Karin.

"Jomblo diam, ya?" Ejek Airin.

"Jomblo gini banyak yang ngejar tau. "

"Iya, sih tapi om-om. "

Karin tidak tersinggung sama sekali. Airin memang bermulut pedas. Dan ucapannya tidak sepenuhnya salah. Karena semenjak Karin memutuskan bekerja di Klub, ia harus menanggung semua resikonya. Termasuk disukai oleh om-om hidung belang.

"Gimana sama orang yang katanya ngelindungin lo?" Tanya Airin.

"Belum ketemu. Susah banget kayak nyari jarum dalam jerami, " balas Karin lesu.

"Gue yakin lo pernah ketemu orang itu tapi Lo nggak sadar. Bukannya Lo sendiri yang bilang kalau orang itu selalu ngawasin Lo?"

"Hmm. " Karin membalas dengan acuh.

Tak lama, kakak kembar Rin itu pun bangkit. Sambil membersihkan sampah-sampah kuaci yang menempel di pahanya. Sambil berujar, "Gue mau pergi dulu. Mau cari kerjaan baru. "

"Lo nggak niat kuliah?" Tanya Airin. Karin sempat menoleh sebelum akhirnya menjawab, "Lo duluan. Takutnya mama nggak kuat biayain gue. "

"Lo tuh termasuk beruntung tau nggak, Kar? Udahlah Lo aman--maksud gue ada yang ngelindungin lo bahkan sampai sekarang Lo masih perawan kan? Terus di sekolahin ya walaupun cuma di datangin sama guru privat sama bos lo yang di klub itu. "

"Gue paham. Tapi, tetap aja dengan gue kerja di klub itu pandangan orang terhadap gue selalu negatif. Walaupun lo cuma nge-DJ disana, bukan minum-minum ataupun having sex, publik udah men-cap tempat itu sebagai tempat haram. " Ucap Karin.

HIRAETH✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang