Tidak sesuai rencana, Winter ternyata menginap di rumah Asahi 2 hari. Setelah itu Winter pulang dan sedikit bertengkar dengan mamanya. Winter kembali pergi dengan membawa tas serta barang-barang penting miliknya. Pakaian juga ia bawa, untuk jaga-jaga.Winter berhenti di sebuah taman, duduk tanah yang beralaskan rumput. Di bawah pohon rindang, duduk dengan lututnya yang ia peluk, angin sepoi-sepoi menyapa kulitnya.
Ia bingung harus bagaimana, masa ia ingin menginap di rumah Asahi lagi? Ya walaupun bunda tidak masalah, malah bunda tidak ingin Winter pulang. Tapi Winter tidak enak hati, takut membuat mereka repot dan menjadi beban.
Selama Winter di rumah Asahi, Winter banyak membantu. Mulai dari mencuci piring setelah mereka ber-tiga makan, menyapu halaman dan menyiram tanaman, merapikan apapun itu yang menurutnya berantakan.
Untungnya kamar Asahi cukup rapi. Kalau dilihat-lihat mereka semakin dekat dan akrab. Winter tau, pasti Asahi tau tentang perasaannya. Karena Winter sangat menunjukkan bahwa ia menyukai Asahi.
Mulai dari memuji wajahnya, menghampiri ke kelas hampir setiap hari, menggombal pun. Menemani-nya futsal setiap hari senin dan kamis. Tapi Asahi tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa ia juga menyukai Winter.
Winter harus lebih berusaha lagi, tapi itu nanti saja. Karena masalahnya sekarang Winter bingung harus tidur dan menetap sementara dimana.
Rumah Ryujin tidak bisa, tidak muat. Yujin juga sama, kalau sehari si gapapa tapi kan Winter gatau mau berapa hari.
Aduh, jadi pusing.
"jadi gembel lah gue."
"untung uang gue masih cukup."
"bensin juga masih ada." ucapnya sambil menatap motor miliknya. Motor pemberian dari papanya.
"oke dah hari ini di rumah Jina, besok di rumah Rasha, besok lagi gatau."
Winter berdiri dan bersiap menuju rumah Yujin. Winter juga sudah mengabari akan menginap disana.
Winter tidak tau pasti, ia di usir atau ia kabur. Entahlah.
⭐🤖
Esoknya di sekolah, Winter seperti biasa pergi ke kelas Asahi. Winter tidak pergi ke kelas Karina, Winter rasa ia butuh Asahi. Ingin melihat wajah tampan itu hari ini, semoga saja itu membuat ia merasa lebih baik.
"Aksa?"
"iya Wan, kenapa?"
Winter duduk di bangku depan meja Asahi, "gapapa cuma mau liat muka lo aja."
Asahi mengedarkan pandangannya, "oh gitu."
"eh Sa, lo tau ga si?"
"apa?"
"I can tell the world that I love you"
Asahi tertawa, "then, tell it"
Winter berdiri dari duduknya, mendekati Asahi lalu membisikan sesuatu, "I love you" Winter kembali duduk.
"kenapa berbisik di telinga gue?"
"cause u are my world!"
Asahi tetep stay cool, walau hatinya ga karuan. Winter sangat berbahaya bagi kesehatan hatinya.
"oke."
"eh Sa, boleh minta waktunya?"
"iya ini udah."
"minta waktunya seumur hidup."
Asahi kembali tertawa, "ga bisa gombal, soalnya lo cocoknya di seriusin."