"dia?""iya, cakep kan?"
"iya si, tapi yakin lo ngecrush-in dia? bukannya lo suka sama kak Kiran?" tanya Ryujin.
"y-ya iya? udah kaga si."
"lah ngapa?" tanya Yujin.
"kaga papa."
"sus."
"eh, gue kenal tuh orang."
"siapa?" tanya Ryujin.
"itu crushnya Wanto."
"kak, gue lebih tua dari lo ya!"
"ya udah, kak Wanto."
"asem! nama gue Wanda bukan Wanto."
"kan itu nama kesayangan, kak."
"udah udah, jadi lo kenal crush si Wanto ini siapa?" Ryujin melerai mereka, makin kesini makin kesana.
"iya, kalo ga salah namanya Arta?"
"yang bener lu."
"bener, kalo ga salah."
"paling salah."
⭐🤖
"Jina, jadi main ga?" tanya Winter.
Mereka bertiga sekarang lagi di parkiran, udah pulang. Tadi rencananya mau main ke rumah Yujin, tapi ga tau jadi atau ga.
"jadi jadi, pulang dulu ye."
"duh kalo pulang dulu males gue Na, gausa pulang dah gue." ucap Winter yang sudah berada di atas motornya.
"males apa nih?" tanya Ryujin yang sedang memakai helmnya.
"males keluar lagi atau males ketemu ortu lu?" Yujin ikut menimpali.
"haha biasa lah."
"ya udah ayo langsung ke rumah, kalo lo gimana Ra?"
"gue pulang dulu, sekalian ambil duit."
"oke."
Yujin dan Ryujin sudah menaiki kendaraan masing-masing. Yujin, Ryujin, dan Winter pun melajukan motor mereka.
Sesampainya di rumah Yujin, mereka langsung ke kamar Yujin. Orang tua Yujin lagi pergi, jadi langsung aja nyelonong ke kamar.
"minjem baju."
"iya, ambil aja."
Abis Winter ganti baju dia rebahan di samping Yujin, terus balesin chat.
"sepi banget hp gue, ga ada yang ngechat."
"ansos si lu."
"banyak temen juga ga bagus si, nanti ada yang fake."
"iya si, btw namanya bukan Arta deh, tapi Asep."
"Asep?"
"iya, dari Bandung."
"jauh banget? dia pindah?"
"jauhan juga lu. Dari informasi yang gue dapet katanya dia pindah ke Bandung itu tinggal bareng sama neneknya, terus karena neneknya udah ga ada jadinya pindah lagi kesini."