< PREVIOUS >
Tangan Asyla di tarik oleh pria tersebut untuk keluar dari tempat.
Merasa kesal Asyla langsung melepasnya.
"Mau Lo apa sih?!" -Asyla
"Mau saya ... Kita turuti permintaannya"
Asyla menatap Arga tak percaya dengan yang baru saja di ucapkan oleh Arga.
"Lo waras kan? Gue gak mau" -Asyla
"Tidak ada penolakan"
***
1 Minggu Kemudian..
"Gue masih kaget Lo bakal nikah, Syl" -Salma
"Diam Lo, gue lagi kesal kenapa coba hari yang gak gue tunggu malah datang?!"
Alisya baru saja datang ke ruangan adiknya yang sudah sangat cantik. Ia tersenyum menatap adiknya.
"Kakak bakal kangen sama Lo dek" -Alisya
"Apasih kak, kaya gue mau pergi gak balik" -Asyla
Salma meninggalkan Kakak beradik tersebut untuk saling berkomunikasi.
"Kalau udah nikah jangan lupa main kerumah. Kasihan papa sama Mama udah tua juga butuh teman."
"Makanya kak, jangan telalu sibuk sama pekerjaan Lo itu"
"Dih, ngatur Lo" -Alisya
***
Selesainya pernikahan dilaksanakan, kini Asyla berada di rumah Arga yang akan menjadi rumah mereka berdua.
Asyla mengikuti Arga masuk kedalam rumah. Arga mendadak berhenti sehingga Asyla menabrak badannya.
"Kalau mau berhenti tuh bilang dong" -Asyla
"Ada yang harus saya bicarakan kepada anda" -Arga
Sampainya di ruang tamu Asyla dan Arga menatap satu sama lain.
Arga mengeluarkan selembar kertas dan pulpen untuk di serahkan ke Asyla.
"Ini kontrak pernikahan kita yang harus anda tanda tangani" -Arga
Dengan cepat tanpa membaca Asyla langsung menandatangani kertas tersebut.
"Sekarang kamar anda di sana"
"Gak usah formal bisa gak? Kalau kaya gini gue berasa lagi kerja" -Asyla
"Akan saya coba"
Arga meninggalkan Asyla yang masih terdiam.
***
Matahari yang kini sudah terbit dengan cahaya yang sangat cerah. Arga baru saja merapikan dirinya untuk berangkat kerja. Namun, ia tidak melihat Asyla.
Saat Arga ingin membuka pintu kamar Asyla .
"Sttt, gue udah bangun"
Asyla beranjak dari tempat tidurnya sekaligus merapikan rambutnya.
Merasa di perhatikan oleh Arga, Asyla langsung masuk ke kamar mandi. Betapa malunya dirinya.
Arga yang melihat tersebut hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ia masih tidak percaya bahwa sekarang ia menyandang status sebagai seorang suami.
Baru saja selesai membersihkan diri, Asyla sangat terkejut melihat Arga yang sedang berada di kamarnya.
"Kenapa kamu makan ini?" -Tegas Arga.
"Ya.. karena itu enak, emangnya Lo belum pernah makan permen?" -Asyla
Arga berdiri tepat di depan Asyla dengan jarak yang lumayan dekat. Arga menangkup wajah Asyla dan menyuruh dirinya untuk membuka mulutnya. Asyla mengikuti perintah dari Arga seperti seorang anak kecil yang menurut.
"Saya tidak suka melihat orang makan permen" -Arga
Arga meninggalkan Asyla yang masih terdiam.
***
"ASYLA!"
Asyla yang sedang menyeruput secangkir kopi di kafe dekat kampusnya, jujur saja kopi adalah minuman kesukaannya.
Davin Alexander
"Kamu ngapain disini?" -Asyla
"Sayang, aku kangen kamu" -Davin
Davin mendekap tubuh Asyla sangat erat.
"Kamu kemana aja sih?" -Davin
"Ahh itu, aku ada urusan keluarga" -Asyla
Asyla tersenyum canggung pada pacarnya, Davin.
Tanpa mereka sadari bahwa ada seseorang yang menatap mereka berdua dengan tatapan tidak suka.
Semoga kalian suka ya✨ ini hanya cerita aja loh jangan serius-serius hehe.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Him
Fiksi Penggemar"People say that everything happens for a reason, I believe that. I think everything is destiny."-Arga Dirgantara